Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi penderita diabetes yang akan melakukan pencabutan gigi darurat. Bagi pasien diabetes, ada strategi perawatan sistematis sebelum maupun sesudah cabut gigi untuk menjamin keamanan. Salah satunya memastikan kadar glukosa darah normal sebelum pencabutan gigi.
Nah, sebelum memutuskan untuk melakukan pencabutan gigi, Diabestfrined ada baiknya mempertimbangkan faktor-faktor di bawah ini.
Masalah Gigi dan Mulut Penderita Diabetes
Sebelum membahas cabut gigi pada orang dengan diabetes, harus disadari bahwa diabetes membawa konsekunsi beberapa masalah gigi dan mulut, di antaranya:
1. Infeksi dan hiperglikemia
Penderita diabetes memiliki risiko infeksi jauh lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki diaetes. Hal ini karena ada gangguan imun pada penderita diabetes. Tindakan apapun pada gigi, termasuk perawatan saluran akar atau cabut gigi, berisiko menyebabkan infeksi lanjutan jika kadar gula darahnya tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi dan infeksi ibarat lingkaran yang tidak terputus. Infeksi meningkatkan kadar gula darah. Glukagon dan kortisol dilepaskan saat stres, yang menyebabkan hati melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah. Akibatnya, kadar gula darah meningkat. Sebaliknya kadar gula darah tinggi akan memicu risiko infeksi.
Mengapa orang dengan diabetes rentan infeksi, termasuk infeksi setelah cabut gigi? Dehidrasi lazim terjadi pada penderita diabetes, dan menyebabkan penurunan produksi air liur yang biasanya membantu melawan infeksi di rongga mulut. Penurunan air liur mengganggu keseimbangan pH mulut dan meningkatkan risiko infeksi, termasuk infeksi jamur kandidiasis. Infeksi bisa menjadi lebih parah, sehingga memerlukan perawatan medis dan bahkan rawat inap jika infeksinya menyebar.
2. Penyakit periodontal
Orang dengan diabetes rentan mengalami penyakit pada gusi atau penyakit periodontal. Pada masalah periodontal, sirkulasi darah yang tidak memadai menyebabkan stasis karena kekurangan oksigen. Akibatnya, gigi mudah goyang dan tanggal. Usia gigi penderita diabetes juga lebih pendek dibandingkan orang tanpa diabetes.
3. Keropos tulang rahang dan gigi tanggal
Ada risiko peningkatan osteonekrosis rahang pada pasien diabetes yang berusia lanjut. Jaringan kompleks dan lunak yang menghubungkan gigi ke rahang memburuk karena penurunan aliran darah yang disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa.
Pencabutan gigi pada pasien penderita diabetes
Kapan pun pasien diabetes memerlukan pencabutan gigi, dokter akan selalu meminta laporan kadar gula darah pasien. Jika kadar gula darah meningkat, luka pasca cabut gigi mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.
Jika gula darah tidak diatur, terdapat bahaya sitokin, protein yang berpotensi merusak, akan menumpuk di jaringan gingiva, sehingga menghambat protein pertumbuhan yang diperlukan untuk menyembuhkan luka. Selain itu, gula darah tinggi mengganggu pembekuan darah, membuat prosedur perawatan gigi lebih sulit untuk disembuhkan.
Tips bagi yang akan cabut gigi adalah meminum obat antidiabetes dengan benar sebelum ekstraksi agar gula darah mencapai tingkat yang optimal. Setelah pencabutan, sangat penting untuk menjaga tingkat glukosa darah yang sehat agar dapat pulih dengan cepat. Jika kadar glukosa darah terkontrol pada penderita diabetes, jaringan gingiva akan merespon dengan baik setelah pencabutan gigi.
Selain itu pastikan kebersihan mulut terjaga selama merencanakan dan melakukan pencabutan gigi. Penderita diabetes harus berhati-hati, karena pencabutan gigi bisa menyebabkan gusi mengalami infeksi. Infeksi ini dapat menyebabkan hiperglikemia dan mobilisasi asam lemak sehingga mengakibatkan asidosis. Selain itu, penyakit-penyakit ini akan menyulitkan pasien mempertahankan kadar gula darah yang normal
Pasca Pencabutan Adalah Masa Kritis
Bahaya utama bagi pasien diabetes dengan peningkatan kadar glukosa yang melakukan pencabutan gigi bukan pada tindakannya, melainkan di masa perawatan sesudahnya. Penyembuhan mungkin melambat, soket (area bekas gigi dicabut) menjadi kering dan berisikoi infeksi, dan terdapat risiko osteomielitis. Dan jika diabetes dibarengi dengan hipertensi, dampaknya jauh lebih buruk. Jadi ingat , komplikasi dapat terjadi setelah pencabutan.
Insulin yang tidak mencukupi memperlambat proses penyembuhan, memberikan lebih banyak waktu bagi jamur dan kuman untuk bersembunyi di dalam soket yang hangat dan lembab.
Pencegahan
Kadar glukosa darah yang aman untuk dilakukan pencabutan gigi adalah 180 mg/dl. Kadar glukosa yang lebih tinggi akan membahayakan. Jadi lebih baik tunda cabut gigi sampai kadar gula darah dalam rentang aman daripada menyesal.
Konsultasikan dengan klinik gigi lebih sering jika Anda penderita diabetes dan menderita sakit gigi. Perawatan yang tepat diperlukan untuk memastikan prognosis yang baik.