Nyeri punggung kerap dianggap gejala normal untuk orang yang berusia di atas 40-50 tahun. Nyeri pungung bisa berasal dari gangguan saraf di tulang belakang, biasanya ditandai dengan nyeri yang menjalar ke kaki.
Pada awalnya, nyeri punggung mungkin tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari, dan bisa diatasi dengan minum obat pereda nyeri. Namun, jika tidak ditangani di sumbernya, maka nyeri bisa kembali dan semakin lama bisa meningkat skala nyerinya hingga menyebabkan aktivitas harian terganggu.
Dijelaskan dr. Danu Rolian SpBS, FINSS, FINPS, dokter spesialis bedah saraf dari Sigma Brain and Spine Center, RS Jakarta, jangan menunggu sakit punggung menjadi parah baru cek ke dokter.
“Begitu mengalami sakit punggung, segera ke dokter. Nanti dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh mengenai penyebab dan bagaimana mengatasinya secara efektif. Karena tidak semua nyeri punggung bisa diatasi dengan obat pereda nyeri,” ujar dr. Danu dalam pertemuan dengan media di Jakarta, 13 Februari 2025.
Tanda Nyeri Punggung yang Perlu Tindakan Medis
Lebih lanjut dr. Danu menambahkan bahwa sakit pinggung atau punggung bawah tidak boleh diabaikan dan harus segera dilakukan pemeriksaan ke dokter jika disertai salah satu atau beberapa gejala berikut:
- susah buang air besar (konstipasi atau tidak bisa menahan BAB)
- sakitnya semakin hari semakin berat
- mengganggu aktivitas kerja
- disertai kelemahan kaki dan tangan
- pasa pria ada gejala disfungsi ereksi
“Nyeri punggung disertai gejala di atas bisa jadi butuh penanganan lebih lanjut, karena mengarah pada saraf kejepit atau HNP (Hernia nukleus pulposus). Ini adalah kondisi ketika bantalan ruas tulang belakang bergeser dan menekan saraf tulang belakang dan menimbulkan nyeri,” jelas dr. Danu.
Dulu, operasi saraf kejepit dilakukan dengan bedah terbuka. Tindakan invasif ini ditakuti oleh hampir semua pasien karena memang risikonya cukup besar. Antara lain risiko infeksi, pemulihan lebih lama, dan juga efek samping pasca operasi karena tindakan yang tidak presisi.
Teknik BESS Plus, Mengurangi Komplikasi Pasca Operasi
Kini operasi saraf kejepit sudah bisa dilakukan dengan metode minimal invasif yaitu BESS (Biportal Endoscopic Spine Surgery), metode endoskopi tulang belakang yang dilakukan hanya dengan dua sayatan kecil. BESS bahkan sudah dikembangkan menjadi BESS Plus. PLUS singkatan dari Preservation of Ligamentum FlavUmS, ligamentum yang membentang di sepanjang ruas tulang belakang yang bersifat elastis.
Ligamentum flavum memiliki beberapa peran penting, antara lain menjaga pergerakan ruas tulang belakang (saat membungkuk dan lainnya) dan melindungi ruas tulang belakang agar tidak melakukan gerakan berlebihan.
“BESS PLUS bekerja dengan cara membebaskan atau melepaskan kompresi (jepitan/tekanan) pada saraf tulang belakang. Teknik ini memungkinkan pandangan dokter lebih jelas dan luas untuk manuver instrumen yang lebih baik di ruang terbatas sehingga lebih presisi, lebih mudah mengakses sisi yang berlawanan atau dari segala arah dan hasilnya tulang belakang tetap stabil karena ligamentum flavum terjaga dengan baik,” papar dr. Danu.
Bagi pasien, teknik BESS PLUS ini lebih menguntungkan karena kerusakan jaringan lebih minimal, durasi operasi lebih singkat, nyeri pasca operasi juga lebih ringan, dan masa pemulihan lebih cepat.
“Komplikasi pasca operasi diminimalisasi karena kita tidak menyentuh dura, yaitu selubung saraf di mana di dalamnya berisi air yang bersirkulasi di sepanjang jaringan saraf. Teknik BESS PLUS ini bisa menghindari robekan pada dura, yang bisa terjadi dengan operasi terbuka. Kalau dura sampai robek, maka luka sulit sembuh karena ada kebocoran ini, kemudian ada potensi masuknya kuman dan menjadi infeksi meningitis dan meningosefalis yang berbahaya untuk pasien,” jelas dr. Danu.
Operasi yang bisa ditangani dengan BESS PLUS
Selain untuk mengatasi saraf kejepit, ada beberapa gangguan saraf di tulang belakang yang bisa ditangani dengan BESS PLUS, di antaranya:
- Stenosis atau penyempitan rongga/ruang di tulang belakang
- Radikulopati atau saraf terjepit
- Spondilosis atau penyakit degeneratif pada tulang belakang,
- Taji tulang atau bone spur (osteofit)
- Penebalan sendi facet
- Pemasangan implan pada ruas tulang belakang.
- Dapat meredam pendarahan.
- Penebalan jaringan yang kemungkinan menjepit saraf.
Sayangnya belum semua rumah sakit di Indonesia bisa melakukan tindakan BESS PLUS. Sigma Brain and Spine Center, RS Jakarta, salah satu pelopor dalam metode ini dengan tim yang kompeten di bidangnya. (AY)