Penyakit miastenia gravis ditandai dengan adanya kelemahan dan kelelahan. Kelemahan otot terjadi seiring dengan penggunaan otot secara berulang, dan semakin berat dirasakan di akhir hari. Gejala ini akan menghilang atau membaik dengan istirahat.
Kelompok otot-otot yang melemah pada penyakit miastenia gravis memiliki pola yang khas. Pada awal terjadi, otot kelopak mata dan gerakan bola mata akan diserang lebih dahulu. Akibat dari kelumpuhan otot-otot tersebut, muncul gejala berupa penglihatan ganda (melihat benda menjadi dua atau disebut diplopia) dan turunnya kelopak mata secara abnormal (ptosis).
Miastenia gravis dapat menyerang otot-otot wajah, sehingga menyebabkan penderitanya menggeram saat berusaha tersenyum serta penampilan yang seperti tanpa ekspresi. Penderita juga akan merasakan kelemahan saat mengunyah dan menelan makanan, sehingga berisiko timbulnya regurgitasi (naiknya makanan dari kerongkongan atau lambung, tanpa rasa mual maupun kontraksi otot perut yang kuat) dan aspirasi.
Selain itu, terjadi gejala gangguan dalam berbicara, yang disebabkan kelemahan dari langit-langit mulut dan lidah. Sebagian besar penderita miastenia gravis akan mengalami kelemahan otot di seluruh tubuh, termasuk tangan dan kaki.