Insulin merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk mengontrol gula darah pada penderita diabetes baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Saat ini di Indonesia, terdapat jenis insulin yang dikelompokkan berdasarkan asalnya insulin dan lama kerjanya.
Berdasarkan asalnya Insulin dibedakan menjadi 2 yaitu:
Insulin Manusia: Memiliki cara kerja yang mirip dengan insulin manusia yang di produksi oleh tubuh manusia.
Insulin Analog : subkelompok insulin manusia. Insulin analog dikembangkan di laboratorium tetapi diubah secara genetik untuk membuat insulin yang bekerja lebih cepat atau bentuk kerja yang lebih seragam.
Baca juga: Terapi Insulin pada Penyandang Diabetes
Berdasarkan lama kerjanya, insulin dibagi menjadi 6, yaitu :
Jenis Insulin |
Lama Kerja |
Contoh sediaan insulin |
Insulin Analog Kerja Cepat |
4 - 6 jam |
Insulin Lispro, Insulin Aspart, Insulin Gluisin |
Insulin Manusia kerja Pendek |
6 – 8 Jam |
Humulin R, Actrapid |
Insulin Manusia Kerja Menengah |
8 – 12 Jam |
Humulin N, Insulartad |
Insulin Analog Kerja Panjang |
12 – 24 Jam |
Insulin Glarglin , Insulin Detemir |
Insulin Analog Kerja Ultra Panjang |
sampai 48 jam |
Degludec, Glarglin U300 |
Insulin Manusia campuran |
3 – 12 jam |
70 / 30 Humulin, 7- / 30 Mixtard |
Insulin Analog Campuran |
4 – 6 jam |
70 / 30 Novomix |
Baca juga: Insulin Formula Baru “2-in-1” Lebih Memudahkan Pasien
Cara Kerja Insulin Berdasarkan Lama Kerjanya
Nah, dari jenis-jenis insulin berdasarkan lama kerjanya, berikut ini cara kerja masing-masing.
1.Insulin kerja cepat (rapid acting insulin)
Sering disebut rapid acting insulin. Sesuai namanya, insulin jenis ini hanya butuh waktu 15 menit setelah penggunaan untuk menurunkan kadar gula darah pasien.Peak atau puncak kerjanya terjadi sekitar 1 jam setelah disuntikkan dan bertahan selama 4-6 jam.
Insulin kerja cepat ini biasanya digunakan lebih dari sekali sehari. Insulin jenis ini biasanya digunakan untuk mengontrol kadar gula darah pasien yang naik setelah makan. Biasanya dianjurkan pula untuk digunakan 15 hingga 30 menit sebelum makan.
2. Insulin kerja pendek (short acting insulin)
Insulin kerja pendek memiliki onset kerja 30 menit dan mencapai puncak kerja 2 hingga 3 jam setelah diinjeksi. Durasi kerjanya sedikit lebih lama daripada rapid acting insulin, yaitu sekitar 6 hingga 8 jam.
3. Insulin kerja menengah (Intermediate acting insulin)
Saya jenis ini agak jarang digunakan dalam praktik klinis. Insulin jenis ini perlu waktu 2 hingga 4 jam sejak diinjeksi, untuk dapat menurunkan gula darah dan bertahan di dalam tubuh hingga 12 sampai 18 jam.
4. Insulin kerja panjang (Long acting insulin).
Mungkin Diabestfriend sudah bisa menebak bahwa dari namanya insulin jenis ini bertahan paling lama dalam tubuh. Yup, durasi kerjanya hingga 24 jam! Bahkan yang berjenis insulin kerja ultrapanjang bisa bertahan sampai 48 jam.
Inuslin ini cukup digunakan satu kali dalam sehari. Namun, insulin jenis ini butuh waktu beberapa jam untuk dapat menurunkan kadar gula darah. Biasanya dianjurkan disuntik pada pagi hari atau malam sebelum tidur.
Insulin mana yang paling sesuai untuk masing-masing pasien, tentunya dokter yang akan menentukan, dengan melihat kondisi pasien. Edukasi sangat penting sebelum memulai terapi insulin. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan sebelum memulai terapi insulin. Jika ingin tahu lebih banyak seputar terapi insulin untuk diabetesi, Diabestfriend bisa download Aplikasi Teman Diabetes, cukup dengan scan QR kode berikut:
Baca juga: Lebih Baik Suntik Insulin atau Minum Obat?
Sumber :
1. Pedoman Pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019 ( PB PERKENI)
2. https://www.diabetes.co.uk