Ada saja hal baru yang dilakukan si Kecil dan membuat kita terkejut. Misalnya, dari tubuh sekecil itu bisa menghasilkan suara kentut yang besar dengan frekuensi yang sering. Namun, apa benar si Kecil jadi suka buang gas jika sering menyusu? Berikut jawabannya, Mums.
Kenapa Bayi Bisa Kentut?
Setelah lahir, si Kecil akan mengalami lonjakan pertumbuhan yang luar biasa atau biasa disebut juga growth spurt. Pada tahun pertama, bobot tubuhnya bisa mencapai 3 kali lipat berat lahirnya. Untuk tumbuh sebanyak dan secepat itu, maka si Kecil membutuhkan banyak nutrisi.
Sayangnya, sistem pencernaan bayi masih berkembang. Makanan yang ia konsumsi, dalam hal ini ASI atau susu, jadi belum mampu diuraikan dengan benar. Gerakan otot usus untuk memindahkan makanan masih dalam status “under construction”, sehingga belum bekerja secara optimal. Akibatnya, proses untuk mencerna susu menghasilkan gas tambahan yang terperangkap di usus bayi. Inilah yang membuat si Kecil bisa kentut secara berlebihan.
Selain dari faktor sistem pencernaan yang belum matang, ada alasan lain mengapa si Kecil sering kentut. Beberapa di antaranya:
Baca juga: Darimana Kentut Berasal?
1. Menelan terlalu banyak udara
Bayi umumnya cenderung menelan udara lebih banyak dibandingkan anak-anak atau orang dewasa. Hal ini ini bisa terjadi saat:
- Pelekatan menyusui kurang tepat
Pelekatan yang baik adalah ketika seluruh mulut si Kecil masuk ke seluruh areola dan bibir menutup sempurna, sehingga minim celah yang menjadi jalan masuk udara. Sementara jika pelekatan salah, mulut bayi cenderung banyak terbuka ketika menyusu dan banyak udara yang ditelannya seiring proses mengisap ASI.
- Menggunakan botol susu
Aliran susu di dalam botol sudah jelas sangat beda dengan aliran susu saat menyusu dari payudara. Jika si Kecil harus disusui via botol, bisa saja susu mengalir terlalu cepat, sehingga membuatnya harus menelan susu secara cepat dan menelan udara lebih banyak.
- Menangis terlalu lama atau sering
Akibat nyeri tumbuh gigi, takut ditinggal Mums (separation anxiety), atau jika kebutuhannya tidak ditanggapi secara cepat, si Kecil menangis cukup lama dan menghirup napas dalam lebih sering. Di sinilah udara banyak masuk ke dalam perut dan menjadi gas.
- Tertawa berlebihan
Walau tawa si Kecil sangat menggemaskan, Mums tak perlu menstimulasi secara berlebihan agar si Kecil terus tertawa. Pasalnya ketika tertawa, si Kecil menghirup udara lebih banyak dibanding ketika melakukan aktivitas lain.
2. Ketidakseimbangan bakteri dalam tubuh
Probiotik merupakan kumpulan bakteri baik yang akan membantu memproses nutrisi dari makanan yang dimakan bayi. Protein, lemak, atau karbohidrat tertentu yang ditemukan dalam ASI dan susu formula bisa sulit dicerna bayi sampai ia memiliki semua flora usus yang diperlukan.
Namun seiring usia, jumlah probiotik dan prebiotik (makanan untuk menunjang pertumbuhan probiotik) akan terus bertambah, sehingga masalah pencernaan yang umum terjadi pada bayi, termasuk kentut berlebihan, akan berkurang dan berhenti.
Baca juga: Ternyata Menghirup Kentut Ada Manfaatnya bagi Kesehatan!
3. Kesulitan memproses laktosa dalam jumlah normal atau tinggi
Laktosa adalah protein yang ditemukan dalam ASI. Jika si Kecil tidak dapat mencerna laktosa sepenuhnya, dapat menyebabkan terbentuknya gas di dalam usus secara berlebihan. Kondisi ini bisa terjadi pada beberapa bayi yang mengalami intoleransi laktosa atau Defisiensi Laktosa Transien (Transient lactose intolerance), yang berarti kesulitan untuk memecah jumlah laktosa secara normal.
Kondisi ini juga bisa terjadi walau si Kecil tidak mengalami intoleransi laktosa. Jika si Kecil banyak menyusu, sistem pencernaan bayi sering tidak dapat sepenuhnya memproses jumlah laktosa yang tinggi, sehingga menyebabkan terbentuknya gas dan menyebabkan ia buang angin lebih sering.
4. Mulai makan makanan padat
Belajar makan makanan padat, biasa disebut Makanan Pendamping ASI (MPASI), merupakan sebuah milestone penting untuk si Kecil. Fase baru ini juga menyebabkan perubahan besar pada sistem pencernaan si Kecil, yang sebelumnya terbiasa hanya minum susu. Tak heran, si Kecil bisa saja mengalami beberapa tanda gangguan pencernaan, termasuk sering kentut. Untungnya, si Kecil akan menyesuaikan diri dengan pola makan baru ini dalam beberapa bulan.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Ketika perut si Kecil kembung dan membuatnya tak nyaman, bisa saja ia akan cenderung lebih rewel dan susah tidur. Untuk mengurangi gas di dalam perutnya, ada beberapa cara mudah yang bisa Mums lakukan, di antaranya:
- Rutin sendawakan bayi setelah menyusu.
- Gerakkan tubuh bagian bawah si Kecil untuk membantu mengeluarkan gas yang terperangkap di usus. Dua gerakan yang bisa Mums lakukan adalah tekuk lutut si Kecil dan letakkan di perut selama beberapa detik. Mums juga bisa menggerakkan kakinya seperti sedang mengayuh sepeda. Lakukan kedua gerakan ini selama beberapa kali dalam sehari.
- Gendong si Kecil dalam posisi tegak.
- Mandikan si Kecil dengan air hangat.
- Setelah mandi air hangat, pijat lembut perut si Kecil.
- Tengkurapkan bayi (tummy time). Tekanan pada area perut dapat membantu mendorong gas melalui sistem pencernaan.
- Posisikan botol susu horizontal agar aliran susu tidak terlalu cepat dan si Kecil mengisap susu secara perlahan. (AS)
Baca juga: Apakah Kamu Tetap Bisa Kentut Saat Sedang Tidur?
Sumber
The Asian Parent. Why Babies Fart?
Children for Children. Baby Fart.