Ada banyak faktor risiko obesitas dan diabetes tipe 2, seperti kelebihan berat badan, genetik, usia, kurang aktivitas, merokok, pola makan, dan lainnya. Terkait makan, bukan cuma jumlah makannya, cara makan juga berpengaruh. Benarkah makan cepat bikin gemuk dan diabetes?
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih cepat memiliki risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi ketimbang orang yang makan lebih lambat. Tidak semua penelitian hasilnya konsisten, namun menurut literatur makan lebih cepat juga lebih cepat meningkatkan kadar gula darah.
Berikut penjelasan lebih jauh tentang apakah makan cepat bikin gemuk dan diabetes!
Baca juga: Awas Kolesterol, Berikut Pilihan Daging yang Aman untuk Penderita Diabetes
Kenapa Makan Cepat Bikin Gemuk dan Diabetes?
Masih sedikit informasi yang ditemukan tentang apa penyebab tepat kecepatan makan bisa memengaruhi kadar gula darah, namun ahli punya teori terkait hal ini. Kita mungkin akan makan lebih cepat ketika sedang lapar, sehingga bisa memengaruhi jumlah makanan yang kita makan juga.
Jika jarak antar waktu makan kita terlalu lama, maka bisa menyebabkan kadar gula darah rendah, sehingga mendorong kita untuk makan cepat. Hal ini kemudian bisa menyebabkan peningkatan drastis kadar gula darah secara tiba-tiba.
Lama kelamaan, kadar gula darah tinggi akan meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Selain itu, makan terlalu banyak juga meningkatkan risiko kita makan terlalu banyak, sehingga juga meningkatkan risiko obesitas.
Tapi meskipun beberapa penelitian menemukan hubungan antara makan cepat dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2, tidak ada bukti jika hal tersebut secara langsung menyebabkan diabetes. Makan cepat mungkin memengaruhi perkembangan diabetes, namun belum terbukti menjadi penyebab langsung diabetes.
Baca juga: Perbanyak Makan Apel dan Buah Beri, Kurangi Rsiko Diabetes 28 Persen
Manfaat Makan Lebih Lambat
Menurut ahli, makan lebih lambat dapat membantu mencegah makan terlalu banyak, sehingga baik khususnya jika Kamu sedang berupaya untuk menurunkan berat badan. Namun, kecepatan makan tidak ada pengaruhnya kalau makanan yang Kamu konsumsi sudah dibatasi porsinya.
Selain itu, makan lebih lambat juga membantu mencegah masalah pencernaan. Saat makan lebih cepat, kita cenderung lebih banyak menelan udarah, sehingga gas di saluran pencernan juga akan lebih banyak. Hal ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Makan lebih lambat juga memudahkan tubuh untuk mencerna dan menyerap makanan. Pasalnya kalau makanan dikunyah lebih lama, tugas saluran pencernaan dalam mencernanya juga lebih ringan.
Baca juga: Dampak Berat Badan Lahir Rendah, Berisiko Diabetes Saat Dewasa
Apakah Perlu Mulai Perhatikan Kecepatan Makan?
Penting untuk diketahui bahwa meskipun lebih memerhatikan kecepatan makan itu baik, makan lebih lambat bukan berarti dapat menurunkan risiko terkena beberapa penyakit, seperti diabetes dan obesitas. Pasalnya penyakit ini juga sangat dipengaruhi oleh genetik dan faktor lainnya.
Namun, selain faktor makan cepat bisa membuat jumlah makanan yang dikonsumsi cenderung lebih banyak, makan lebih lambat juga sebenarnya bisa membuat aktivitas makan lebih menyenangkan dan menenangkan. Kamu bisa lebih rileks dan santai saat sedang makan.
Sumber:
Very Well Health. How Fast vs. Slow Eating Affects Your Blood Sugar. Januari 2024.
Sami W, Ansari T, Butt NS, Hamid MRA. Effect of diet on type 2 diabetes mellitus: a review. Int J Health Sci (Qassim). 2017;11(2):65-71.
Gudi SK. Eating speed and the risk of type 2 diabetes: explorations based on real-world evidence. Ann Pediatr Endocrinol Metab. 2020;25(2):80-83. doi:10.6065/apem.2040028.014
National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. What is diabetes?.
Argyrakopoulou G, Simati S, Dimitriadis G, Kokkinos A. How important is eating rate in the physiological response to food intake, control of body weight, and glycemia?. Nutrients. 2020;12(6):1734. doi:10.3390/nu12061734