Penyakit

Endometriosis adalah gangguan pada sistem reproduksi wanita yang terjadi pada rahim atau uterus. Dalam siklus menstruasi normal setiap bulannya, dinding rahim atau endometrium akan menebal untuk mempersiapkan proses menempelnya telur yang sudah dibuahi.

Apabila tidak terjadi pembuahan, maka endometrium akan luruh dan keluar dalam bentuk darah menstruasi atau haid. Endometriosis terjadi ketika jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, misalnya di saluran tuba falopi, ovarium, atau di lokasi lain di sekitar rongga pelvis atau rongga perut.

Biasanya endometriosis terjadi pada wanita di usia produktif dan terkait dengan adanya masalah hormon reproduksi. Meskipun tidak berbahaya, endometriosis dapat menimbulkan rasa tidak nyaman hingga nyeri, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Ketahui Beda Kista, Miom, dan Endometriosis, Agar Tidak Keliru Lagi!

Endometriosis tidak dapat dicegah, karena penyebab kondisi ini belum diketahui secara pasti.

Gejala yang umum dirasakan penderita endometriosis antara lain:
1. Nyeri di sekitar perut bagian bawah.
2. Nyeri hebat ketika menstruasi.
3. Perdarahan yang tidak normal ketika menstruasi.
4. Perdarahan atau flek di antara periode menstruasi.
5. Kesulitan untuk hamil.

Baca juga: Wanita, Jangan Anggap Sepele Endometriosis!

Penyebab secara pasti dari kondisi ini belum diketahui. Ada teori yang menyampaikan bahwa endometriosis dapat terjadi karena pengaruh genetis. Teori lain menyebutkan bahwa ada masalah pada menstruasi, yaitu darah menstruasi tidak dibuang keluar namun terkumpul pada organ di sekitar pelvis.

Beberapa teori lain, seperti masalah pada sistem kekebalan tubuh dan penyebaran sel endometriosis melalui sistem limfatik juga pernah disampaikan. Namun, teori-teori tersebut tidak dapat secara penuh menjelaskan bagaimana terjadinya endometriosis.

Untuk mendiagnosis endometriosis, dokter akan melakukan pemeriksaan meliputi pertanyaan yang detail seputar gejala yang timbul, siklus menstruasi, riwayat kesehatan, dan kemungkinan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan area pelvis untuk memastikan lokasi endometriosis, termasuk pemeriksaan organ intim menggunakan USG atau dengan prosedur laparoskopi.

Dikarenakan penyebabnya belum diketahui secara pasti, maka belum ada pengobatan secara akurat yang dapat menyembuhkan endometriosis. Namun, ada beberapa langkah terapi yang dapat mengurangi gejala yang mengganggu seperti:

1. Terapi nyeri
   Nyeri yang muncul sebagai gejala endometriosis terkadang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, sehingga penggunaan obat-otatan penekan rasa nyeri bisa sangat membantu. Penggunaan obat golongan NSAIDs atau golongan opiat dapat digunakan sesuai anjuran dokter.
2. Terapi hormon
   Terapi hormon dikatakan dapat menurunkan keparahan lesi endometrium dengan menekan kadar estrogen yang memicu pertumbuhan endometrium. Dengan terapi hormon tersebut, diharapkan dapat mengurangi gejala yang dirasakan penderita endometriosis.
3. Pembedahan
   Pembedahan atau tindakan operasi dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan endometriosis, sehingga diharapkan mengurangi rasa tidak nyaman akibat endometriosis. 

Baca juga: Endometriosis saat Hamil, Apa yang Perlu Diketahui?