Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang sekarang tidak kenal musim, alias ada sepanjang tahun. Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat kumulatif kasus DBD di Indonesia sampai dengan minggu ke-33 tahun 2024 adalah sebanyak 181.079 kasus dengan 1.079 kematian, lebih tinggi dibandingkan jumlah keseluruhan kasus sepanjang tahun 2023 yaitu 44.438 kasus DBD dengan 322 kematian.

 

Dipaparkan dr. Anas Ma'ruf, MKM, Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, Indonesia menghadapi beban yang signifikan yang disebabkan oleh DBD, dengan ribuan kasus yang dilaporkan setiap tahun.

 

Di mana kasus tertinggi DBD tahun ini? Ternyata ada di Jawa Barat. Hingga awal September, tercatat 47.525 kasus DBD dengan 286 kematian. Hal inilah salah satunya yang melatarbelakangi kegiatan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ diselenggarakan di kota Bandung pada 7 September 2024.

 

Perumahan yang Padat Berisiko Tinggi DBD

 

 

Dr. R. Vini Adiani Dewi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, memaparkan, “Di Provinsi Jawa Barat, kami terus menghadapi tantangan serius dalam mencegah dan mengendalikan DBD. Setiap tahun, banyak warga terkena dampak penyakit ini, terutama di daerah-daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi,” jelasnya.

 

Menurut dr. Vini, upaya maksimal sudah dilakukan yang selaras dengan startegi nasional pengendalian DBD dari Kementerian Kesehatan, yaitu pengendalian vektor dan peningkatan kesadaran masyarakat.

 

“Namun, pencegahan DBD bukan hanya tugas pemerintah, ini adalah tanggung jawab kita bersama. Melalui kolaborasi dengan pemerintah pusat, kami berkomitmen menurunkan angka kasus dan kematian akibat DBD di Jawa Barat. Strategi ini mencakup pendekatan terpadu yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Untuk itu, kami mengajak seluruh warga Jawa Barat turut aktif dalam pencegahan DBD melalui praktik 3M Plus dan memanfaatkan inovasi vaksin DBD demi kesehatan dan keselamatan bersama,” lanjut dr. Vini.

 

dr. Anas menambahkan, strategi nasional yang komprehensif untuk memerangi penyakit DBD berfokus pada penguatan sistem surveilans, pengendalian vektor, dan pemberdayaan masyarakat. “Melalui Strategi Nasional Pengelolaan Dengue 2021-2025, kami menetapkan target menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat DBD secara berkelanjutan.

 

“Perlindungan menyeluruh sangat penting, mengingat risiko DBD yang mengancam semua orang tanpa terkecuali. Kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD menjadi bagian terintegrasi dari upaya ini, memberikan edukasi dan solusi preventif yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Dengan kerjasama antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dari DBD.”

 

Miskonsepsi DBD masih Banyak Ditemui

Sementara itu, dr. Buti A. Azhali, SpA, MKes, dokter spesialis anak yang menjadi pembicara dalam talk show mengatakan, “Masih banyak miskonsepsi seputar DBD yang beredar di masyarakat. Sebagian orang yang pernah terinfeksi DBD beranggapan bahwa mereka sudah kebal. Tidak akan terinfeksi lagi. Padahal, karena adanya 4 serotipe virus dengue, infeksi DBD bisa berulang, bahkan berisiko lebih parah. Oleh karena itu, memastikan perlindungan yang lebih baik melalui langkah-langkah pencegahan yang tepat sangatlah penting, salah satunya melalui metode vaksinasi.”

 

Saat ini, vaksin DBD yang tersedia dapat diberikan kepada kelompok usia 6-45 tahun dan telah direkomendasikan penggunaannya oleh beberapa asosiasi medis, termasuk oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak usia 6-18 tahun, dan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun.

 

“Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. Namun demikian, untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi harus dilakukan secara lengkap sesuai dosis yang dianjurkan. Terkait dengan pemberian vaksin secara bersamaan dengan vaksin lain, tentunya masyarakat perlu berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter tentang hal tersebut,” tutup dr. Buti.

 

“Langkah Bersama Cegah DBD”, bagian dari kampanye #Ayo3MPlusVaksinDBD yang merupakan salah satu kemitraan antara PT Takeda Innovative Medicines dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan pemerintah dan pemangku kepentingan setempat. Bandung menjadi kota ketiga diselenggarakannya ‘Langkah Bersama Cegah DBD’ setelah Surabaya dan Jakarta.

 

Rangkaian “Langkah Bersama Cegah DBD” yang diselenggarakan di Mall Paskal, Bandung, menghadirkan beberapa kegiatan edukasi seputar DBD dan upaya pencegahannya dari tanggal 6-8 September 2024.

 

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan, “DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa yang dapat menjangkit siapa saja. Di Indonesia, semua orang berisiko terkena DBD sepanjang tahun, terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup mereka. Selain itu, anak sekolah dan orang dewasa yang bekerja adalah yang paling rentan terinfeksi, dan yang memprihatinkan, DBD menjadi salah satu penyebab utama kematian pada anak-anak. Untuk mengatasi hal ini, Oleh karena itu, kami sangat bersemangat menyelenggarakan ‘Langkah Bersama Cegah DBD’, dari satu kota ke kota lainnya, menyerukan agar kita menjadi lebih proaktif dan bersatu dalam memerangi DBD.”

 

Andreas menambahkan, “Di Takeda kami berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang bagi pemerintah, tenaga kesehatan, swasta, serta para pemangku kepentingan lainnya, dalam melawan DBD di Indonesia, baik melalui pencegahan inovatif kami maupun lebih dari itu. Kami percaya, melalui sinergi yang kuat antara pihak swasta, pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat setempat, kita dapat membuat perubahan. Bersama, kita akan mampu menjadikan DBD bukan lagi penyakit yang menakutkan, dan menciptakan Kota Bandung bebas DBD dengan menjaga implementasi 3M Plus serta mempertimbangkan metode perlindungan lain yang inovatif.”

 

Salah satu pengisi acara pada tanggal 7 September 2024, Marc Klok, Gelandang Tengah dan Kapten Klub Liga 1, Persib Bandung, menyampaikan, “Sekarang saya merasa tenang, memiliki peace of mind, karena telah mendapatkan perlindungan yang optimal dari DBD. Untuk itu, tunggu apa lagi? Ayo mengambil langkah yang sama, agar mendapatkan perlindungan bagi diri sendiri dan keluarga dari ancaman DBD.”

 

Tidak hanya Marc Klok, kegiatan “Langkah Bersama Cegah DBD” yang menyasar lebih dari 1.500 peserta ini, juga mendapatkan dukungan dari public figure lainnya seperti Ricky Harun dan Fitri Tropica. (AY)