Penggunaan
Terbutalin adalah obat yang digunakan untuk mengobati atau mencegah bronkospasme. Bronkospasme sendiri adalah kondisi sesak napas atau kesulitan bernapas pada penderita asma, bronkitis, dan emfisema (kondisi kantong udara di paru-paru hancur secraa bertahap dan menyebabkan napas lebih pendek).
Efek Samping
Setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Untuk terbutaline, beberapa efek samping yang umum dirasakan pasien adalah perasaan gugup, sakit kepala, kebingungan, kelemahan, mengantuk, mual, mulut kering, dan insomnia.
Pemakaian Obat
Gunakan terbutaline sesuai dengan instruksi dokter. Jangan gunakan terlalu banyak atau berhenti menggunakannya jika tidak memperoleh izin dokter. Pasalnya, penggunaan berlebihan dari obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping dan masalah lainnya. Untuk wanita hamil maupun menyusui, harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menggunakan terbutaline. Obat ini juga tidak boleh diberikan kepada anak berusia di bawah 12 tahun. Kamu bisa menyimpan terbutaline di dalam suhu kamar serta tidak di tempat yang lemba, panas, ataupun terpapar cahaya.
Dosis
Dosis terbutaline pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis terbuatline yang diberikan tergantung dari kekuatan obat. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus digunakan tergantung dari masalah medis yang dialami.
Dalam bentuk oral untuk mengobati brokospasme akut pada dewasa, dosis permulaan adalah 2,5 mg atau 3 mg sebanyak 3 kali sehari. Untuk tablet lepas lambat, dosisnya 5 mg atau 7,5 mg 2 kali sehari.
Dalam bentuk inhalasi untuk mengobati bronkospasme akut, dosisnya 250-500 mikrogram. Untuk dosis maksimalnya 2.000 mikrogram per hari. Sedangkan untuk mengobati bronkospasme berat, digunakan larutan 1% dengan dosis 2,5-10 mg 2-4 kali sehari.
Dalam bentuk Intramuskular, intravena, dan subkutan untuk mengobati bronkospasme berat, dosisnya 250-500 mikrogram hingga 4 kali sehari. Dengan infus larutan mengandung 3-5 mikrogram per mL dengan kecepatan 0,5-1 mL per menit.
Dalam bentuk intravena untuk mengatasi kelahiran prematur, dosis minggu ke 22-37 permulaannya adalag 5 mikrogram per menit dengan peningkatan 2,5 mikrogram per menit setiap interval 20 menit, hingga kontraksi berhenti. Dosis maksimal 20 mikrogram per menit.
Kemudian, dilanjutkan 1 jam setelah kontraksi dan diturunkan 2,5 mikrogram per menit setiap 20 menit. Untuk durasinya sendiri maksimal 48 jam.
Interaksi
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap terbutaline. Menggunakan obat ini dengan obat tertentu biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi penggunaannya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
1. Terbutaline meningkatkan risiko perdarahan dan gangguan ritme ventrikular jika digunakan dengan anestesi halogen.
2. Terbutaline menurunkan efek dari obat antidiabetes.
3. Terbutaline meningkatkan risiko hipokalemia (kondisi kekurangan kalium) jika pasien mengalami diuretik.
4. Terbutaline menyebabkan perbesaran paru-paru (pulmonary edema) apabila digunakan dengan obat beta agonis dan kortikosteroid.
5. Terbutaline menghambat efek dari obat beta bloker non selektif.
Sumber:
drugs.com Terbutaline
mims.com Terbutaline