Seperti Apa Ciri Luka Caesar Infeksi?
Mengetahui ciri luka caesar infeksi penting bagi siapa pun yang baru saja menjalani operasi caesar. Sebab, infeksi yang terus dibiarkan bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Nama Paten :
Sulfadiazin
Sulfadiazine adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan bakteri. Beberapa infeksi yang bisa diobati menggunakan obat ini adalah saluran kemih, infeksi telinga, meningitis, malaria, toxolasmosis dan lainnya.
Sulfadiazine termasuk antibiotik dari golongan sulfonamida. Obat ini bekerja dengan cara mencegah pertumbuhan bakteri. Seperti antibiotik lainnya, sulfadiazine tidak bisa mengobati infeksi akibat virus, seperti demam atau flu.
Bersamaan dengan efek yang dibutuhkan, obat ini juga dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Meskipun tidak semua efek samping ini dapat terjadi dan tidak semua orang merasakannya, jika terjadi tetap harus membutuhkan penanganan medis. Hal ini kususnya berlaku pada efek samping yang berat. Mual, muntah, diare, sakit perut, kehilangan nafsu makan, kehilangan keseimbangan, mati rasa, perasaan terbakar pada tangan dan kaki, insomnia, serta mood yang menurun adalah efek samping umum dari Sulfadiazine.
Konsumsi sulfadiazine sesuai dengan instruksi dokter. Jangan mengonsumsinya terlalu berlebihan dan terlalu sering, jangan pula mengonsumsinya lebih dari jangka waktu yang sudah ditentukan. Tetap konsumsi obat, meskipun Kamu sudah merasa sembuh. Jangan berhenti hingga diperintahkan dokter. Sebaiknya, konsumsi Suladiazine dengan segelas air putih untuk memastikan ginjal anda bekerja dengan baik. Jangan bagikan obat Kamu dengan orang lain, meskipun memiliki gejala yang sama.
Konsumsi sulfadiazine tidak diperbolehkan pada wanita hamil saat trimester terakhir. Obat ini juga tidak boleh digunakan pada wanita menyusui. Jangan gunakan sulfadiazine pada anak di bawah usia 2 bulan tanpa persetujuan dokter. Untuk penyimpanannya sendiri, simpan sulfadiazine dalam suhu kamar. Hindari penyimpanan di suhu lembab, terpapar cahaya, dan panas
Dosis sulfadiazine pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis sulfadiazine yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu konsumsi setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus dikonsumsi, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
Dosis sulfadiazone dalam bentuk oral:
1. Untuk mengobati infeksi. dosis permulaan adalah 2-4 gram diikuti dengan 2-4 gram per hari dibagi dalam 3-6 dosis bagi. Durasi maksimal 7 hari.
2. Untuk mencegah demam reumatik, dosisnya disesuaikan dengan berat badan. Kalau berat badan pasien kurang atau sama dengan 30 kilogram, dosisnya 0.5 gram 1 kali sehari. Untuk orang dengan berat badan lebih dari 30 kilogram, dosisnya 1 gram 1 kali sehari.
3. Untuk mengobati toxoplasmosis, diberikan bersama dengan pyrimethamine, dosisnya4-6 gram per hari dibagi dalam 4 dosis terbagi selama lebih dari sama dengan 6 minggu kemudian dilanjutkan 2-4 gram per hari.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap sulfadiazine. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu konsumsi, sebelum mengonsumsi sulfadiazine.
Mengonsumsi sulfadiazine dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
1. Sulfadiazine dapat meningkatkan efek hipoglikemia (penurunan gula dalam darah) dari sulfonilurea.
2. Sulfadiazine memiliki sifat yang berkebalikan (antagonis) dengan obat PABA, anestesi prokain.
3. Sulfadiazine menaikkan efek antikoagulan (penghambatan pembekuan darah) dari warfarin, methotrexate, phenytoin, anestesi thiopentone.
4. Sulfadiazine menurunkan jumlah siklosporin dalam darah.
5. Sulfadiazine meningkatkan risiko toksisitas dengan adanya aspirin.
6. Sulfadiazine meningkatkan risiko munculnya kristal dalam urin (kencing) dengan adanya obat diuretik.
7. Sulfadiazine menurunkan efek dari estrogen.
8. Sulfadiazine berpotensi fatal meningkatkan risiko agranulositosis (penurunan jumlah sel darah putih neutrofil) ketika diberikan dengan clozapine.
Sumber:
pionas.pom.go.id Sulfadiazin
mims.com Sulfadiazine
drugs.com Sulfadiazine
Direktori