Punya Hipertensi, Cegah Risiko Stroke Perdarahan akibat Pecah Aneurisma
Salah satu jenis stroke yang fatal adalah stroke perdarahan. Pemicunya adalah pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan darah meningkat
Nama Paten :
Aldactone
Spirola
Carpiaton
Spirolactone
Letonal
Spironolactone
Pospiron (http://pionas.pom.go.id/monografi/spironolakton)
Spironolactone digunakan untuk mengobati penyakit jantung, tekanan darah tinggi, penurunan kalium dalam darah (hipokalemia). Spironolacton juga dapat digunakan untuk mengurangi retensi cairan (penumpukan cairan) pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati, atau gangguan ginjal. Pada pasien dengan hormon aldosterone melebihi normal, dapat diobati pula dengan spironolactone.
Spironolactone bekerja dengan cara mencegah tubuh menyerap garam terlalu banyak dan menjaga kadar kalium agar tidak terlalu rendah.
Selain memiliki efek yang diinginkan, spironolactone memiliki beberapa reaksi yang tidak diinginkan seperti mual muntah, diare, payudara membesar, pusing, sakit kepala, impotensi dan kram kaki.
Kamu yang menggunakan obat ini, perlu memperhatikan beberapa hal berikut:
1. Ikuti semua aturan sesuai anjuran dokter atau pakai sesuai yang tertera pada label.
2. Jangan bagikan obat ini pada pasien lain walaupun memiliki gejala penyakit yang sama.
3. Spironolactone dapat digunakan dengan atau tanpa makanan, namun gunakan pada waktu yang sama.
4. Apabila Kamu akan menjalani operasi, beritahu petugas operasi. Kamu perlu berhenti menggunakan obat ini dalam jangka waktu singkat.
5. Jika Kamu menggunakan obat ini untuk mengatasi hipertensi maka tetap gunakan obat ini walau tekanan darah sudah turun.
6. Spironolactone dapat masuk kedalam ASI, Kamu yang menyusui tidak sebaiknya menggunakan obat ini karena akan membahayakan bayi
7. Kamu yang hamil perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
8. Simpan dalam suhu kamar, hindari lembab, panas dan cahaya.
Spironolactone dalam sediaan oral
1. Untuk mengobati bengkak atau edema, permulaan 100 mg/hari, dapat dinaikan menjadi 400 mg/hari
2. Untuk mengobati asites dan edema, pada penderita sirosis tergantung rasio Na/K, jika >1, permulaan 100 mg/hari; jika 3. Untuk diagnosis kelebihan aldosteron, dilakukan saat tes dengan dosis 400 mg/hari selama 3-4 minggu. Tes singkat dengan dosis 400 mg/hari selama 4 hari.
4. Untuk sebelum operasi untuk pengaturan kelebihan aldosteron, 100-400 mg/hari. Pemeliharaan jangka panjang tanpa operasi : dosis efektif terendah.
5. Untuk terapi hipertensi, bila diberikan sebagai terapi tunggal, dosis permulaan 50-100 mg dalam 1-2 dosis bagi dapat disesuaikan setelah 2 minggu.
6. Untuk gagal jantung kongestif (CHF) berat, dosis ermulaan 25 mg 1 kali sehari hingga maksimal 50 mg/hari. Dosis dapat diturunkan menjadi 25 mg setiap harinya apabila dosis 25 mg tidak bisa ditoleransi.
7. Untuk mengatasi hipokalemia karena diuretik, dosisnya 25-100 mg/hari
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Oleh karena itu, yang perlu Kamu ingat ialah untuk tidak memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan atau anjuran dokter. Spinolactone dapat terganggu kerjanya dengan obat berikut:
1. Spironolactone meningkatkan risiko hiperkalemia dengan adanya diuretik mengandung kalium, suplemen kalium, obat antihipertensi golongan ACEI dan ARB, trilostane, heparin, LMWH.
2. Meningkatkan risiko kerusakan ginjal dengan adanya siklosporin, NSAID.
3. Meningkatkan risiko toksisitas litium.
4. Menurunkan penyembuhan luka pada obat carbenoxolone.
5. Meningkatkan jumlah digoxin bila digunakan bersamaan.
6. Menurunkan respon vaskular dari norepinefrin.
7. Penggunaan bersama dengan colestiramin dapan menyebabkan hiperkalemia dan metabolisme asam.
8. Penggunaan dengan barbiturat dan narkotika meningkatkan potensi hipotensi ortostatik.
9. Dapat meningkatkan hipekalemia secara poten dan fatal dengan adanya eplerenone.
Sumber:
drugs.com Spironolactone
mims.com Spironolactone
Direktori