Punya Hipertensi, Cegah Risiko Stroke Perdarahan akibat Pecah Aneurisma
Salah satu jenis stroke yang fatal adalah stroke perdarahan. Pemicunya adalah pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan darah meningkat
Nama Paten :
Tidak ada
Apakah Kamu salah satu memiliki tekanan darah yang tinggi, Gengs? Jika iya, Kamu mungkin akan diresepkan obat ini oleh dokter. Penbutolol memang merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi), nih.
Penbutolol adalah obat golongan β-blocker non-kardioselektif. Oleh karena itu, obat ini dapat bekerja dengan melebarkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan aliran darah.
Kamu mungkin mengslami efek samping yang sering terjadi dan ditandai dengan sakit kepala. Kamu mungkin juga dapat mengalami efek samping yang jarang terjadi, seperti pusing, kelelahan, insomnia, mual, kesulitan bernafas, batuk, demam, gangguan pencernaan, hidung tersumbat, mual, sakit tenggorokan, menurunnya keinginan dalam hubungan seksual, dan ketidakmampuan untuk ereksi. Selain itu, Kamu juga dapat merasakan tanda yang diketahui, seperti depresi mental, kurangnya kesadaran, rambut rontok atau menipisnya rambut,hilang ingatan, kulit memerah, mood mudah berubah, dan kesulitan bicara.
Meski begitu, perlu diingat bahwa tidak semua orang mengalami efek samping di atas. Mungkin Kamu akan mengalami salah satu, beberapa, atau efek samping lain yang tidak disebutkan. Jika Kamu merasakan hal yang tidak wajar setelah menggunakan atau mengonsumsi obat ini, segeralah berkonsultasi pada dokter atau apoteker mengenai panduan dalam penggunaan obat ini.
1. Ikuti semua aturan sesuai dengan anjuran dokter.
2. Konsultasikan ke dokter sebelum Kamu mengonsumsi alkohol.
3. Jangan menghentikan penggunaan penbutolol secara tiba-tiba tanpa anjuran dokter karena dapat memperparah kondisi Kamu.
4. Konsultasikan ke dokter jika Kamu hamil atau menyusui.
5. Konsultasikan ke dokter jika Kamu memiliki kadar gula yang tinggi dalam darah (diabetes).
6. Simpan obat ini pada suhu ruang dan jauhkan dari lembab, panas, dan cahaya.
Yang perlu Kamu ketahui saat menggunakan obat ini bahwa dosis yang diberikan dokter adalah yang terbaik. Dokter biasanya memberikan obat sesuai dengan tingkat keparahan dari penyakit yang dialami atau kondisi kesehatan Kamu. Dosis yang umum digunakan sebagai sediaan oral dengan dosis awal 20 mg/hari dan dapat ditingkatkan hingga 40-80 mg/hari jika diperlukan.
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat atau meningkatkan risiko efek samping yang serius. Oleh karena itu, yang perlu Kamu ingat ialah untuk tidak memulai, menghentikan, atau mengganti dosis obat tanpa persetujuan atau anjuran dokter.
1. Penggunaan Penbutolol dengan glikosida digitalis meningkatkan risiko bradikardia (denyut jantung melambat).
2. Penbutolol memperpanjang efek hipogikemik (menurunkan kadar gula dalam darah) dari insulin dan antidiaberes.
3. Pemberian penbutolol dengan antagonis kalsium dapat meningkatkan efek hipotensif (menurunkan tekanan darah), menyebabkan bradikardia (denyut jantung melambat) dan aritmia (detak jantung tidak normal).
4. Penbutolol meningkatkan efek anestesi yang menekan miokardium jantung, seperti cyclopropane, ether, trichloroethylene.
5. Penggunaan penbutolol dengan obat catecholamine-depleting (seperti reserpine) dapat meningkatkan efek hipotensif (menurunkan tekanan darah).
6. Penbutolol dapat meningkatkan efek rebound hipertensi (naiknya tekanan darah melebihi tekanan darah sebelum pengobatan) dengan obat clonidine.
Sumber:
drugs.com Penbutolol
mims.com Penbutolol
Direktori