Punya Hipertensi, Cegah Risiko Stroke Perdarahan akibat Pecah Aneurisma
Salah satu jenis stroke yang fatal adalah stroke perdarahan. Pemicunya adalah pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan darah meningkat
Nama Paten :
Dopamet, Medopa
Metildopa merupakan obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi (tekanan darah tinggi). Ini akan mengurangi zat kimia tertentu dalam darah, yang memungkinkan pembuluh darah (arteri dan vena) lebih rileks serta membuat jantung bekerja lebih lambat dan mudah.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/methyldopa.html)
Metildopa merupakan obat antihipertensi yang bekerja dengan cara merelaksasi pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir lebih lancar. Selain itu, metildopa juga bekerja dengan cara menurunkan kecepatan denyut jantung.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/methyldopa.html)
Metildopa memiliki beberapa efek samping, seperti:
- Efek samping yang umum terjadi adalah demam, pembengkakan kaki, depresi, cemas, hingga mengalami mimpi buruk.
- Efek samping yang jarang terjadi adalah urine berwarna gelap atau kecokelatan, diare, kram lambung berkelanjutan, demam atau panas dingin, kesulitan bernapas, denyut jantung meningkat, tubuh terasa tidak nyaman, nyeri sendi, kulit gatal atau ruam, nyeri lambung atau perut, mual atau muntah, lelah dan lemah berkelanjutan, mata, serta kulit berwarna kuning.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/methyldopa.html)
Saat Kamu menggunakan obat ini, perhatikan beberapa hal berikut:
- Ikutilah semua aturan sesuai dengan anjuran dokter dan jangan menggunakan dosis obat lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang direkomendasikan.
- Jika Kamu akan melakukan operasi dan transfusi darah, beri tahu tenaga medis bahwa Kamu sedang mengonsumsi obat ini.
- Segera konsultasikan kepada dokter jika kondisi tidak membaik setelah penggunaan obat ini. Namun, jangan menghentikan penggunaan obat secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan dokter.
- Konsultasikan ke dokter jika Kamu sedang hamil atau akan merencanakan kehamilan. Selain itu, jangan konsumsi obat ini jika Kamu sedang menyusui.
Yang tidak kalah penting untuk diperhatikan ialah cara penyimpanan obat ini. Simpanlah pada suhu ruang dan jauhkan dari panas, lembap, serta cahaya.
Sumber: (https://www.drugs.com/mtm/methyldopa.html)
Adapun dosis yang umum digunakan meliputi:
- Monoterapi: Dosis awal adalah 250 mg untuk 2 hari dengan interval waktu minimal 2 hari. Dosis pemeliharaan adalah 500-2.000 mg/hari. Dan dosis maksimal adalah 3.000 mg/hari.
- Kombinasi terapi: Dosis awal adalah 500 mg/hari dalam dosis terbagi.
- Methyldopate HCl (intravena): 250-500 mg setiap 6 jam. Pemberian selama 30-60 menit melalui rute intravena. Dosis maksimalnya adalah 1.000 mg setiap 6 jam.
Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/methyldopa/?type=brief&mtype=generic)
Interaksi obat dapat mengubah kinerja obat bahkan meningkatkan risiko efek samping serius. Selalu ingat untuk berkonsultasi kepada dokter ataupun apoteker saat ingin menggunakan obat ini. Adapun interaksi dari obat ini, yaitu:
- Metildopa dapat menyebabkan hipotensi (tekanan darah rendah) jika dikonsumsi dengan diuretik atau obat antihipertensi lainnya.
- Metabolisme metildopa menurun jika dikonsumsi bersamaan dengan COMT inhibitor seperti entacapone.
- Obat simpatomimetik bersifat antagonis terhadap efek hipotensif dari metildopa.
- Metildopa dapat meningkatkan keracunan lithium.
- Efek hipotensi metildopa dapat berubah menjadi berlawanan jika digunakan bersamaan dengan TCA, antipsikotik, dan β-blocker.
- Penggunaan metildopa dengan MAOI akan menurunkan efek hipotensi obat metildopa.
Sumber: (http://mims.com/indonesia/drug/info/methyldopa/?type=brief&mtype=generic)
Direktori