Lisinopril

Obat Apa Lisinopril?

Nama Paten :

Inhitril, Interpril, Linoxal, Odace, Tensisop, Lisinopril
(ISO vol.50)

Penggunaan

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi ketika tekanan darah berada di atas batas normal, yang seharusnya hanya sekitar 10/90 mmHG. Kondisi tekanan darah tinggi tak hanya dialami oleh orang dewasa saja, melainkan juga remaja dan anak-anak. Salah satu pemicu timbulnya kondisi ini adalah gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok dan pola makan yang buruk.

Meski hipertensi bukan kondisi yang dapat disembuhkan, dengan perbaikan gaya hidup dan perawatan yang tepat, tekanan darah bisa lebih dikontrol sehingga risiko komplikasi pun dapat dikurangi. Salah satu obat yang umum digunakan dalam perawatan pasien hipertensi adalah lisinopril.

Lisinopril tak hanya bisa digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi (hipertensi) pada orang dewasa, tetapi juga anak-anak yang berusia minimal 6 tahun. Selain itu, lisinopril juga digunakan untuk mengobati gagal jantung pada orang dewasa atau untuk pengobatan setelah mengalami serangan jantung.

 

Baca juga: Cegah Stroke dengan Cek Tekanan Darah Rutin di Rumah

 

Sumber: (https://www.drugs.com/lisinopril.html)

Cara Kerja Obat

Lisinopril merupakan obat golongan ACE (angiotensin-converting-enzyme) inhibitor. Lisinopril akan menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah.

 

Sumber: (https://www.drugs.com/lisinopril.html)

Efek Samping

Penggunaan lisinopril mungkin akan menimbulkan beberapa efek samping sebagai berikut:
1) Efek samping yang umum terjadi: penglihatan kabur, urine menjadi keruh, kebingungan, pusing, pingsan, berkeringat, nyeri perut, nyeri dada, flu, batuk, diare, sulit bernapas, gangguan pendengaran, demam, kehilangan suara, hidung tersumbat, mual, hidung berair, bersin, muntah, serta sakit tenggorokan.
2) Efek samping yang jarang terjadi: nyeri pada lengan, punggung, atau rahang, detak jantung cepat atau tidak teratur, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, gemetaran, serta sulit tidur.

 

Baca juga: Hebatnya Seledri Membantu Mengatasi Hipertensi
 

Sumber: (https://www.drugs.com/sfx/lisinopril-side-effects.html)

Pemakaian Obat

Penderita hipertensi yang menggunakan obat lisinopril harus mengikuti semua aturan pakai sesuai dengan anjuran dokter. Jangan meminum obat dengan dosis lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang direkomendasikan. Lisinopril dapat dikonsumsi setelah atau tanpa makan.

Apabila akan menjalani prosedur operasi, beri tahu tenaga medis jika sedang mengonsumsi obat lisinoprin. Konsultasikan ke dokter jika Kamu sedang hamil atau menyusui. Simpan obat pada suhu ruang serta jauhkan dari lembap dan panas. Terakhir, jangan bekukan obat cair lisinopril.

 

Sumber: (https://www.drugs.com/lisinopril.html)

Dosis

Obat lisinopril dapat diberikan dengan dosis yang berbeda-beda, tergantung pada masalah kesehatan yang sedang dialami. Berikut anjuran dosis yang disarankan:
1) Dosis awal adalah 10 mg per hari. Dosis pemeliharaan 20 mg 1 kali sehari, dan dapat diberikan hingga 80 mg per hari jika diperlukan.
2) Dosis awal untuk terapi gagal jantung sebesar 2,5 atau 5 mg per hari, dalam kurun waktu minimal 2 minggu. Dosis pemeliharaan maksimal 40 mg per hari.
3) Dosis untuk terapi Post Myocardial Infark (penyumbatan otot jantung) adalah 5 mg 1 kali sehari untuk 2 hari. Bisa dilakukan penambahan dosis 10 mg sehari.
4) Dosis untuk terapi diabetes nefropati hipertensi dengan diabetes tipe 2 dan mikroalbuminuria (terdapat albumin dalam urine) adalah 10 mg 1 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 20 mg 1 kali sehari untuk mencapai tekanan darah kurang dari 90 mmHg.

 

Baca juga: Waspada, Obesitas Meningkatkan Risiko Hipertensi!

 

Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lisinopril/?type=brief&mtype=generic)

Interaksi

Hati-hati penggunaan lisinopril jika bersamaan dengan beberapa jenis obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi dalam tubuh.
1) Penggunaan lisinopril dengan obat diuretik dapat menyebabkan tekanan darah rendah (hipotensi).
2) Khasiat lisinopril dapat menurun dan menyebabkan gangguan ginjal jika dikonsumsi bersamaan dengan obat NSAIDs.
3) Penggunaan lisinopril bersamaan dengan obat K-sparing diuretik dan suplemen K dapat menyebabkan hiperkalemia (kelebihan ion kalium dalam tubuh).
4) Lisinopril dapat meningkatkan reaksi nitritoid pada emas Na thiomalate.

 

Sumber: (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lisinopril/?type=brief&mtype=generic)

 

Rekomendasi Artikel

 Penyebab dan Cara Efektif Mengatasi Kaki Bengkak pada Ibu Hamil

Penyebab dan Cara Efektif Mengatasi Kaki Bengkak pada Ibu Hamil

Kaki bengkak saat hamil merupakan hal biasa. Kondisi ini puncaknya terjadi saat usia kehamilan memasuki trimester 3. Berikut ini cara mengatasi kaki bengkak pada ibu hamil.

Ella Nurlaila

20 January 2025

Bahaya Darah Tinggi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Bahaya Darah Tinggi pada Ibu Hamil dan Cara Mengatasinya

Darah tinggi pada ibu hamil merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang sering terjadi. Kenali bahaya dan cara mengatasi darah tinggi pada ibu hamil berikut ini.

Ella Nurlaila

12 January 2025

Mencegah Stroke Berulang dengan Intervensi Pembuluh Darah Karotid

Mencegah Stroke Berulang dengan Intervensi Pembuluh Darah Karotid

Salah satu penyebab stroke adalah penyempitan pembuluh darah karotid, yaitu pembuluh darah yang menghubungan jantung dan otak. Perlu intervensi untuk mencegah stroke berulang.

Ana Yuliastanti

30 October 2024

Penanganan Stroke Cepat Kurang dari 60 Menit Selamatkan Pasien dari Kematian dan Kecacatan

Penanganan Stroke Cepat Kurang dari 60 Menit Selamatkan Pasien dari Kematian dan Kecacatan

Penanganan stroke dengan cepat dan tepat "Right from the Start” dapat meminimalkan risiko kecacatan permanen dan kematian pasien.

Ana Yuliastanti

16 August 2024

Punya Hipertensi, Cegah Risiko Stroke Perdarahan akibat Pecah Aneurisma

Punya Hipertensi, Cegah Risiko Stroke Perdarahan akibat Pecah Aneurisma

Salah satu jenis stroke yang fatal adalah stroke perdarahan. Pemicunya adalah pecahnya pembuluh darah otak karena tekanan darah meningkat

Ana Yuliastanti

01 July 2024

Deteksi Stroke Lebih Cepat dan Akurat dengan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan!

Deteksi Stroke Lebih Cepat dan Akurat dengan Memanfaatkan Kecerdasan Buatan!

Salah satu tantangan dalam penanganan stroke adalah enanganan secepat mungkin. Teknologi MRI dengan kecerdasan buatan bisa mendeteksi lebih cepat dan akurat.

Ana Yuliastanti

22 November 2023

Selain Diabetes, Obesitas Juga Meningkatkan Risiko Hipertensi

Selain Diabetes, Obesitas Juga Meningkatkan Risiko Hipertensi

Pasti banyak dari kalian yang menemukan kejadian hipertensi. Obesitas meningkatkan risiko hipertensi dan juga penyakit lain seperti diabetes bahkan kanker.

Vira Annisa Rahmadani

16 February 2023

Waspada Gagal Jantung, Jaga Tekanan Darah dan Gula Darah!

Waspada Gagal Jantung, Jaga Tekanan Darah dan Gula Darah!

Penderita hipertensi dan diabetes adalah kelompok berisiko tinggi alami gagal jantung. Waspada gejala gagal jantung bagi penderita diabetes yang kadar gula tidak terkontrol.

Ana Yuliastanti

31 May 2022

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...