Cara Mengukur Suhu Anak saat Demam
Anak mengalami demam tentu bikin Mums panik dan khawatir berlebihan. Jangan salah langkah, pastikan terus memantau suhu tubuhnya. Berikut ini cara ukur suhu anak demam yang benar.
Nama Paten :
Farpain, Ketosic, lactopain, lactor, Lantipan, Latorec, Rativol, Remopain, Rindopan, Scelto, Toramine, Torasic, Torpain
(MIMS petunjuk konsultasi ed. 17)
Nyeri yang timbul setelah operasi tentu menimbulkan rasa yang tidak nyaman. Untuk itu, dibutuhkan obat seperti ketrolac untuk mengurangi rasa nyeri yang timbul tersebut. Obat ketorolac dapat digunakan untuk meredakan rasa nyeri yang sedang sampai berat.
Ketorolac merupakan obat golongan NSAID (nonsteroidal anti inflammatory drug) yang bekerja dengan cara mengurangi senyawa dalam tubuh yang menyebabkan nyeri, demam, dan peradangan.
Selain dapat mengurangi rasa nyeri, ketorolac juga dapat menimbulkan beberapa efek samping saat digunakan, seperti rasa kantuk, pening, sakit kepala, perubahan mental dan perilaku, reaksi psikotik, berkeringat, mulut kering, haus, demam, kejang, myalgia (nyeri otot), meningitis aseptik (peradangan selaput otak yang tidak disebabkan oleh bakteri), hipertensi, dipsnea (sesak napas), pembengkakan paru-paru, bradikardi (denyut jantung di bawah normal), nyeri dada, palpitasi (jantung berdebar-debar), retensi cairan, peningkatan jumlah urea dan kreatinin dalam darah, gagal ginjal akut, bengkak, hiponatremia (kekurangan natrium), hiperkalemia (kelebihan kalium), sering buang air kecil, sindrom nefrotik (terlalu banyak protein yang dibuang melalui urine), nyeri pinggang yang disertai atau tidak disertai dengan darah dalam urine, purpura (bintik ungu pada kulit), trombositopenia (kekurangan trombosit), mimisan, penghambatan pembentukan bekuan darah, meningkatkan perdarahan, perdarahan pada bekas luka operasi, hematoma (kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah), wajah memerah atau pucat, peradangan pada pankreas, perubahan fungsi lever, peradangan pada hepar, gagal hati, nyeri pada tempat injeksi, serta rasa tersengat atau terbakar pada mata.
Selain itu, ada pula efek samping yang berpotensi fatal, seperti reaksi alergi berlebihan, reaksi kulit berat (dermatitis eksfoliatif), peradangan hebat yang mengenai seluruh permukaan kulit dan menyebabkan pembentukkan sisik, Stevens-Johnson syndrome, toxic epidermal necrolysis (gangguan kulit yang mengancam jiwa), serangan jantung, stroke, perdarahan, serta penyumbatan dan borok pada saluran pencernaan.
Saat menggunakan ketorolac, pastikan untuk membaca aturan pemakaian yang tertera pada label kemasan. Jangan menggunakan obat dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang direkomendasikan. Gunakan dosis efektif minimal untuk meredakan rasa nyeri.
Hati-hati penggunaan ketorolac pada pasien yang menderita hipertensi atau gagal jantung, mengalami penurunan aliran darah, pasien dengan berat kurang dari 50 kg, pasien dengan usia lanjut, serta yang menderita gangguan hati atau gangguan ginjal ringan.
Konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil atau ibu menyusui menggunakan ketorolac.
Simpan obat pada suhu kamar dan jauhkan dari tempat lembap, panas, dan terkena cahaya matahari langsung.
Ketorolac tersedia dalam bentuk oral, injeksi, dan ophthalmic (untuk mata). Setiap sediaan sebaiknya digunakan sesuai dengan anjuran dosis seperti berikut:
1. Dosis sediaan oral untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat setelah operasi adalah 20 mg. Dilanjutkan dengan dosis 10 mg setiap 4-6 jam sekali sebagai terapi lanjutan secara injeksi. Dosis maksimal yang diberikan adalah 40 mg/hari.
2. Dosis awal sediaan injeksi untuk mengurangi nyeri sedang sampai berat setelah operasi adalah 10 mg. Dilanjutkan dengan dosis 10-30 mg setiap 4-6 jam sekali. Dosis maksimal adalah 90 mg/hari.
3. Dosis sediaan ophthalmic untuk mengatasi gatal pada mata terkait peradangan pada selaput mata akibat alergi musiman adalah larutan dengan kadar 0,5%, diteteskan 1 tetes 4 kali sehari. Sedangkan untuk mencegah dan mengurangi pembengkakan setelah operasi mata, dosis yang diberikan berupa larutan dengan kadar 0,5% dan diteteskan 1 tetes 4 kali sehari dimulai dari 24 jam setelah operasi katarak. Kemudian, dilanjutkan sampai 2 minggu pertama setelah operasi.
Penggunaan obat ketorolac bersamaan dengan jenis obat lain dapat menimbulkan beberapa interaksi yang sebaiknya diperhatikan. Beberapa interaksi tersebut antara lain:
1) Ketorolac meningkatkan risiko perdarahan atau luka pada saluran pencernaan jika digunakan bersamaan dengan kortikosteroid, SSRI, atau agen antiplatelet.
2) Ketorolac meningkatkan keracunan methotrexate.
3) Ketorolac meningkatkan risiko kerusakan ginjal jika digunakan bersamaan dengan diuretik, ciclosporin, tacrolimus, ACE inhibitor, atau antagonis reseptor angiotensin II.
4) Halusinasi dapat terjadi ketika ketorolac digunakan bersamaan dengan obat psikoaktif (fluoxetine, thiothixene, alprazolam).
5) Penggunaan bersamaan dengan obat antikonvulsan (fenitoi, carbamazepine) dapat memicu terjadinya kejang walaupun jarang terjadi.
Interaksi yang dapat berakibat fatal:
- Risiko perdarahan akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan, aspirin atau NSAID lain, dan pentoxifylline.
- Kadar plasma dan waktu paruh ketorolac akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan probenecid.
- Ketorolac akan meningkatkan kadar plasma lithium.
Sumber:
MIMS petunjuk konsultasi ed. 17
drugs.com ketorolac-nasal
mims.com ketorolac
Direktori