Mau Promil, Penting untuk Tahu Siklus Haid Mums
Untuk Mums yang sedang menjalankan program hamil, penting untuk mengetahui kriteria siklus haid yang normal. Sebab keberhasilan kehamilan tidak lepas dari hal ini.
Nama Paten :
Altofen, Anrema, Fetik, Flamed, Hextrofen, Kaltrofen, Kaltrofen OD, Ketoprofen G, Ketros, Lantiflam, Molaflam, Nasaflam, Nazovel, Noflam, Orudis E-100, Ovurila, Ovurila E, Profecom, Profenid, Profenid (Askes), Profenid Cr 200, Profenid E-100, Profenid Gel, Profenid I.M, Profenid Suppositoria, Profika, Pronalges, Pronalges CR, Protofen, Remapro, Rematof, Retrofen, Rhetoflam, Rofiden.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/ketoprofen)
Rasa nyeri yang timbul akibat radang sendi ataupun saat menstruasi tentu sangat mengganggu aktivitas, ya. Nah, untuk mengatasi kondisi ini, Kamu bisa mengonsumsi obat ketoprofen. Ketoprofen dapat digunakan untuk mengobati nyeri dan peradangan yang disebabkan oleh arthritis (peradangan sendi). Selain itu, ketoprofen juga dapat digunakan untuk mengobati nyeri ringan sampai sedang atau nyeri saat menstruasi.
Ketoprofen merupakan obat golongan NSAID (nonsteroidal anti-inflammatory drug), yang bekerja dengan cara mengurangi hormon yang menyebabkan peradangan dan nyeri pada tubuh.
Selain memiliki efek terapi untuk meredakan nyeri, penggunaan ketoprofen juga dapat memberikan efek samping yang sebaiknya diperhatikan, seperti:
1) Efek samping yang umum terjadi adalah sakit perut, urine berdarah, volume urine berkurang, sakit kepala, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya rasa haus, kehilangan nafsu makan, nyeri punggung, mual, kesulitan bernapas, kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa, muntah, serta peningkatan berat badan.
2) Efek samping yang agak jarang terjadi adalah nyeri pada kandung kemih, urine keruh, kesulitan berkemih, sering merasa ingin berkemih, kulit kemerahan, dan pembengkakan pada mulut.
3) Efek samping yang jarang terjadi adalag nyeri punggung, perdarahan dari anus, gusi berdarah, kulit melepuh dan kulit kendur, muntah darah, mimisan, feses berdarah, pandangan kabur, kaki dan tangan dingin, perasaan terbakar pada dada dan perut, perubahan warna mata, nyeri dada, menggigil, koma, kebingungan, konstipasi, diare, kulit bentol-bentol, gangguan pencernaan, hidung berair, detak jantung lambat, serta bersin-bersin.
Penggunaan obat ketoprofen sebaiknya dilakukan sesuai dengan petunjuk dari dokter. Jangan gunakan obat dengan dosis lebih kecil atau lebih besar dari anjuran dokter.
Ketoprofen dapat diminum dengan susu atau makanan jika timbul rasa tidak nyaman pada perut.
Jangan menggerus, mengunyah atau memecahkan kapsul lepas lambat. Telan obat secara utuh.
Jangan gunakan obat tanpa pengawasan dokter jika sedang hamil atau sedang menyusui. Selain itu, jangan berikan obat pada usia di bawah 18 tahun. Setelah digunakan, simpan obat pada suhu ruangan. Jauhkan dari tempat lembap, panas, dan terkena cahaya matahari langsung.
(https://www.drugs.com/mtm/ketoprofen.html)
Ketoprofen tersedia dalam bentuk oral, injeksi, rektal (dimasukkan ke dalam anus), dan topikal (dioleskan ke kulit). Setiap sediaan memiliki anjuran dosis masing-masing sebagai berikut:
Sediaan oral
1) Mengobati gangguan rheumatik (radang sendi): 100-200 mg/hari dalam 2-4 dosis terbagi. Maksimal 300 mg/hari dalam dosis terbagi.
2) Mengobati nyeri dan peradangan: 25-50 mg setiap 6-8 jam. Maksimal 300 mg/hari.
Sediaan injeksi:
1) Mengatasi nyeri dan peradangan terkait gangguan sendi dan alat gerak, serta nyeri setelah operasi tulang: 50-100 mg diinjeksi melalui otot bokong setiap 4 jam sekali. Maksimal 200 mg/24 jam selama lebih dari 3 hari.
Sediaan rectal (dimasukkan ke dalam anus):
1) Mengobati gangguan rheumatik (radang sendi): 100 mg saat malam hari. Total dosis yang direkomendasikan tidak lebih dari 200 mg/hari.
Sediaan topikal (dioleskan ke kulit):
1) Mengobati nyeri lokal: gel 2,5%: oleskan 2-4 kali/hari selama 10 hari. Plaster yang mengandung 30 mg dipakai 1 plaster 2 kali sehari.
Hati-hati saat menggunakan ketoprofen bersamaan dengan jenis obat lain karena dapat menimbulkan beberapa interaksi, seperti:
1) Ketoprofen dapat meningkatkan kadar plasma obat lithium dan methotrexate.
2) Ketoprofen menurunkan efek obat antihipertensi (contoh: ACE inhibitor, angiotensin II receptor antagonis).
3) Ketoprofen dapat meningkatkan risiko pendarahan pada saluran cerna jika digunakan bersamaan dengan warfarin.
4) Ikatan protein ketoprofen dapat menurun dan meningkatnya risiko gangguan pencernaan berat jika digunakan bersamaan dengan aspirin dan NSAID lain.
5) Peningkatan risiko gangguan ginjal jika ketoprofen digunakan bersamaan dengan diuretik.
6) Peningkatan risiko perdarahan pada saluran pencernaan dan luka jika ketoprofen digunakan bersaman dengan kortikosteroid.
7) Kadar plasma ketoprofen meningkat jika digunakan bersamaan dengan probenecid.
8) Salisilat menurunkan konjugasi dan pengeluaran ketoprofen dari tubuh melalui ginjal.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ketoprofen/?type=brief&mtype=generic)
Direktori