Seperti Apa Ciri Luka Caesar Infeksi?
Mengetahui ciri luka caesar infeksi penting bagi siapa pun yang baru saja menjalani operasi caesar. Sebab, infeksi yang terus dibiarkan bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Nama Paten :
A-be, Anfuhex, Cidaral, Dandrufin, Dericazole, Dexazol, Dezor, Dysfungal, Dysfungal SS, Erazol, Erazol Medicated Shampoo, Etafungal, Fexazol, Formyco, Fungasol, Fungasol SS, Fungoral, Grazol, Interzol, Kanazol, Ketomed, Ketomed Scalp Solution, Lamycos, Lusanoc, Murazid, Muzoral, Mycoderm, Mycoral, Mycoral Scalp Solution, Mycozid, Nizol, Nizoral, Nizoral-SS Scalp Solution, Nofung, Picamic, Profungal, Pronazol, Solinfec, Sporex, Thicazol, Tokasid, Wizol, Zoralin, Zumarol.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/ketokonazol)
Ketoconazole merupakan obat antijamur. Namun dalam penggunaannya, ketoconazole tidak dapat mengobati infeksi jamur pada jari kuku tangan dan kaki. Obat ini juga sebaiknya hanya digunakan ketika obat antijamur lain sudah tidak dapat digunakan.
Ketoconazole merupakan obat antifungi yang bekerja dengan cara melawan infeksi yang disebabkan oleh jamur.
Selain dapat menyingkirkan infeksi jamur yang membandel, ketoconazole ternyata juga memberikan beberapa efek samping saat digunakan, seperti gangguan hormon adrenal, gangguan pencernaan (sakit perut, mual, muntah), kulit kemerahan, iritasi, peradangan pada kulit, rasa terbakar, gatal-gatal, biduran, pembengkakan pada kulit, anafilaksis atau reaksi alergi berlebihan, kebotakan, sakit kepala, pening, rasa kantuk berlebih, demam dan menggigil, trombositopenia (berkurangnya jumlah trombosit), paraesthesia (kesemutan), menstruasi tidak teratur, oligospermia (jumlah sperma menurun), ginekomastia (pertumbuhan payudara pada pria), impotensi, peningkatan tekanan tengkorak kepala, fobia sinar matahari, serta sensitif terhadap sinar matahari. Ada pula efek samping dari penggunaan ketoconazole yang berpotensi fatal yakni kerusakan pada hati.
Untuk menggunakan ketoconazole, pastikan untuk selalu mengikuti petunjuk pemakaian obat. Jangan gunakan obat dengan dosis yang lebih besar atau lebih kecil dari yang telah dianjurkan oleh dokter.
Gunakan ketoconazole dalam rentang waktu yang sudah dianjurkan dokter. Menghentikan pengobatan sebelum waktunya akan menyebabkan infeksi lanjutan dan membuat jamur kebal terhadap ketoconazole. Obat ini tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus seperti batuk atau pilek.
Konsultasikan dengan dokter sebelum ibu hamil mengonsumsi ketoconazole. Jangan menyusui setelah meminum ketoconazole. Jangan berikan ketoconazole untuk anak kecil tanpa pengawasan dari dokter. Simpan obat pada suhu kamar serta jauhkan dari tempat lembap dan panas.
Ketoconazole tersedia dalam bentuk oral dan topikal (untuk kulit). Masing-masing sediaan sebaiknya digunakan dengan anjuran dosis sebagai berikut:
Dosis sediaan oral untuk infeksi jamur adalah 200-400 mg sekali sehari jika dibutuhkan.
Sediaan topikal untuk mengatasi seborrhoeic dermatitis (penyakit kulit yang menyebabkan timbulnya sisik pada kulit kepala atau disebut juga ketombe), dosis foam 2% dan digunakan 2 kali sehari selama 4 minggu. Dosis sampo 1% atau 2%, dan dipakai 2 kali seminggu selama 2-4 minggu. Sebagai tindak pencegahan, dosis sampo adalah 2% dan digunakan sekali sehari dalam waktu 1-2 minggu.
Sedangkan untuk mengobati panu dan infeksi jamur kulit, dosis krim 2% dan dioleskan 1-2 kali sehari. Dosis sampo 2% dan dipakai sekali sehari selama 5 hari. Sebagai tindak pencegahan, dosis sampo 2% dan digunakan sekali sehari selama 3 hari sebelum terpapar matahari.
Perhatikan penggunaan ketoconazole bersamaan dengan jenis obat lain karena dapat menimbulkan beberapa interaksi berikut ini:
1) Absorpsi ketoconazole akan menurun jika digunakan bersamaan dengan obat antimuskarinik, antasida, H2-blocker, PPI, dan sucralfate.
2) Kadar ketoconazole dalam darah menurun jika digunakan bersamaan dengan rifampicin, isoniazid, efavirenz, nevirapine, dan phenytoin.
3) Ketoconazole dapat menurunkan kadar dari obat isoniazid dan rifampicin.
4) Ketoconazole dapat meningkatkan kadar CYP3A4 substrat (digoxin, antikoagulan oral, sildenafil, tacrolimus).
Interaksi yang berpotensi fatal antara lain:
- Ketoconazole dapat memperkuat dan memperpanjang efek sedatif dan hipnotik dari obat midazolam dan triazolam.
- Ketoconazole meningkatkan kadar dalam plasma dan memperpanjang QT interval dari obat astemizol, cisapride, dofetilide, pimozide, quinidine, dan terfenadine, yang mana akan memicu torsade de pointes, bentuk spesifik dari ventricular takikardia polimorfik dan terjadi dalam konteks perpanjangan QT.
- Ketoconazole dapat meningkatkan risiko miopati (otot mengalami kelemahan atau kelumpuhan) jika digunakan bersamaan dengan HMG-CoA reductase inhibitor (lovastatin, simvastatin).
- Ketoconazole dapat meningkatkan kadar plasma obat nisoldipine.
- Ketoconazole meningkatkan risiko hiperkalemia dan hipotensi jika digunakan bersamaan dengan eplerenone.
- Ketoconazole dapat meningkatkan risiko vasospasma (kejang mendadak pembuluh darah), yang dapat memicu iskemia serebral (kematian jaringan otak akibat kekurangan suplai oksigen).
Sumber:
pionas.pom.go.id ketokonazol
drugs.com ketoconazole
mims.com ketoconazole
Direktori