Vaksin Tdap pada Ibu Hamil Penting untuk Mencegah Penularan Difteri, Pertusis dan Tetanus ke Bayinya
Untuk mencegah penularan ke bayi, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua
Nama Paten :
kanabiotic, kanamycin, kanamycin meiji, kanamycin syrup meiji, Kanarco, Kanoxin.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/kanamisin)
Kanamycin adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri.
Kanamycin merupakan obat yang termasuk ke dalam antibiotik golongan aminoglikosida, yang bekerja dengan cara melawan bakteri dalam tubuh.
Selain dapat mengobati infeksi bakteri, kanamycin juga dapat memberikan beberapa efek samping, seperti gelisah, feses berwarna gelap, urine berdarah atau keruh, bibir dan kulit berwarna biru, pandangan mata kabur, kesemutan, depresi, pening, sakit kepala, letargi (penurunan kesadaran dan pemusatan perhatian serta kesiagaan), kehilangan keseimbangan, otot berkedut, mual, kejang, dan tenggorokan terasa serak.
Sebelum menggunakan kanamycin, pastikan untuk mengikuti anjuran dokter atau sesuai dengan yang tertera pada label obat. Jangan menggunakan kanamycin dengan dosis lebih besar atau dosis lebih kecil daripada yang sudah dianjurkan oleh dokter.
Konsultasikan dengan dokter jika sedang hamil atau diketahui hamil saat menggunakan pengobatan kanamycin, begitu pun dengan ibu menyusui. Simpan obat pada tempat yang aman dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.
Kanamycin tersedia dalam bentuk injeksi dan inhalasi. Masing-masing sediaan memiliki anjuran dosis berbeda sebagai berikut:
Sediaan injeksi
1) Injeksi intramuskular atau intravena untuk mengobati infeksi yang sensitif terhadap kanamycin adalah 15 mg/kg dalam 2-4 dosis terbagi selama 7-10 hari. Dosis maksimal adalah 1,5 g/hari.
2) Injeksi intraperitoneal untuk mengobati radang pada rongga perut atau kontaminasi pada rongga perut saat operasi yaitu masukkan 500 mg obat yang sudah direkonstitusi (dicampur dengan pelarutnya) ke dalam rongga perut. Maksimal penggunaan 1,5 g/hari.
3)Irigasi untuk mencuci rongga tubuh adalah memasukkan larutan dengan kadar 0,25% ke dalam rongga tubuh. Dosis maksimal yakni 1,5 g/hari.
Sediaan inhalasi untuk mengobati infeksi yang sensitif terhadap kanamycin dosisnya 250 mg 2-4 kali/hari dengan menggunakan alat nebulisasi. Maksimal penggunaan adalah 1,5 g/hari.
Pehatikan beberapa interaksi yang mungkin terjadi jika kanamycin digunakan bersamaan dengan jenis obat lain. Beberapa interaksi tersebut antara lain:
1) Kanamycin dapat menambah efek nefrtoksik (merusak ginjal) dan neurotoksik (merusak sistem saraf) dari obat polimiksin B, bacitracin, colistin, amphotericin B, cisplatin, vancomycin, dan aminoglycoside lain (contoh: paromomycin).
2) Kanamycin meningkatkan efek keracunan jika digunakan bersamaan dengan diuretik poten (ethacrynic acid, furosemide, meralluride Na, Na mercaptomerin, atau mannitol).
3) Kanamycin meningkatkan risiko merusak ginjal jika diberikan bersamaan dengan obat cephalosporin.
4) Kanamycin dapat menguatkan efek dari obat succinylcholine dan non depolarisasi pelumpuh otot (contoh: rocuronium)
5) NSAID dapat meningkatkan kadar kanamycin dalam darah.
Sumber:
pionas.pom.go.id kanamisin
drugs.com kanamycin
mims.com kanamycin
Direktori