Obat Alergi yang Aman untuk Anak, Apakah Boleh Diberi Antihistamin?
Alergi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada balita. Pertanyaannya, jika alergi apakah anak boleh minum antihistamin sebagaimana yang berlaku pada orang dewasa?
Nama Paten :
Tidak ada
Ipratropium bromide adalah obat yang digunakan untuk mengatasi PPOK (penyakit paru obstruktif kronis atau sering disebut COPD), asma, dan rhinorhoea yang disertai rhinitis. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ipratropium%20bromide/?mtype=generic)
Ipratropium bromide bekerja dengan mengurangi sekresi (pelepasan) mukus dalam hidung. (https://www.drugs.com/mtm/ipratropium-nasal.html)
Selain memiliki efek yang diinginkan, setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Segera hubungi dokter, kalau Kamu mengalami gejala-gejala ini saat mengonsumsi ipratropium bromide, yaitu pengelihatan kabur, nyeri mata, mimisan, dan kesulitan dalam buang air kecil. Untuk efek samping obat ini yang umum diantaranya sakit kepala, hidung kering, hidung berdarah, gangguan tenggorokan, dan perasaan tidak enak pada lidah.
( https://www.drugs.com/mtm/ipratropium-nasal.html)
Gunakan Ipratropium sesuai dengan instruksi dokter. Jangan menggunakan terlalu banyak atau berhenti menggunakannya, jika tidak memperoleh izin dokter. Pasalnya, penggunaan berlebihan dari obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping dan masalah lainnya. Ipratropium dalam bentuk inhalasi hidung tidak boleh diberikan pada anak kurang berusia di bawah 5 tahun. Dalam bentuk bentuk inhalasi hidung, obat ini dapat masuk dalam ASI dan membahayakan bayi. Jadi, wanita menyusui dilarang atau harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini. Wanita hamil juga harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan Ipratropium. Simpan obat ini dalam tempat kering, hindari udara lembab dan cahaya.
(https://www.drugs.com/mtm/ipratropium-nasal.html)
Dosis ipratropium pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis ipratropium yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, nasalin dosis yang Kamu konsumsi setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
Dosis ipratropium bromide dalam bentuk inhalasi :
1. Untuk mengobati PPOK dan asma, dosisnya 20-40 mikrogram sebanyak 3-4 kali sehari. Dosis tunggal mencapai 80 mikrogram pada beberapa pasien. Larutan nebulasi 250-500 mikrogram sebanyak 3-4 kali sehari.
Dosis ipratropium bromide dalam bentuk nasal:
1. Untuk mengobati rhinorhoea yang disertai rhinitis, dosisnya 42 mikrogram untuk setiap lubang hidung (nostril) sebanyak 2-3 kali sehari hingga 84 mikrogram selama 4 hari jika disertai gejala pilek atau selama 3 minggu jika disertai rhinitis alergi.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ipratropium%20bromide/?mtype=generic)
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap Ipratropium. Mengonsumsi obat ini dengan obat lain yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik:
1. Ipratropium bromide dapat meningkatkan efek bronkodilator jika diberikan bersama obat beta adrenergik dan xantin.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ipratropium%20bromide/?mtype=generic)
Direktori