5 Jenis Pemeriksaan Darah pada Ibu Hamil
Sejumlah pemeriksaan perlu dilakukan untuk skrining berbagai risiko kehamilan yang mungkin terjadi. Berikut ini 5 jenis pemeriksaan darah pada ibu hamil yang perlu dilakukan.
Nama Paten :
Humulin-N, Humulin-R, Insulin Human Basal, Insulin Human Comb 25, Monotard Hm (Recombinant DNA), Sansulin-N, Sansulin-R, Sansulin M-30.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/insulin)
Insulin merupakan salah satu jenis hormon alami dalam tubuh yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Hormon insulin ini bertugas untuk memasukkan glukosa ke dalam sel untuk diubah menjadi energi dan disebarkan ke seluruh tubuh. Nah, pada penderita diabetes, baik diabetes tipe 1 ataupun tipe 2, fungsi dan kerja hormon insulin ini terganggu, di mana gula tidak dapat masuk ke dalam sel karena insulin tidak cukup atau sel tidak peka lagi dengan insulin sehingga kadar gula dalam darah pun menjadi tinggi. Ini adalah awal mula terjadinya diabetes.
Kadar gula dalam darah yang tinggi tentu sangat berbahaya bagi tubuh, sehingga dibutuhkan obat-obatan untuk membantu menurunkan kadar gula darah dan menjaga agar kadar gula ini tetap normal. Insulin adalah salah satunya. Insulin adalah pengobatan satu-satunya untuk diabetes tipe 1, karena pankreas tidak mampu meproduksi insulin sehingga dibutuhkan insulin pengganti dari luar. Pada penderita diabetes tipe 2, insulin diberikan jika kadar insulin tetap rendah meski sudah mendapatkan obat antidiabetes lain yang biasanya bekerja dengan merangsang pankreas memproduksi insulin. Insulin juga dapat digunakan oleh wanita hamil yang menderita diabetes (diabetes gestasional).
Insulin sebenarnya diproduksi secara alami oleh kelenjar pankreas di dalam tubuh. Insulin berperan dalam mengambil glukosa (gula) dalam darah untuk dimasukkan ke dalam sel untuk diubah menjadi energi.
Insulin sangat efektif menurunkan kadar gula dalam darah. Efek samping yang paling sering terjadi karena pemberian insulin adalah hipoglikemia yaitu saat kadar gula darah sangat rendah. Gejalanya berupa sakit kepala, kecemasan, detak jantung yang cepat, lemah, dan keringat berlebih, gangguan elektrolit, dan pandangan kabur. Selain hipoglikemia, efek samping insulin adalah peningkatan berat badan, pembengkakan, gatal-gatal, dan kemerahan pada bagian yang disuntik insulin.
Umumnya, insulin diberikan dengan cara disuntikkan melalui subkutan (di bawah kulit) menggunakan 3 metode yaitu insulin pen, insulin pump, dan melalui jarum suntik
Untuk ibu hamil dan menyusui, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter sebelum menggunakan insulin.
Insulin tersedia dalam bentuk injeksi yang dapat diberikan melalui infus dan juga langsung ke otot atau bawah kulit pasien. Dosis yang diberikan melalui infus biasanya akan berbeda dengan dosis yang diberikan melalui otot dan juga kulit. Untuk lebih jelasnya, berikut anjuran dosis yang disarankan:
Injeksi melalui infus
1. Untuk mengatasi diabetes ketoasidosis, insulin dalam bentuk larutan insulin dengan konsentrasi 1 unit/mL melalui pump infusan:
Dosis awal: infus dengan laju 6 unit/jam, gandakan laju infus jika kadar gula darah tidak menurun menjadi sekitar 5 mmol/L/jam. Jika kadar gula darah turun menjadi 10 mmol/L, turunkan laju infus menjadi 3 unit/jam dan lanjutkan dengan pemberian glukosa 5% sampai pasien dapat makan.
Injeksi melalui otot
1. Untuk mengatasi diabetes ketoasidosis, insulin diberikan dalam bentuk insulin terlarut, dengan dosis awal 20 unit, kemudian 6 unit/jam sampai gula darah menurun menjadi 10 mmol/L.
Injeksi bawah kulit:
1. Untuk mengelola diabetes melitus dosisnya harus disesuaikan sesuai kondisi masing-masing pasien.
Pasien diabetes sebaiknya berhati-hati terhadap beberapa interaksi yang dapat terjadi jika insulin digunakan bersama dengan jenis obat lain. Beberapa reaksi tersebut antara lain:
1. Tanda hipoglikemi mungkin tidak tampak jika insulin digunakan bersamaan dengan β-blocker.
2. Efek hipoglikemik insulin menurun jika digunakan bersamaan dengan corticosteroid, danazol, diazoxide, diuretic, glucagon, isoniazid, turunan phenothiazine, somatropin, sympathomimetic agent, thyroid hormone, oestrogen, progestin (contoh: dalam kontrasepsi oral), protease inhibitor and atypical antipsychotic (contoh: olanzapine dan clozapine).
3. Efek hipoglikemik dari insulin akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan antidiabetes oral lain, ACE inhibitor, disopyramide, fibrat, fluoxetine, MAOI, pentoxifylline, propoxyphene, salicylate dan sulfonamide antibiotik.
4. Resisten insulin dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan obat octreotide dan lanreotide.
5. Risiko peningkatan berat badan dan bengkak pada bagian sisi tubuh akan meningkat jika insulin digunakan bersamaan dengan pioglitazone dan rosiglitazone.
6. Insulin dapat menurunkan efek terapi dari sermorelin.
Sumber:
pionas.pom.go.id insulin
drugs.com insulin
mims.com insulin
Direktori