4 Penyebab Kaki Sering Kram saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Dengan mengtahui penyebab kram saat hamil dan cara mengatasinya, Mums bisa melakukan upaya pencegahan. Sebisa mungkin banyak beraktivitas dan minnum air cukup ya!
Nama Paten :
Buscopan, Buscopan Plus, Buscotica, Dormi, Dormi Compositum, Gitas, Gitas plus, Hiopar, Hyomida, Hyomida Plus, Hyorex, Hyoscine-N-Butylbromide, Hyscopan, Kolicgon, Midaz, Parios, Procolic, Scoburtin, Scopamin, Scopamin Plus, Scopma, Scopma Plus, Sercopan, Spashi, Spashi Plus, Spaslic, Spasmacine, Spasmid, Spasmid Plus, Spasmolit, Stomica, Stomica Plus, Truscine, Unthecol, Vellios.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/hiosin-butilbromida)
Hyoscine digunakan untuk mengurangi kram pada otot perut, usus, kandung kemih. Obat ini juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala Irritable Bowel Syndrome (IBS), yaitu penyakit pencernaan yang umum yang memengaruhi kerja usus besar.
Hyoscine bekerja dengan cara merilekskan otot polos, mengurangi asam lambung dan menurunkan pergerakan usus.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/hyoscine/?type=brief&mtype=generic)
Perhatikan beberapa efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan obat hyoscine ini, seperti kulit memerah, hipotensi postural (tekanan darah rendah yang terjadi saat berubah posisi), takikardi (denyut jantung di atas normal), Fibrilasi (detak jantung tidak beraturan dan cepat), reaksi psikotik yang jarang, pening, rasa kantuk berlebih, kelelahan, sakit kepala, hilang ingatan, kulit kering, bintik-bintik merah pada kulit, meningkatkan sensitivitas pada cahaya, perut kembung, konstipasi, tenggorokan kering, sakit saat menelan, mual, muntah, xerostomia (produksi kalenjar ludah berkurang), sakit saat berkemih, retensi urin, gemetaran, kelemahan, pandangan mata kabur, glaukoma sudut tertutup, nyeri pada bola mata, gatal, fobia terhadap cahaya, dilatasi pupil, hidung kering, meningkatkan diaforesis (keringat), tidak tahan suhu panas.
Selain itu, ada pula efek samping yang berakibat fatal seperti depresi CNS, koma, gangguan pada pernapasan dan aliran darah.
Agar obat hyoscine bekerja secara efektif, pastikan untuk menggunakan obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Jangan gunakan obat dengan dosis lebih besar atau lebih kecil dari yang diresepkan oleh dokter.
Hati-hati penggunaan hyoscine pada kondisi pasien yang menderita gangguan ginjal, menderita pyloric stenosis (penyempitan pilorus pada bayi), menderita psikosis, menderita gangguan kejang, menderita ulseratif kolitis (peradangan kronis pada usus besar), menderita gangguan koroner, menderita takiaritmia (gangguan irama jantung), menderita gagal jantung, menderita hipertensi, pada pasien berusia lanjut, anak-anak, kehamilan dan menyusui.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/hyoscine/?type=brief&mtype=generic)
Hyoscine tersedia dalam beberapa jenis sediaan seperti oral, injeksi, untuk mata, dan juga koyo. Setiap sediaan ini memiliki anjuran dosis yang berbeda sebagai berikut:
Hycosine dalam sediaan oral:
1. Untuk mengurangi kejang pada saluran kemih, kejang pada saluran cerna, obaty ini diberikan dalam bentuk butylbromide dengan dosis 20 mg 4 kali sehari.
2. Untuk mengobati motion sickness, diberikan dalam bentuk hydrobromide dengan dosis 300 mcg 30 menit sebelum perjalanan, kemudian 300 mcg setiap 6 jam jika dibutuhkan. Maks: 3 dosis dalam waktu 24 jam.
Hycosine dalam sediaan injeksi:
1. Untuk mengurangi kejang pada saluran kemih, kejang pada saluran cerna, diberikan dalam bentuk butylbromide dengan dosis 20 mg, ulangi 30 menit kemudian jika dibutuhkan. Maks: 100 mg/hari.
2. Sebagai obat sebelum anestesi, diberikan dalam bentuk hydrobromide dengan dosis 0.2-0.6 mg 30-60 mg menit sebelum induksi anestesi.
3. Untuk pencegahan mual dan muntah, diberikan dalam bentuk hydrobromida, dosisnya 0.3-0.6 mg.
4. Sebagai obat sedasi sebelum operasi, diberikan dalam bentuk hydrobromide dengan dosis 0.6 mg 3-4 kali sehari.
Hycosine dalam sediaan untuk mata:
1. Untuk mengobati midriasis (pelebaran pupil) dan sikloplegia untuk refraksi mata, hycosine diberikan dalam kadar larutan 0.25% atau dalam bentuk hydrobromide. Teteskan 1-2 tetes 1 jam sebelum prosedur.
2. Untuk mengobati iridosiklitis (peradangan pada iris), hycosine diberikan dalam bentuk larutan 0.25% atau dalam bentuk hydrobromide. Teteskan 1-2 tetes sampai 4 kali sehari.
Hycosine dalam sediaan koyo:
1. Untuk pencegahan motion sickness, obat diberikan dalam bentuk koyo yang melepaskan obat dengan dosis 1 mg selama 3 hari: pakai 1 koyo minimal 4 jam sebelum perjalanan.
Hati-hati penggunaan hyoscine jika bersamaan dengan beberapa jenis obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi tertentu.
1) Hyoscine menambah efek sedatif jika digunakan bersamaan dengan alkohol atau CNS depresan lain.
2) Efek Hyoscine akan berkurang jika digunakan bersamaan dengan acetylcholinesterase inhibitor (contoh: donepezil, galantamine, rivastigmine, tacrine).
Interaksi yang berpotensi fatal: Efek terapi hyoscine dapat diperkuat jika digunakan bersamaan dengan obat antikolinergik dan antidepresan golongan trisiklik.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/hyoscine/?type=brief&mtype=generic)
Direktori