Obat Alergi yang Aman untuk Anak, Apakah Boleh Diberi Antihistamin?
Alergi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada balita. Pertanyaannya, jika alergi apakah anak boleh minum antihistamin sebagaimana yang berlaku pada orang dewasa?
Nama Paten :
Armacort, Berlicort, Brentan, Calacort, Chloramfecort, Cortigra, Enpicortyn, Erlaneohydrocort, Haemocaine, Indoson, Kemiderm, Lexacorton, Locoid, Micort, Nestacort, Nufacort, Omnicort, Ramicort, Sancortmycin, Solacort, Terikortin, Terra Cortril, Thecort, Triamcort, Vaslone, Viohydrocort, Visancort.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/hidrokortison)
Hydrocortisone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai macam kondisi seperti alergi, gangguan kulit, kolitis ulseratif (peradangan kronis yang terjadi pada usus besar (kolon) dan rektum, artritis (peradangan sendi), lupus, psoriasis (peradangan kronis akibat penyakit autoimun), hingga gangguan pernapasan.
Hydrocortisone merupakan salah satu jenis obat golongan steroid. Hydrocortisone bekerja dengan cara mencegah pelepasan senyawa kimia dalam tubuh yang dapat menyebabkan peradangan. Hampir semua penyakit diawali dari peradangan, itulah sebabnya obat golongan steroid sering disebut obat dewa karena dapat menyembuhkan semua penyakit yang dasarnya adalah peradangan.
Selain kemampuannya mengatasi berbagai gejala penyakit, efek samping steroid seperti hydrocortisone juga tidak ringan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
1. Efek samping yang umum terjadi adalah gangguan kecemasan, pandangan kabur, berkurangnya jumlah urine, pening, mulut kering, detak jantung tidak teratur, sakit kepala, depresi mental, perubahan mood, nafas berbunyi, telinga berdentum, kesulitan bernafas, kesulitan tidur, peningkatan berat badan.
2. Perhatikan pula efek samping yang kejadiannya tidak terduga, mulai dari keram perut, nyeri punggung, batuk atau suara serak, kulit berwarna gelap, penurunan berat badan, berkurangnya penglihatan, diare, sakit mata, mata berair, pertumbuhan rambut pada wajah wanita, wajah pucat, demam atau menggigil, sering lapar, sering haus, kehilangan nafsu makan, mual, kulit kemerahan, muntah, hingga kehilangan berat badan tanpa alasan yang jelas.
- Untuk menggunakan hydrocortisone, pastikan Kamu menggunakannya secara tepat tepat sesuai dengan anjuran yang direkomendasikan. Jangan menggunakan obat dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang sudah diresepkan oleh dokter.
- Jangan menghentikan penggunaan hydrocortisone secara tiba-tiba karena akan menimbulkan gejala ketergantungan yang tidak menyenangkan. Konsultasikan dengan dokter bagaimana cara menghindari gejala ketergantungan obat steroid.
- Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil dan ibu menyusui menggunakan hydrocortisone.
- Steroid dapat mempengaruhi pertumbuhan pada anak-anak. Bicarakan dengan dokter jika dirasa anak tidak berkembang dengan normal saat menggunakan obat steroid.
- Simpan obat pada suhu kamar dan jauhkand dari tempat yang panas dan lembab.
(https://www.drugs.com/mtm/hydrocortisone.html)
Hydrocortisone tersedia dalam beberapa sediaan. Setiap jenis sediaan memiliki anjuran dosis yang berbeda. Berikut anjuran dosis yang disarankan untuk setiap sediaan:
Sediaan oral:
1. Untuk mengobati kekurangan hormon adrenokortikal, dosisnya 20-30 mg/hari dalam dua dosis terbagi.
Sediaan injeksi:
1. Sebagai obat tambahan pada pasien yang menjalani terapi akibat kekurangan hormon adrenal saat operasi menggunakan bius total, dan pasien mendapatkan injeksi prednisolone >10 mg/hari atau dosis setara secara oral, maka hydrocortisone dapat diberikan dengan dosis 25-50 mg saat induksi. Untuk operasi kecil, gunakan dosis oral biasa setelah operasi. Untuk operasi sedang atau operasi besar, berikan kortikosteroid dosis oral biasa pada pagi hari sebelum operasi, kemudian saat induksi, dilanjutkan suntikan dengan dosis setara oral sebanyak 3 kali/hari selama 24 jam setelah operasi sedang atau 48-72 jam setelah operasi besar, berikan dosis oral setelah injeksi dihentikan.
2. Untuk mengatasi kekurangan hormon adrenokortikal akut, dosis hydrocortisone adalah 100-500 mg 3-4 kali sehari/24 jam tergantung keparahan dan respon.
3. Untuk mengobati inflamasi pada jaringan lunak, dosis hydrocortisone dalam bentuk Na phospate atau Na succinate ester adalah 100-200 mg untuk injeksi lokal.
Sediaan obat oles:
1. Untuk mengobati gangguan kulit yang memiliki respon terhadap kortikosteroid, hydrocortisone dalam kadar krim/lotion/salep dosisnya 0.1-2.5%. Oleskan pada kulit yang bermasalah.
Sediaan intra artikular (injeksi langsung ke dalam sendi):
1. Untuk mengobati peradangan pada sendi, hydrocortisone diberikan dalam bentuk senyawa asetat. Dosisnya 5-50 mg tergantung ukuran sendi yang mengalami peradangan.
Penggunan hydrocortisone bersamaan dengan jenis obat lain dapat menimbulkan beberapa reaksi dalam tubuh, di antaranya:
1. Pemberian bersama obat diuretik thiazide dapat meningkatkan hiperglikemia dan hipokalemia yang disebabkan oleh kortikosteroid.
2. Hydrocortisone meningkatkan resiko terjadinya tukak lambung atau pendarahan pada lambung jika digunakan bersamaan dengan NSAID.
3. Dosis obat antidiabetik dan obat antihipertensi butuh ditingkatkan saat digunakan bersamaan dengan hydrocortisone.
4. Hydrocortisone menurunkan kadar obat salisilat dan agen antimuskarinik dalam darah.
5. Ethanol jika digunakan bersamaan dengan hydrocortisone dapat meningkatkan iritasi pada dinding mukosa lambung.
6. Efek dari hydrocortisone dapat menurun jika diberikan bersamaan dengan carbamazepine, phenytoin, primidone, barbiturates dan rifampicin.
7. Efek saling menghambat metabolisme antara obat ciclosporin dan kortikosteroid menyebabkan peningkatan kadar kedua obat tersebut dalam darah.
8. Efek hydrocotisone meningkat pada wanita yang meminum estrogen atau kontrasepsi oral.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/hydrocortisone/?type=brief&mtype=generic)
Direktori