Penyebab dan Cara Efektif Mengatasi Kaki Bengkak pada Ibu Hamil
Kaki bengkak saat hamil merupakan hal biasa. Kondisi ini puncaknya terjadi saat usia kehamilan memasuki trimester 3. Berikut ini cara mengatasi kaki bengkak pada ibu hamil.
Nama Paten :
Blopress Plus, Coaprovel, Co-Diovan, Co-irvell, Irtan Plus, Lodoz, Micardis Plus, Olmetec Plus.
(MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17)
HCTZ adalah obat yang digunakan untuk mengatasi retensi (cairan tertahan di jaringan) sehingga bengkak pada pasien yang menderita gagal jantung kongestif, sirosis pada hati, atau gangguan ginjal, atau bengkak yang diakibatkan terlalu banyak meminum obat steroid atau estrogen. HCTZ juga dapat digunakan untuk pasien hipertensi.
https://www.guesehat.com/waspadai-7-efek-samping-antibiotik-iniHCTZ merupakan diuretik golongan thiazide yang bekerja dengan cara membantu tubuh agar tidak menyerap terlalu banyak garam yang akhirnya menimbulkan retensi cairan.
(https://www.drugs.com/hctz.html)
Seperti jenis obat lain, HCTZ juga memiliki beberapa efek samping yang sebaiknya diperhatikan oleh pengguna. Beberapa efek samping tersebut antara lain nyeri perut, nyeri pada punggung atau kaki, feses berwarna hitam, gusi berdarah, kulit melepuh, perut kembung, darah dalam urine dan feses, bibir dan jari kuku membiru, pandangan kabur, rasa terbakar, nyeri dada, menggigil, urin berkabut, konstipasi, batuk dan suara serak, batuk berdarah, diare, kulit pecah-pecah, demam, gangguan pencernaan.
- Penggunaan obat HCTZ harus dilakukan secara tepat sesuai dengan anjuran dokter. Jangan gunakan HCTZ dengan dosis lebih besar atau dosis lebih kecil daripada yang sudah dianjurkan.
- Jika sedang menjalani pengobatan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, tetap minum HCTZ walaupun gejala hipertensi telah menghilang karena pada umumnya tekanan darah yang tinggi tidak memiliki gejala. Pengobatan untuk darah tinggi umumnya dilakukan seumur hidup.
- Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil dan menyusui menggunakan obat ini.
- Simpan HCTZ pada suhu ruangan dan jauhkan dari tempat lembab, panas dan terkena cahaya matahari langsung.
(https://www.drugs.com/hctz.html)
Obat HCTZ tersedia dalam bentuk oral yang dapat dikonsumsi dengan dosis sebagai berikut:
1) Mengobati hipertensi: dosis awal: 12.5 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 25-50 mg sekali sehari, untuk pengobatan tunggal atau dikombinasikan dengan obat antihipertensi lain.
2) Mengatasi bengkak: 25-100 mg/hari dalam 1-2 dosis terbagi.
Berhati-hatilah saat menggunakan obat HCTZ bersamaan dengan jenis obat lain karena dapat menimbulkan beberapa interaksi seperti:
1. HCTZ dapat meningkatkan keracunan lithium.
2. HCTZ dapat memperkuat efek hipotensi ortostatik jika diberikan bersamaan dengan barbiturate dan obat narkotik.
3. HCTZ dapat meningkatkan aksi neuromuscular blocking dari obat neuromuscular blocker kompetitif (contoh: atracurium).
4. HCTZ meningkatkan efek hipokalemia jika diberikan bersamaan dengan obat kortikosteroid, kortikotropin, β2 agonist (contoh: salbutamol).
5. HCTZ dapat memperkuat efek dari obat antihipertensi lain.
6. HCTZ dapat memperkuat efek ortostatik hipertensi jika diberikan bersamaan dengan obat barbiturate atau opioid.
7. HCTZ menurunkan efek antihipertensi dari obat yang dapat menyebabkan retensi cairan (contoh: kortikosteroid, NSAID, Carbenoxolone).
8. HCTZ meningkatkan efek merusak ginjal dari obat NSAID.
9. HCTZ menurunkan efek terapi dari obat antidiabetes.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/hydrochlorothiazide/?type=brief&mtype=generic)
Direktori