Obat Alergi yang Aman untuk Anak, Apakah Boleh Diberi Antihistamin?
Alergi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada balita. Pertanyaannya, jika alergi apakah anak boleh minum antihistamin sebagaimana yang berlaku pada orang dewasa?
Nama Paten :
Classic, Diurefo, Diuresix, Diuvar, Edemin, Farsiretic, Farsix, Frusid, Furomed, Furosix, Glosix, Gralixa, Impugan, Lasix, Laveric, Naclex, Roxemid, Silax, Uresix.
(http://pionas.pom.go.id/monografi/furosemid)
Furosemide digunakan untuk mengatasi retensi cairan (bengkak) pada pasien yang menderita gagal jantung kongestif, gangguan lever, atau gangguan ginjal seperti sindrom nefrotik (ginjal bocor). Furosemide juga dapat digunakan untuk mengobati hipertensi.
Furosemide merupakan obat loop diuretik yang mencegah tubuh terlalu banyak mengabsorpsi garam. Obat ini membuat garam mudah dibuang oleh tubuh melalui urine.
Saat digunakan, furosemide juga dapat memberikan beberapa efek samping yang sebaiknya diperhatikan oleh pengguna. Efek samping tersebut antara lain:
1) Efek samping yang jarang terjadi: nyeri dada, menggigil, batuk atau suara serak, demam, perasaan lemas atau lelah sekujur tubuh, sakit kepala, nyeri punggung bawah atau bagian samping tubuh, serta napas pendek-pendek.
2) Efek samping yang kejadiannya tidak terduga: nyeri punggung atau kaki, feses berwarna hitam, gusi berdarah, kulit melepuh, perut kembung, darah dalam urine, pandangan kabur, urine berwarna keruh, keringat dingin, kebingungan, konstipasi, kulit pecah-pecah, serta diare.
Gunakan obat furosemide secara tepat sesuai dengan resep dari dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian obat sesuai yang tertera pada label kemasan obat. Jangan menggunakan furosemide dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang dianjurkan dokter.
Jangan meminum furosemide dengan dosis melebihi rekomendasi. Pengonsumsian furosemide dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Furosemide juga dapat membuat pasien sering berkemih dan mudah dehidrasi.
Tetap gunakan obat sesuai dengan anjuran dokter walaupun pasien sudah merasa sehat. Selama pengobatan, tekanan darah akan meningkat dan umumnya tidak menimbulkan gejala. Pasien kemungkinan akan menggunakan obat penurun tekanan darah seumur hidupnya.
Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil menggunakan furosemide. Obat ini juga dapat terserap ke dalam ASI dan kemungkinan dapat membahayakan bayi, serta memiliki efek menurunkan produksi ASI. Beritahukan kepada dokter jika sedang menyusui.
Simpan Furosemide pada suhu ruangan serta jauhkan dari tempat lembap, panas, dan terkena cahaya matahari langsung. Buang larutan furosemide yang masih tersisa 90 hari setelah tutup dibuka.
Furosemide tersedia dalam 2 jenis yaitu oral dan injeksi. Setiap sediaan ini memiliki anjuran dosis yang berbeda.
Sediaan oral
1) Dosis awal untuk mengobati bengkak yang dipicu oleh gagal jantung adalah 40 mg/hari. Dosis dapat diturunkan menjadi 20 mg/hari atau 40 mg pada hari lainnya. Pada beberapa kasus, dosis dapat ditingkatkan menjadi 80 mg atau lebih.
2) Dosis untuk penderita hipertensi adalah 40-80 mg/hari dalam pengobatan tunggal atau pengobatan kombinasi dengan obat antihipertensi lain.
Sediaan injeksi
1) Untuk mengobati bengkak yang dipicu oleh gagal jantung, dosis yang diberikan 20-50 mg melalui suntikan intramuskular atau intravena lambat. Dosis dapat ditingkatkan sebesar 20 mg per 2 jam. Dosis lebih dari 50 mg harus diberikan melalui infus intravena lambat. Maksimal pemberian adalah 1.500 mg/hari.
2) Untuk mengobati bengkak pada paru-paru akut, dosisnya 40 mg melalui injeksi lambat selama 1-2 menit. Jika tidak ada repsons yang baik dalam waktu 1 jam, dosis dapat ditingkatkan menjadi 80 mg melalui injeksi selama 1-2 menit.
Perhatikan penggunaan furosemide jika bersamaan dengan beberapa obat berikut karena dapat menimbulkan interaksi dalam tubuh.
1) Furosemide dapat meningkatkan efek kerusakan ginjal dari obat cephalosporins (cefalotin) atau NSAID.
2) Furosemide dapat meningkatkan efek kerusakan telinga dari obat aminoglikosida, ethacrynic acid, atau obat lain yang menimbulkan kerusakan telinga.
3) Kadar furosemide dalam darah dapat menurun jika diberikan bersamaan dengan aliskiren.
4) Furosemide dapat meningkatkan efek hipotensi dari ACE inhibitor atau obat antagonis angiotensin II receptor.
5) Furosemide meningkatkan risiko hiperkalemia (kelebihan ion kalium) jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium.
6) Furosemide meningkatkan risiko kerusakan jantung jika diberikan bersamaan dengan obat glikosida jantung dan antihistamin.
7) Furosemide dapat menurunkan kadar lithium dalam darah.
8) Furosemide dapat mengubah efek hipoglikemik dari obat antidiabetes.
9) Furosemide meningkatkan efek hipotensi jika diberikan bersamaan dengan antidepresan golongan MAOI.
10) Furosemide meningkatkan efek hiponatremia (kekurangan natrium) jika digunakan bersamaan dengan carbamazepine.
11) Furosemide menurunkan efek natriuretik dan hipotensi jika digunakan bersamaan dengan indometacin.
12) Furosemide menghilangkan efek diuretik jika digunakan bersamaan dengan salisilat.
Sumber:
Pusat Informasi Obat Nasional: furosemid
mims.com: furosemide
drugs.com: furosemide
Direktori