Penggunaan
Ayo, siapa yang sering mengalami insomnia alias susah tidur? Kalau Kamu adalah salah satu yang memiliki permasalahan ini, maka coba deh untuk mengonsumsi obat estazolam. Estazolam adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gejala insomnia seperti kesulitan untuk memulai tidur atau tidur nyenyak.
(https://www.drugs.com/mtm/estazolam.html)
Cara Kerja Obat
Estazolam merupakan golongan obat benzodiazepine. Estazolam bekerja dengan cara memengaruhi senyawa kimia di otak yang kemungkinan tidak seimbang dan menyebabkan gangguan tidur (insomnia).
(https://www.drugs.com/mtm/estazolam.html)
Efek Samping
Selain bisa mengatasi insomnia, Kamu juga perlu memerhatikan beberapa efek samping yang bisa timbul dari obat ini.
1) Efek samping yang umum terjadi: pergerakan tubuh menjadi lebih sedikit atau justru tidak ada, gangguan koordinasi motorik atau goyah, pening, dan rasa kantuk yang berlebihan.
2) Efek samping yang agak jarang terjadi: delusi, demensia (pikun), mulut kering, sakit kepala, perubahan mood atau mental, mual dan muntah, serta kelelahan.
3) Efek samping yang agak jarang terjadi: agresif, darah dalam urine, hidung berdarah, feses berdarah, nyeri dada, menggigil, kejang, batuk, menangis, wajah pucat, demam, bengkak, perubahan suara, serta bersin-bersin.
(https://www.drugs.com/sfx/estazolam-side-effects.html)
Pemakaian Obat
Nah, jika Kamu memiliki masalah sulit tidur dan ingin menggunakan obat ini untuk mengatasinya, pastikan Kamu mengikuti aturan pemakaian obat secara tepat sesuai dengan yang tertera pada label di kemasan obat. Jangan menggunakan estazolam dengan dosis lebih besar atau dosis lebih kecil daripada yang sudah diresepkan.
Penyalahgunaan obat estazolam secara tidak tepat akan menyebabkan ketergantungan, overdosis, bahkan kematian.
Minum estazolam hanya saat Kamu benar-benar butuh tidur selama beberapa jam. Kamu akan merasakan sangat mengantuk setelah beberapa saat meminum estazolam.
Segera hubungi dokter jika gejala tidak membaik setelah pengobatan selama 7-10 malam. Jangan meminum estazolam lebih dari 12 minggu tanpa sepengetahuan dokter. Gejala insomnia dapat kembali muncul setelah penggunaan obat estazolam dalam waktu yang panjang. Pasien mungkin akan merasakan gejala ketergantungan yang kurang nyaman. Jangan menghentikan penggunaan estazolam secara tiba-tiba. Ikuti petunjuk pengurangan dosis secara bertahap dari dokter.
Bagi ibu hamil dan menyusui, sebaiknya tidak menggunakan estazolam karena kemungkinan dapat berdampak buruk pada bayi. Estazolam juga tidak boleh diberikan pada anak usia kurang dari 18 tahun. Simpan estazolam pada suhu kamar serta jauhkan dari tempat lembap, panas, dan terkena cahaya matahari langsung.
(https://www.drugs.com/mtm/estazolam.html)
Interaksi
Berhati-hatilah saat menggunakan estazolam bersamaan dengan jenis obat berikut ini karena dapat menimbulkan interaksi dalam tubuh.
1) Kadar estazolam dalam darah dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan CYP3A inhibitor (nefazodone, fluvoxamine, erythromycin).
2) Kadar estazolam dalam darah dapat menurun jika digunakan bersamaan dengan CYP3A induser (carbamazepine, phenytoin, rifampicin, barbiturates).
3) Estazolam akan menimbulkan ketergantungan jika digunakan bersamaan dengan obat depresan CNS lain.
4) Konsentrasi estazolam dalam darah dapat meningkat secara signifikan jika digunakan bersamaan dengan ketoconazole dan itraconazole. Kondisi ini berpotensi fatal.
5) Alkohol dapat meningkatkan efek CNS dari obat estazolam.
6) Kadar estazolam dalam darah dan risiko keracunan akan meningkat jika diberikan bersamaan dengan jus jeruk bali.
(http://www.mims.com/indonesia/drug/info/estazolam/?type=brief&mtype=generic)