Vaksin Tdap pada Ibu Hamil Penting untuk Mencegah Penularan Difteri, Pertusis dan Tetanus ke Bayinya
Untuk mencegah penularan ke bayi, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua
Nama Paten :
Dothrocyn, Erysanbe, Narlecin, Trovilon.
(MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17)
Erythromycin adalah antibiotik yang digunakan untuk mencegah atau mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
(https://www.drugs.com/erythromycin.html)
Erythromycin merupakan antibiotik yang termasuk ke dalam golongan makrolida. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau terkadang dapat membunuh bakteri yang sensitif terhadap antibiotik ini.
(https://www.drugs.com/erythromycin.html)
Sama seperti jenis obat lain, erythromycin juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, seperti:
1. Efek samping yang jarang terjadi misalnya kulit melepuh, terkelupas atau kulit kendur, menggigil, batuk, diare, kesulitan menelan, pening, detak jantung menjadi cepat, kulit bentol-bentol, nyeri otot atau sendi, mata merah dan iritasi, kulit memerah, tenggorokan serak, timbul rasa sesak di dada, bersin-bersin.
2. Efek samping yang kejadiannya tidak terduga di antaranya kram pada perut, kembung, urine keruh atau mengandung darah, nyeri dada atau rasa tidak nyaman pada dada, urine berwarna gelap, diare, wajah pucat, demam, timbul rasa lelah dan lemas secara menyeluruh, kehilangan pendengaran, sering haus, mual dan muntah, penurunan berat badan yang tidak biasa.
(https://www.drugs.com/sfx/erythromycin-side-effects.html)
Untuk menggunakan obat erythromycin, pastikan sesuai dengan resep dokter. Ikuti semua petunjuk pemakaian obat yang tertera pada label pemakaian obat. Jangan menggunakan obat dengan dosis lebih besar atau lebih kecil daripada yang diresepkan.
- Jangan menggerus, mengunyah, atau merusak tablet/kapsul lepas lambat. Telan obat secara utuh.
- Minum obat sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan. Gejala infeksi dapat membaik sebelum sumber infeksi teratasi sepenuhnya. Melewatkan dosis akan menyebabkan infeksi lebih lanjut dan dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal. Obat ini tidak dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus seperti pilek atau flu.
- Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil dan menyusui menggunakan obat ini.
- Simpan obat pada suhu ruangan dan jauhkan dari tempat panas, lembap dan terkena cahaya matahari langsung.
(https://www.drugs.com/erythromycin.html)
Erythromycin tersedia dalam bentuk oral, injeksi, untuk mata, dan untuk kulit. Setiap sediaan berbeda anjuran dosisnya. Nah, berikut anjuran dosis yang disarankan:
Erythromycin dalam sediaan oral:
1. Untuk mengobati infeksi saluran nafas; infeksi kulit dan jaringan lunak; infeksi yang sensitif terhadap erythtromycin, dosisnya 1-2 g/hari dalam 2-4 dosis terbagi. Maks: 4 g/hari.
2. Untuk pencegahan infeksi bakteri Streptokokus pada pasien yang terbukti menderita demam rematik dan penyakit jantung, dosisnya 250 mg 2x1.
3. Untuk mengobati jerawat, dosisnya 250 mg/hari. maksimal: 500 mg 2x1.
Erythromycin dalam sediaan injeksi:
1. Untuk mengobati infeksi yang sensitif terhadap erythromycin, obat ini diberikan dalam bentuk senyawa erythromycin lactobionate. Dosisnya 15-20 mg/kg/hari. Dosis maksimal: 4 g/kg/day. Dapat diberikan infus terus menerus atau selang seling setiap 6 jam dengan lama infusan 20-60 menit.
Erythromycin dalam sediaan untuk mata:
1. Untuk pencegahan dan pengobatan infeksi pada mata, diberikan dalam bentuk krim kadar 0,5%. Oleskan kira-kiram krim 1 cm pada area mata yang sakit 6x1.
Erythromycin dalam sediaan untuk kulit:
1. Untuk mengobati jerawat, diberikan dalam bentuk gel/salep/larutan kadar 2-4%: oleskan pada daerah yang sakit 1-2 kali sehari.
(http://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin/?type=brief&mtype=generic)
Perhatikan penggunaan erythromycin jika bersamaan dengan jenis obat-obatan berikut karena dapat menimbulkan reaksi daam tubuh.
1. Erythromycin menyebabkan rhabdomyolysis (kerusakan sel-sel otot) disertai atau tanpa disertai gangguan ginjal jika digunakan bersamaan dengan inhibitor HMG-CoA reduktase (contoh: simvastatin).
2. Erythromycin meningkatkan risiko keracunan kolkisin.
3. Erythromycin meningkatkan efek sedasi jika digunakan bersamaan dengan triazolobenzodiazepines dan benzodiazepines (contoh: alprazolam, midazolam).
4. Teofilin dapat menurunkan dan simetidin dapat meningkatkan kadar erythromycin dalam darah.
5. Erythromycin dapat menimbulkan hipotensi, bradiaritmia (irama jantung yang lambat) dan asidosis laktat (penumpukan asam laktat yang berlebihan dalam darah) jika digunakan bersamaan dengan Ca Channel blocker (contoh: verapamil, amlodipin, diltiazem).
6. Erythromycin meningkatkan paparan obat sildenafil dalam tubuh meningkat.
7) Efek samping erythromycin akan meningkat dan berlangsung lama jika digunakan bersamaan dengan obat ciclosporin, carbamazepine, tacrolimus, alfentanil, disopyramide, rifabutin, quinidine, methylprednisolone, cilostazol, vinblastine dan bromokriptin.
8. Erythromycin meningkatkan resiko keracunan digoxin.
9. Erythromycin meningkatkan pendarahan jika digunakan bersamaan dengan obat antikoagulan oral.
Interaksi yang berpotensi fatal: Erythromycin menimbulkan perpanjangan QT interval, aritmia (gangguan irama jantung), takikardi (denyut jantung di atas normal), fibrilasi ventrikel (detak jantung cepat dan tak memadai) jika digunakan bersamaan dengan cisapride, pimozide, astemizole atau terfenadine.Erythromycin menimbulkan keracunan ergot akut jika digunakan bersamaan dengan ergotamine dan dihydroergotamine.
(http://www.mims.com/indonesia/drug/info/erythromycin/?type=brief&mtype=generic)
Direktori