Penggunaan
Alergi dapat dipicu oleh banyak faktor mulai dari sengatan atau gigitan serangga, makanan, obat-obatan, atau jenis alergen lainnya seperti kegiatan olahraga. Gejala-gejala alergi yang timbul seperti bentol-bentol, gatal-gatal yang parah, hingga sesak napas tentu membuat penderitanya merasa sangat terganggu.
Untuk mengobati gejala alergi yang timbul ini, penderita bisa menggunakan obat epinephrine sebagai solusinya.
Selain untuk mengobati alergi, epinephrine juga dapat digunakan untuk mengobati glaukoma sudut terbuka dan hipertensi pada bola mata
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/epinephrine/?type=brief&mtype=generic dan https://www.drugs.com/mtm/epinephrine-injection.html)
Cara Kerja Obat
Ephinephrine merupakan senyawa kimia yang bekerja dengan cara menyempitkan pembuluh darah dan membuka saluran napas pada paru-paru, sehingga dapat mengatasi penurunan tekanan darah, bersin-bersin, gatal-gatal yang parah, bentol-bentol, dan gejala alergi lain.
(https://www.drugs.com/mtm/epinephrine-injection.html)
Efek Samping
Meski dapat mengobati masalah alergi, namun obat epinephrine juga memiliki beberapa efek samping yang perlu diperhatikan, di antaranya ketidaknormalan atau menurunnya sensasi saat disentuh, timbul rasa cemas, nyeri pada punggung, lengan, atau rahang, nyeri pada tempat injeksi, pandangan kabur, ketidaknyamanan pada dada, pening, wajah pucat, sakit kepala, mual, telinga berdenging, stroke, berkeringat, kesulitan bernafas, muntah.
(https://www.drugs.com/sfx/epinephrine-side-effects.html)
Pemakaian Obat
Untuk menggunakan obat epinephrine, pastikan untuk selalu mengikuti semua aturan pakai yang biasanya tertera pada label kemasan. Jangan menggunakan obat ini tanpa pengawasan dokter atau hali medis dan dengan dosis yang lebih kecil atau lebih besar dari yang dianjurkan.
Penggunaan obat ephinephrine dalam bentuk injeksi dapat dilakukan dengan cara menyuntikkan langsung ke bagian kulit atau otot pasien. Namun, jika dalam keadaan darurat, ephinephrine juga dapat disuntikkan tanpa pasien harus melepas pakaian.
Jangan gunakan injeksi epinephrine jika terjadi perubahan warna atau terdapat partikel dalam larutan injeksi atau jika tanggal ekspired telah terlewati. Segera beritahu apoteker untuk meminta obat yang baru.
Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil dan menyusui menggunakan ephinephrine.
Simpan obat pada suhu ruangan dan jauhkan dari tempat yang lembap, panas dan terkena cahaya matahari langsung. Jangan bekukan obat.
(https://www.drugs.com/mtm/epinephrine-injection.html)
Dosis
Terdapat 4 jenis sediaan untuk obat epinephrine, yaitu sediaan injeksi intravena, sediaan injeksi intramuskular, sediaan untuk mata, dan sediaan inhalasi (dihirup).
Nah, berikut dosis penggunaan yang disarankan untuk setiap sediaan.
Sediaan epinephrine dalam bentuk injeksi intravena:
1. Sebagai obat penyelamat saat terjadi serangan jantung, diberikan dalam larutan 1:10,000 seberat 1 mg, ulangi setiap 2-3 menit jika dibutuhkan.
2. Untuk mengatasi reaksi alergi yang berlebihan, diberikan dalam larutan 1:10,000 dosisnya 5 ml diinfus secara perlahan-lahan sampai respon klinis tercapai.
Sediaan epinephrine dalam injeksi intramuskular:
1. Untuk mengatasi reaksi alergi yang berlebihan, diberikan dalam larutan 1:1,000, dosisnya 0.5 ml, ulangi setiap 5 menit sesuai kebutuhan.
2. untuk mengatasi asma akut, diberikan dalam larutan 1:1,000 dengan dosis 0.3-0.5 mL
Epinephrine dalam sediaan untuk mata:
1. Untuk mengobati glaukoma sudut terbuka, hipertensi pada bola mata, diberikan dalam kadar larutan 0.5, 1, atau 2%. Teteskan obat 1-2 kali sehari.
Epinephrine dalam sediaan inhalasi (dihirup):
1. Untuk mengobati asma akut, diberikan melalui inhaler yang mengandung epinephrine 160-275 mcg, diberikan 1-2 kali hirup, ulangi 3 jam kemudian jika dibutuhkan.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/epinephrine/?type=brief&mtype=generic)
Interaksi
Konsumsi obat epinephrine dengan jenis obat lain dapat menimbulkan interaksi tertentu. Beberapa obat yang perlu diperhatikan karena dapat menimbulkan interaksi, antara lain:
1. Anestesi inhalasi yang mengandung halogen.
2. Agen β- atau α-blocker.
3. Methyldopa
4. Guanethidine
5. Obat yang memiliki efek vasokonstriktor dan presor.
6. Obat antihipertensi
7. Obat penurun kadar potasium
8. Obat glikosida jantung
9. Ephedra
10. Yohimbe
11. Obat antidepresan golongan trisiklik dapat memicu hipertensi dan aritmia (gangguan irama jantung).
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/epinephrine/?type=brief&mtype=generic)