Mencegah Stroke Berulang dengan Intervensi Pembuluh Darah Karotid
Salah satu penyebab stroke adalah penyempitan pembuluh darah karotid, yaitu pembuluh darah yang menghubungan jantung dan otak. Perlu intervensi untuk mencegah stroke berulang.
Nama Paten :
Tenaten
(ISO vol. 50)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sebagai salah satu penyakit 'silent killer' atau pembunuh diam-diam. Pasalnya, penyakit ini seringkali sulit terdeteksi. Namun, jika kondisi ini tidak segera diobati, hipertensi bisa berisiko menimbulkan komplikasi kesehatan lain yang bisa mengancam jiwa.
Salah satu obat yang disarankan untuk mengobati tekanan darah tinggi adalah enalapril. Enalapril dapat digunakan oleh penderita hipertensi dewasa dan juga anak-anak dengan usia minimal 1 bulan.
Selain dapat mengobati tekanan darah tinggi, enalapril juga dapat digunakan untuk mengobati gagal jantung kongestif (kegagalan jantung dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh) serta mengatasi gangguan ventrikel pada jantung.
(https://www.drugs.com/enalapril.html)
Enalapril merupakan jenis obat golongan ACE inhibitor yang bekerja dengan cara menghambat perubahan enzim yang disebut angiotensin I menjadi angiotensin II, di mana angiotensi II merupakan vasokonstriktor poten, yaitu agen yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
(https://www.drugs.com/enalapril.html)
Hampir sama seperti kebanyakan jenis obat, enalapril juga memiliki beberapa efek samping saat dikonsumsi. Efek samping yang paling umum terjadi adalah pandangan kabur, kebingungan, pening, wajah pucat, atau kepala terasa berputar, berkeringat, kelelahan atau kelemahan yang tidak biasa.
Dalam beberapa kasus, meski jarang terjadi, enalapril juga dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti nyeri dada, batuk berdahak, diare, kesulitan bernafas, wajah pucat, demam atau menggigil, mual, bersin-bersin, tenggorokan serak, dada terasa sesak, muntah.
(https://www.drugs.com/sfx/enalapril-side-effects.html)
Penderita hipertensi yang ingin mengonsumsi obat enalapril, sebaiknya mengonsultasikan terlebih dulu dengan dokter mengenai aturan dan dosis yang diperlukan. Hindari mengonsumsi enalapril secara sembarangan atau dengan dosis yang tidak dianjurkan.
Enalapril dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Sama seperti kebanyakan obat hipertensi yang dianjurkan untuk diminum seumur hidup, enalapril juga sebaiknya tetap minum walau tekanan darah sudah turun. Tekanan darah yang tinggi seringkali tidak menimbulkan gejala. Jangan minum obat enalapril dalam kondisi hamil atau sedang menyusui.
Segera hubungi dokter jika muncul gejala mual atau diare, atau jika berkeringat lebih dari biasanya. Biasanya pasien akan mudah dehidrasi saat meminum enalapril. Obat ini juga kemungkinan dapat menyebabkan tekanan darah yang sangat rendah, gangguan elektrolit atau gagal ginjal.
Setelah digunakan, simpan obat cair dalam lemari es namun jangan dibekukan. Simpan sediaan tablet pada suhu kamar dan jauhkan dari tempat panas dan lembab. Tutup botol dengan rapat saat obat tidak digunakan.
(https://www.drugs.com/enalapril.html)
Enalapril terdiri dari 2 macam sediaan, yakni oral dan injeksi.
Untuk sediaan oral, berikut aturan dosis yang perlu diperhatikan:
1. Untuk mengobati hipertensi, dosis awalnya 5 mg dan diminum sebelum tidur. Dosis pemeliharaan 10-20 mg sekali sehari sampai 40 mg dalam 2 dosis terbagi.
2. Pada pasien gagal ginjal, dosis awalnya adalah 2.5 mg/hari. Dosis pemeliharaan 20 mg/hari dalam dosis tunggal atau dua dosis terbagi, sampai dosis 40 mg/hari dalam 2 dosis terbagi.
Sedangkan, untuk sediaan injeksi, berikut dosis pemberian enalapril yang dianjurkan:
1. Untuk mengobati hipertensi, dosisnya 1.25 mg melalui injeksi lambat atau infus selama minimal 5 menit, ulangi per 6 jam sekali jika dibutuhkan.
(http://www.mims.com/indonesia/drug/info/enalapril/)
Enalapril juga dapat menimbulkan reaksi tertentu jika diminum bersamaan dengan jenis obat lain. Berikut reaksi yang perlu diperhatikan:
- Hindari konsumsi obat enalapril bersamaan dengan lithium karbonat karena dapat menyebabkan keracunan lithium.
- Penggunaan enalapril bersamaan dengan obat golongan NSAID akan meningkatkan resiko gangguan ginjal.
- Efek hiperkalemia dari enalapril akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan diuretik hemat kalium dan suplemen.
- Efek hipotensi dari enalapril akan meningkat jika digunakan bersamaan dengan alkohol.
- Efek hipotensi dari enalapril dapat diperkuat oleh obat diuretik, obat antihipertensi lain, obat antidepresan golongan trisikilik, nitrat dan anestesi.
(http://www.mims.com/indonesia/drug/info/enalapril/)
Direktori