Seperti Apa Ciri Luka Caesar Infeksi?
Mengetahui ciri luka caesar infeksi penting bagi siapa pun yang baru saja menjalani operasi caesar. Sebab, infeksi yang terus dibiarkan bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Nama Paten :
Doribax, Daryaven, Doripenem, DPM
Doripenem adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi serius pada bagian perut, kandung kemih, atau ginjal.
Doripenem merupakan sejenis antibiotik. Obat ini bekerja dengan cara melawan bakteri.
Selain memiliki efek yang diinginkan, setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Doripenem memiliki tiga jenis efek samping, yaitu efek samping yang umum , agak jarang, dan yang tidak terduga. Untuk efek samping yang umum terjadi, contohnya kulit berwarna kebiruan, diare, nyeri dan bengkak pada kaki, kulit pucat, kesulitan bernapas, perdarahan atau memar yang tidak biasa, serta kelemahan atau kelelahan yang tidak biasa.
Efek samping yang agak jarang terjadi dari penggunaan obat ini di antaranya nyeri perut, urine berdarah, berkurangnya jumlah urine, demam, sering haus, gatal pada daerah genital, kehilangan nafsu makan, nyeri punggung bagian bawah, mual atau muntah, mulut atau lidah lecet, bengkak pada wajah, kesulitan bernapas, diare berat, kenaikan berat badan, serta bintik putih pada mulut atau lidah.
Sementara itu, efek samping doripenem yang kejadiannya tidak terduga yaitu kulit terkelupas dan lecet, menggigil, batuk-batuk, kesulitan bernapas, pening, detak jantung cepat, gatal-gatal, nyeri pada sendi atau otot, kehilangan kontrol pada kandung kemih, kram otot, bengkak pada kelopak mata, lesi merah pada kulit, biduran, luka pada bibir atau mulut, kehilangan kesadaran tiba-tiba, serta rasa sesak pada dada.
Gunakan doripenem sesuai dengan instruksi dokter. Jangan menggunakan terlalu banyak atau berhenti menggunakannya, jika tidak memperoleh izin dokter. Pasalnya, penggunaan berlebihan dari obat ini dapat meningkatkan risiko efek samping dan masalah lainnya. Doripenem biasanya disuntikkan melalui vena. Obat ini umumnya diberikan selama 5 hari sampai 2 minggu, disesuaikan dari kondisi pasien yang sedang diterapi. Tidak menutup kemungkinan pasien diberikan obat ini dalam bentuk tablet setelah beberapa hari mendapatkan injeksi.
Doripenem dalam bentuk injeksi harus dilarutkan dahulu dengan air steril sebelum diberikan kepada pasien. Gunakan obat ini sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan dokter. Gejala infeksi mungkin terlihat membaik sebelum infeksi benar benar terobati, tetapi Kamu harus tetap menggunakannya hingga batas waktu yang diinstruksikan dokter. Pasalnya, melewatkan dosis minum obat akan meningkatkan risiko terjadinya infeksi yang resisten terhadap antibiotik. Doripenem tidak dapat mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus seperti pilek atau flu. Simpan obat ini pada suhu ruangan.
Dosis doripenem pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis doripenem yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
Dalam bentuk injeksi:
1) Untuk infeksi intra-abdominal disertai komplikasi: dosisnya 500 mg setiap 8 jam melalui infusan selama 1 jam, diberikan selama 5-14 hari. Dapat diubah menjadi sediaan tablet minimal 3 hari setelah pemberian sediaan injeksi.
2) Untuk mengobati infeksi saluran kemih bagian atas disertai komplikasi, pengobatan pyelonephritis (infeksi saluran urine spesifik yang biasanya diawali dari kandung kemih atau uretra kemudian menjalar ke ginjal), dosisnya 500 mg per 8 jam melalui infus selama 1 jam selama 10 hari. Pemberian sediaan tablet dapat diberikan setelah pemberian injeksi selama 3 hari. Pasien dengan bakteremia berulang, lama waktu pemberian dapat diperpanjang sampai 14 hari.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap doripenem. Mengonsumsi obat ini dengan obat lain yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus.
Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik:
1) Konsentrasi plasma doripenem akan meningkat jika diberikan bersamaan dengan probenecid.
2) Doripenem dapat menurunkan kadar plasma dari asam valproat sehingga menimbulkan risiko terjadinya kejang.
Sumber:
Drugs doripenem
MIMS doripenem
Direktori