Obat Alergi yang Aman untuk Anak, Apakah Boleh Diberi Antihistamin?
Alergi bisa terjadi pada siapa saja, termasuk pada balita. Pertanyaannya, jika alergi apakah anak boleh minum antihistamin sebagaimana yang berlaku pada orang dewasa?
Nama Paten :
Analsik, Metaneuron, Neurindo, Neurodial, Potensik, Frozepam, Trazep, Valdimex, Valisanbe.
(MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17)
z
Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepine yang bekerja dengan cara menyeimbangkan senyawa kimia di otak pada pasien yang mengalami gangguan kecemasan.
Efek samping dari penggunaan obat ini meliputi:
1. Efek samping yang umum terjadi, seperti gemetar dan jalan sempoyongan, gangguan koordinasi otot.
2. Efek samping yang kejadiannya tidak diketahui, seperti sakit perut, mudah tersinggung, feses berwarna gelap, kulit melepuh dan terkelupas, pandangan kabur, gangguan berbicara, menggigil, kebingungan, batuk, dan urin berwarna gelap.
Hal-hal berikut sebaiknya Kamu perhatikan saat menggunakan obat ini, yaitu:
1. Ikuti semua petunjuk pemakaian obat sesuai dengan yang tertera pada label obat. Jangan menggunakan obat ini dengan dosis lebih besar atau dosis lebih kecil daripada yang sudah diresepkan oleh dokter.
2. Penggunaan diazepam dapat menyebabkan ketergantungan. Penggunaan diazepam secara tidak tepat akan menyebabkan ketergantungan, overdosis atau kematian.
3. Diazepam hanya disarankan digunakan dalam waktu singkat. Jangan menggunakan obat ini lebih lama dari 4 bulan tanpa pengawasan dokter.
4. Jangan berhenti menggunakan Diazepam secara tiba-tiba karena akan meningkatkan resiko terjadinya kejang atau muncul gejala ketergantungan yang tidak nyaman.
5. Segera hubungi dokter jika dirasa obat diazepam sudah tidak bekerja seperti biasanya.
6. Konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum ibu hamil menggunakan diazepam karena dapat berefek pada janin yang dikandung.
7. Diazepam dapat terserap ke dalam ASI dan berpotensi memengaruhi bayi sehingga disarankan ibu menyusui tidak meminum obat ini.
8. Jangan berikan diazepam pada anak usia kurang dari 6 bulan tanpa pengawasan dokter.
9. Simpan obat pada suhu ruangan, dan jauhkan dari tempat yang lembab, panas dan terkena cahaya matahari langsung.
Adapun dosis dari diazepam meliputi:
Bentuk sediaan tablet:
1. Untuk terapi gangguan kecemasan parah, 2 mg 3 kal sehari dengan dosis maksimal, yaitu 30 mg/hari.
2. Untuk terapi insomnia, 5-15 mg sebelum tidur.
3. Sebagai anestesi sebelum operasi, 5-20 mg.
4. Terapi tambahan untuk mengobati kejang, 2-60 mg/hari dalam dosis terbagi.
5. Terapi kejang otot, 2-15 mg/hari dalam dosis terbagi, sampai 60 mg/hari dalam kasus kejang yang parah.
6. Terapi kecanduan alkohol, 5-20 mg, ulangi 2-4 jam kemudian jika dibutuhkan. Dosis alternatif : 10 mg 3-4 kali pada hari pertama, kurangi menjadi 5 mg 3-4 kali sehari sesuai anjuran.
Bentuk sediaan injeksi:
1. Anestesi sebelum tindakan operasi, 100-200 mcg/kg.
2. Terapi kecanduan alkohol, 10-20 mg.
3. Terapi kecemasan parah, dosis sampai 10 mg, ulangi dosis yang sama 4 jam kemudian jika dibutuhkan.
4. Terapi kejang: dosis awal, 5-10 mg dan dapat diulangi dengan jeda 10-15 menit sampai dosis maksimal 30 mg.
5. Terapi keram otot, 10 mg, ulangi 4 jam kemudian jika dibutuhkan.
Bentuk sediaan rektal (dimasukkan ke anus):
1. Terapi kecemasan berat: dalam bentuk larutan, 500 mcg/kg, ulangi 12 jam kemudian jika dibutuhkan.
2. Anestesi sebelum tindakan operasi, dalam bentuk larutan: 500 mcg/kg.
3. Terapi tambahan untuk mengobati kejang, dalam bentuk gel: 200 mcg/kg, ulangi 4-12 jam kemudian jika dibutuhkan. Dalam bentuk larutan: untuk kejang akibat demam, epilepsi dan kejang karena keracunan: 500 mcg/kg. Dosis maksimal, 30 mg.
4. Untuk terapi keram otot, dalam bentuk larutan, 500 mcg/kg, ulangi setiap 12 jam jika perlu.
Obat-obatan apa saja yang dapat berinteraksi dengan diazepam?
1. Diazepam jika digunakan bersamaan dengan obat antivirus (seperti amprenavir dan ritonavir) dapat meningkatkan efek pada sistem saraf pusat.
2. Diazepam jika digunakan bersamaan dengan obat anestesi, analgesik golongan narkotik, Obat antidepresan, obat antipsikotik, obat penenang, obat antiepilepsi, obat antihistamine, obat antihypertensi, obat pelemas otot (tizanidine atau baclofen), nabilone dapat meningkatkan efek pada sistem saraf pusat.
3. Diazepam dapat menurunkan pembuangan obat dari tubuh (klirens) saat digunakan bersamaan dengan obat antibakteri yang metabolismenya terganggu oleh enzim hepatik (contoh: isoniazid dan erythromycin), simetidin, omeprazole.
4. Diazepam dapat meningkatkan pembuangan obat dari tubuh (klirens) saat digunakan bersamaan dengan obat antibakteri yang mana metabolismenya diinduksi oleh enzim hepatik (contoh: rifampicin).
5. Diazepam dapat meningkatkan kadar obat disulfiram dalam darah.
6. Diazepam dapat menurunkan pembuangan obat dari tubuh (klirens) dari obat digoxin.
7. Diazepam dapat menurunkan efek terapi dari obat teofilin.
8. Alkohol dapat meningkatkan efek sedatif (menimbulkan rasa kantuk) jika digunakan bersamaan dengan digoxin.
Sumber:
MIMS petunjuk konsultasi Ed. 17
mims.com: diazepam
drugs.com: diazepam
Direktori