Penggunaan
Clobazam adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Obat ini juga dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk mengobati kejang yang disebabkan oleh Lennox-Gastaut Syndrome, yaitu epilepsi parah pada anak-anak yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan dan perilaku.
Cara Kerja Obat
Clobazam bekerja dengan cara mengembalikan keseimbangan senyawa kimia pada otak yang dapat menyebabkan kecemasan.
Efek Samping
Setiap obat pasti punya efek samping yang tidak diinginkan. Untuk clobazam, efek sampingnya terbagi menjadi 3, yaitu efek samping yang umum, efek samping yang agak jarang, dan efek samping yang tidak terduga.
Untuk efek samping yang umum terjadi, diantaranya, kesulitan menelan, demam, gemetar dan goyah saat berjalan, dan gangguan koordinasi otot. Efek samping yang kejadiannya agak jarang dari clobazam, antara lain, perubahan pola berbicara, sulit beristirahat, tidak jelas saat berbicara, kesulitan berbicara, dan kesulitan saat duduk.
Sementara itu, untuk efek samping yang kejadiannya tidak terduga, seperti, mengigau, feses berwarna hitam, gusi berdarah, kulit terkelupas, darah dalam urin, nyeri dada, menggigil, bingung membedakan waktu, tempat dan orang, batuk, diare, kesulitan bernapas, gatal-gatal, serta nyeri otot dan sendi.
Pemakaian Obat
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Berhenti menggunakan clobazam secara tiba-tiba walaupun gejala sudah membaik akan meningkatkan risiko kejang atau gejala ketergantungan obat.
Ikuti petunjuk dokter terkait penurunan dosis obat ini secara bertahap. Wanita hamil dan wanita menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan clobazam. Jangan pula memberikan obat ini pada anak-anak di bawah usia 2 tahun. Simpan clobazam pada suhu kamar dan jauhkan obat dari tempat panas, lembab dan terkena matahari langsung.
Dosis
Dosis clobazam pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Dosis clobazam yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara penggunaan obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
1. Untuk obat tambahan untuk terapi epilepsi, dosis awalnya 20-30 miligram per hari, tingkatkan dosis jika perlu. Dosis maksimaulnya 60 miligram per hari.
2. Sebagai terapi kecemasan berat, dosis awalnya 20-30 miligram per hari dalam dosis terbagi atau dalam dosis tunggal sebelum tidur selama 2-4 minggu. Dosisnya bisa sampai 60 miligram per hari untuk pasien yang rawat inap.
Interaksi
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap clobazam. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan, sebelum menggunakan clobazam.
Menggunakan clobazam bersamaan dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi penggunaannya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
- Clobazam dapat meningkatkan dan memperpanjang efek dari simetidin dan ertitromisin.
- Clobazam dapat meningkatkan efek menekan sistem saraf pusat jika digunakan bersamaan dengan obat antipsikotik, sedatif, obat antidepresan, obat anestesi, obat pelemas otot, analgesik, nitrous oksida, dan obat antikejang lain atau obat penghilang rasa cemas.
- Interaksi yang kemungkinan fatal: clobazam dengan obat analgesik golongan opioid dapat menyebabkan kesadaran menurun, penurunan fungsi pernafasan, dan koma.
- Alkohol dapat meningkatkan efek CNS depresan (menurunkan fungsi sistem saraf pusat).
Referensi:
ISO vol. 50
mims.com: clobazam
drugs.com: clobazam