4 Penyebab Kaki Sering Kram saat Hamil dan Cara Mengatasinya
Dengan mengtahui penyebab kram saat hamil dan cara mengatasinya, Mums bisa melakukan upaya pencegahan. Sebisa mungkin banyak beraktivitas dan minnum air cukup ya!
Nama Paten :
Antiplat, Pletaal
(ISO vol. 50)
Cilostazol adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala klaudikasio, yaitu rasa nyeri atau kram di tungkai bawah akibat kurangnya aliran darah ke otot yang selalu hilang dan timbul. Obat ini dapat memperbaiki kemampuan berjalan jauh tanpa disertai rasa nyeri.
Cilostazol merupakan sejenis vasodilator. Obat ini bekerja dengan cara melemaskan otot pada pembuluh darah dan membantu pembuluh darah melebar. Cilostazol melebarkan pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke kaki. Obat ini juga memperbaiki sirkulasi darah dengan cara menjaga platelet dalam darah supaya menyatu dan menyumbat.
Setiap obat pasti punya efek samping yang tidak diinginkan. Untuk cilostazol, efek sampingnya terbagi menjadi tiga, yaitu efek samping yang sering terjadi, efek samping yang agak jarang terjadi, dan efek samping yang kejadiannya tidak terduga.
Untuk efek samping yang sering terjadi, diantaranya, detak jantung cepat atau tidak teratur, demam. Sementara itu, efek samping cilostazol yang agak jarang terjadi, antara lain, pendarahan yang tidak normal, feses berdarah, memar atau bintik merah pada kulit, wajah pucat, mual, muntah, hidung berdarah, leher kaku, nyeri perut, dan bengkak pada lidah.
Untuk efek samping yang kejadiannya tidak terduga, antara lain, gusi berdarah, kecenderungan perdarahan, kulit terkelupas, darah dalam urine, pandangan kabur, nyeri dada, menggigil, dan feses berwarna seperti tanah liat.
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Cilostazol biasanya dikonsumsi 2 kali sehari dalam keadaan perut kosong, minimal 30 menit sebelum atau dua jam setelah sarapan atau makan malam. Kamu harus mengonsumsi obat ini pada jam yang sama setiap harinya.
Cilostazol kemungkinan besar membutuhkan waktu 12 minggu untuk menunjukkan perbaikan gejala. Teruslah konsumsi obat ini sesuai arahan, informasikan ke dokter kalau kondisi Kamu tidak kunjung membaik setelah mengonsumsinya selama 4 minggu.
Wanita hamil dan wanita menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan cilostazol. Simpan obat ini pada suhu ruangan dan jauhkan dari tempat lembap dan panas.
Dosis cilostazol pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis cilostazol yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami. Dosis cilostazol adalah 100 mg sebanyak 2 kali sehari.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap cilostazol. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan, sebelum menggunakan cilostazol.
Menggunakan cilostazol dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, namun bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi penggunaannya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
Referensi:
ISO vol. 50
mims.com: cilostazol
drugs.com: cilostazol
Direktori