Gejala, Penyebab, dan Bahaya Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah komplikasi kehamilan ketika bumil mengalami mual dan muntah yang parah. Ketahui gejala dan penyebab hiperemesis gravidarum berikut ini.
Nama Paten :
Cepezet, Largactil, Meprosetil
(ISO vol. 50)
Chlorpromazine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan psikis, seperti Schizofrenia, depresi episode manik, dan gangguan perilaku berat pada anak usia 1 sampai 12 tahun. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati mual dan muntah, mengatasi kecemasan sebelum operasi, mengatasi cegukan kronis, mengatasi porfiria akut yang berjeda, serta mengatasi gejala tetanus.
Chlorpromazine termasuk sejenis obat antipsikosis golongan fenotiazine. Obat ini bekerja dengan cara mengubah aksi beberapa senyawa kimia pada otak.
Setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Segera periksa ke dokter kalau Kamu mengalami reaksi tertentu setelah menggunakan chlorpromazine. Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai antara lain gejala seperti penyakit Parkinson, distonia (kontraksi otot tak sadar yang menyebabkan gerakan berulang atau memutar), akatisia (kegelisahan otot), diskinesia tardif (kondisi yang memengaruhi sistem saraf dan sering disebabkan oleh penggunaan jangka panjang sebagian obat psikiatris), rasa kantuk yang berlebih, pening, reaksi kulit atau kemerahan pada kulit, mulut kering, hipotensi ortostatik (hipotensi tiba-tiba dari posisi duduk ke posisi berdiri), nyeri saat haid, jarang menstruasi, serta peningkatan berat badan.
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Keputusannya akan dibuat oleh dokter. Jangan menghentikan penggunaan chlorpromazine secara tiba-tiba, apalagi setelah penggunaan jangka panjang, karena akan menimbulkan gejala ketergantungan. Konsultasikan dengan dokter bagaimana cara mencegah ketergantungan setelah menghentikan penggunaan chlorpromazine.
Menggunakan obat antipsikotik seperti chlorpromazine pada ibu hamil trimester ketiga berisiko menimbulkan masalah pada janin, seperti gejala ketergantungan, kesulitan bernapas, kesulitan makan, gemetar, dan kaku otot. Oleh sebab itu, sebelum mengonsumsi chlorpromazine, wanita hamil harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Obat ini juga dapat terserap ke dalam ASI dan membahayakan bayi, jadi ibu menyusui dilarang menggunakan chlorpromazine. Simpan obat ini pada suhu ruang dan jauhkan dari tempat lembap serta panas.
Dosis chlorpromazine pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis chlorpromazine yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara penggunaan obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
1) Dosis awal untuk terapi cegukan adalah 25-50 mg sebanyak 3-4 kali sehari, selama 2-3 hari.
2) Dosis untuk terapi psikosis adalah 25 mg sebanyak 3 kali. Dosis pemeliharaannya 25-100 mg sebanyak 3 kali sehari. Tingkatkan menjadi 1 gr per hari jika dibutuhkan.
3) Untuk terapi psikosis (sediaan injeksi), dosisnya 25-50 mg setiap 6-8 jam.
4) Dosis awal untuk terapi mual dan muntah adalah 25 mg melalui injeksi intramuskular, dilanjutkan dengan 25-50 mg 3-4 jam sampai muntah berhenti.
5) Untuk terapi psikosis (melalui rektal) sediaan suppo, dosisnya 100 mg 6-8 jam sekali.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap chlorpromazine. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan kepada dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan sebelum menggunakan chlorpromazine.
Menggunakan chlorpromazine dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
1) Chlorpromazine akan menambah efek antikolinergik dari obat antiparkinson dan obat antidepresan golongan trisiklik, sehingga akan menimbulkan krisis antikolinergik.
2) Chlorpromazine dengan obat antidepresi golongan monoamin inhibitor akan menambah efek hipotensi ortostatik (penurunan tekanan darah yang terjadi tiba-tiba, saat berubah posisi dari telentang ke posisi duduk atau tegak).
3) Chlorpromazine dapat menghilangkan efek antihipertensi dari guanethidine, methyldopa, dan clonidine.
Interaksi yang fatal: Chlorpromazine dengan obat sedatif, hipnotik, antihistamin, obat anestesi, opiat, dan alkohol dapat menambahkan efek depresan.
Referensi:
ISO vol. 50
mims.com: Chlorpromazine
drugs.com: Chlorpromazine
Direktori