Perut Gatal Selama Kehamilan, Jangan Digaruk!
Masalah yang kerap dialami ibu hamil terutama di kehamilan memasuki trimester dua dan tiga adalah perut terasa gatal. Kulit perut biasanya terasa gatal karena meregang selama kehamilan.
Nama Paten :
Aditusin, Aficitom, Afimol, Alco, Alermax, Allergen, Alleron, Anacetine Plus, Anakonidin, Anakonidin OBH, Anaton, Antiza, Betaflu, Bisolvon Flu, Bodrexin Flu dan Batuk, Bodrexin Pilek Alergi, Bonaflu, Brochifar, Brochifar Plus Kaplet, Brocon, Bycolen, Calorex, Calortusin, Ceteme, CTM, Citocetin, Cohistan, Contrex Flu dan Pilek, Coparcetin, Corhinza, Decolgen, Decolsin, Decotan, Dehista, Derosil, Dexophan, Dextral, Dextrosin, Dexyl, Elsiron, Emflu, Emtusin, Erpha Flu, Extra-Flu, Farapon, Ficolsin, Fimeton, Flucadex, Flucella, Flucodin, Fludane, Flukol X-Tra, Flunadin, Flunax, Flurin, Flutamol, Flutocop, Frigrip, Glynasin, Gunacold, Heroflu, Hufagripp BP, Hufagripp Forte, Hufaphenon, Hustadin, Ifarsyl, Inza, Itrabat, Jetcol, Kafsir Plus, Kiddybat, Kidikol, Kofiren, Komix, Kontrabat, Lodecon, Lodecon Forte, Mesaflukin, Mextril, Mextril Antitusif, Migon, Nalgestan, Nasamex Forte, Nellco Special OBH, Neo Ultradin, Neozep Forte, New Chlorkol, Novatusin, Obat Batuk Popalex, Obatine, OBH Combi Anak, OBH Erla, OBH FM, OBH Indoplus, OBH Nelco Plus, Omecold, Orphen, Oskadon Flu, Panadol Cold & Flu, Paraflu, Paranomin, Paratenza, Pasaba, Baby Cough Expectorant, Pasaba Cough & Flu, Pectorin, Pehaclor, Pilexal, Pimtrakol, Pinkid's Cough Suspensi, Poncolin, Poncolin D, Ponflu, Procold, Rhinos Junior, Selmetor, Solafluz, Supraflu, Tecorin, Tera-F, Termorex Plus, Ternix Plus Sirup, Tiramin, Tranabat, Tranaflu, Transifar, Tusselix, Tussigon, Tuzalos, Ultraflu, Ultraflu Extra, Vipcol, Wicold, Ye Dan To, Yekaflu, Yekagrip, Zecamex.
(ISO vol. 50)
Chlorpheniramine adalah obat yang digunakan untuk mengatasi hidung berair, bersin-bersin, gatal-gatal, dan mata berair. Gejala-gejala tersebut umumnya disebabkan oleh alergi, pilek, atau flu.
Chlorpheniramine termasuk golongan obat antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara mengurangi efek dari histamin alami yang ada dalam tubuh. Histamin sendiri dapat menyebabkan gejala bersin-bersin, gatal-gatal, mata berair, dan hidung meler.
Setiap obat pasti memiliki efek samping yang tidak diinginkan. Segera periksa ke dokter kalau Kamu mengalami reaksi terentu setelah menggunakan chlorpheniramine. Beberapa efek samping yang perlu diwaspadai dari obat ini di antaranya reaksi alergi seperti kulit kemerahan, bentol-bentol, gatal-gatal, bengkak, kulit terkelupas disertai demam atau tanpa demam, bersin-bersin, sesak di dada atau tenggorokan, kesulitan bernapas, menelan, berbicara, rasa serak yang tidak biasa, atau pembengkakan pada mulut, wajah, lidah, dan tenggorokan.
Dalam menentukan pemakaian obat, risiko dan keuntungannya harus ditimbang dan diperhatikan dengan matang. Keputusannya akan dibuat oleh dokter. Biasanya, chlorpheniramine digunakan sebentar saja, sampai gejala alergi hilang.
Jangan konsumsi obat ini lebih dari 7 hari berturut-turut. Sebaiknya periksa ke dokter kalau kondisi Kamu tidak membaik setelah 7 hari mengonsumsi chlorpheniramine. Beritahukan pula kepada dokter jika Kamu mengalami demam disertai sakit kepala atau kulit kemerahan.
Jangan menggerus, mengunyah, atau memecahkan tablet lepas lambat chlorpheniramine. Minumlah tablet secara utuh. Pasalnya, memecahkan tablet bisa menyebabkan terlalu banyak obat yang terlepas satu kali secara bersamaan.
Selalu tanyakan kepada dokter sebelum memberikan obat batuk atau pilek untuk anak-anak, termasuk chlorpheniramine. Pasalnya, penggunaan obat batuk dan pilek yang tidak tepat pada anak yang terlalu kecil dapat menyebabkan kematian.
Konsultasikan juga dengan dokter jika wanita hamil mau menggunakan chlorpheniraminei. Obat ini juga dapat terserap ke dalam ASI dan membahayakan bayi, serta dapat memperlambat produksi ASI. Jadi, konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum wanita menyusui mengonsumsi chlorpheniramine.
Untuk penyimpanannya, simpan chlorpheniramine pada suhu ruangan serta jauhkan dari tempat lembap dan panas. Untuk chlorpheniramine dalam bentuk cair, jangan biarkan sampai membeku.
Dosis chlorpheniramine pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan kemasan obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis chlorpheniramine yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara penggunaan obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
Dosis dewasa
1) Untuk terapi alergi rhinitis, common cold, urtikaria (biduran), dan reaksi alergi, obat yang digunakan dalam bentuk tablet atau sirup. Dosisnya sekitar 4 mg setiap 4-6 jam. Jika diberikan tablet lepas lambat, maka dosisnya 8-16 mg setiap 8-12 jam sesuai kebutuhan atau 16 mg sekali sehari sesuai kebutuhan. Dosis maksimalnya 32 mg per hari.
2) Untuk terapi reaksi alergi (sediaan injeksi), dosisnya 10-20 mg melalui suntikan intravena, intramuskular, atau subkutan dalam dosis tunggal. Dosis maksimalnya 40 mg per hari.
Dosis anak-anak untuk terapi alergi rhinitis, common cold, urtikaria (biduran), dan reaksi alergi:
1) 3-5 bulan (sirup lepas lambat): 0,5 mg setiap 12 jam.
2) 6-8 bulan (sirup lepas lambat): 1 mg setiap 12 jam.
3) 9-18 bulan (sirup lepas lambat): 1-1,5 mg setiap 12 jam.
4) 18 bulan-6 tahun (sirup lepas lambat): 2 mg setiap 12 jam.
5) 2-5 tahun (tablet atau sirup): 1 mg setiap 4-6 jam. Jika diberikan tablet lepas lambat, dosisnya 2 mg 2 kali sehari, tidak melebihi 8 mgdalam 24 jam. Dosis maksimalnya 6 mg per hari.
6) 6-11 tahun (tablet atau sirup): 2 mg setiap 4-6 jam. Bisa juga diberikan tablet lepas lambat dengan dosis 4-8 mg 2 kali sehari, tidak melebihi 16 mg dalam 24 jam, atau 8 mg sebelum tidur sesuai indikasi. Dosis maksimalnya 16 mg per hari.
7) 12 tahun atau lebih: mengikuti dosis dewasa.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap chlorpheniramine. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu gunakan sebelum menggunakan chlorpheniramine.
Menggunakan chlorpheniramine dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik. Inilah obat-obat yang bisa berinteraksi dengan chlorpheniramine:
1) Antihistamin yang dioleskan di kulit, contohnya diphenhydramine cream, salep, dan spray.
2) Obat antispasmodik, contohnya atropine, belladona, dan alkaloid.
3) Obat untuk terapi penyakit parkinson, contohnya antikolinergik seperti benztropine dan trihexyphenidyl.
4) Obat skopolamin.
5) Obat antidepresan golongan trisiklik, contohnya amitriptyline.
Referensi:
ISO vol. 50
WebMD: Chlorpheniramine Maleate
drugs.com: Chlorpheniramine
Direktori