Seperti Apa Ciri Luka Caesar Infeksi?
Mengetahui ciri luka caesar infeksi penting bagi siapa pun yang baru saja menjalani operasi caesar. Sebab, infeksi yang terus dibiarkan bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius.
Nama Paten :
Cefabiotic, Cephalexin, Kemolexin, Lexipron, Ospexin.
Cefalexin adalah obat yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Contoh infeksi bakteri yang dapat diobati oleh cefalexin termasuk infeksi saluran napas bagian atas, infeksi telinga, infeksi pada kulit, dan infeksi saluran kencing.
Cefalexin termasuk antibiotik golongan sefalosporin. Obat ini bekerja dengan cara melawan bakteri dalam tubuh.
Segera periksa ke dokter kalau Kamu mengalami reaksi tertentu setelah mengonsumsi cephalexin, seperti diare, sakit perut, kulit perih dan terkelupas, menggigil, feses berwarna seperti tanah liat, batuk, urine berwarna gelap, demam, kelelahan, sakit kepala, kulit gatal dan kemerahan, atau tenggorokan serak.
Segera periksa ke dokter juga kalau Kamu mengalami gejala-gejala efek samping yang berat ini:
- Kram perut.
- Nyeri pada tungkai kaki atau punggung.
- Gusi berdarah.
- Perut kembung.
- Darah dalam feses atau urine.
- Nyeri dada.
- Batuk berdarah.
- Kesulitan bernapas dan menelan.
- Detak jantung meningkat.
Setiap sebelum mengonsumsi obat, Kamu harus tahu tata cara, risiko, dan peringatannya. Hal-hal tersebut biasanya diinformasikan oleh dokter dan apoteker saat memberikan obat. Untuk Cephalexin, ini hal-hal yang harus Kamu perhatikan:
1) Gunakan cephalexin secara tepat sesuai anjuran dokter. Jangan gunakan obat dengan dosis lebih besar atau lebih kecil dari yang dianjurkan.
2) Konsumsi obat ini sesuai masa pengobatan yang dianjurkan dokter. Kondisi Kamu dapat membaik sebelum sumber infeksi benar-benar terobati. Jadi, jangan berhenti mengonsumsi cephalexin, meskipun Kamu sudah merasa sembuh. Pasalnya, melewatkan dosis dapat meningkatkan resiko bakteri kebal terhadap obat ini. Cephalexin tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh virus seperti flu dan pilek.
3) Jangan membagikan cephalexin kepada orang lain walaupun memiliki gejala yang sama.
4) Simpan tablet dan kapsul cephalexin pada suhu kamar dan jauhkan dari kelembaban, panas dan paparan cahaya.
5) Konsultasikan dengan dokter jika ibu hamil akan menggunakan obat ini.
6) Cephalexin dapat meresap ke dalam air susu ibu dan kemungkinan dapat membahayakan bayi. Ibu menyusui harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat ini.
Dosis cephalexin pada setiap pasien bisa berbeda-beda. Ikuti instruksi dokter dan label obat. Informasi berikut menjelaskan tentang dosis rata-rata dari obat ini. Kalau dosis yang sudah diberikan dokter kepada Kamu berbeda, jangan mengubahnya kecuali jika dokter yang memerintahkan.
Jumlah dosis cephalexin yang diberikan tergantung dari kekuatan obat ini. Selain itu, jumlah dosis yang Kamu gunakan setiap hari, jarak waktu antara konsumsi obat, dan seberapa lama obat harus digunakan, tergantung dari masalah medis yang Kamu alami.
1) Untuk terapi infeksi pada kulit dan jaringan lunak, dosisnya 500 mg setiap 12 jam.
2) Untuk terapi infeksi saluran napas bagian atas tanpa komplikasi, dosisnya 500 mg setiap 12 jam selama 7-14 hari.
3) Untuk terapi Infeksi pada tulang dan sendi dan infeksi saluran nafas, dosisnya 250 mg setiap 6 jam.
4) Untuk terapi faringitis (infeksi pada faring) akibat bakteri Streptococcus, dosisnya 500 mg setiap 12 jam selama kurang lebih 10 hari. Dosis maksimalnya 4 gr per hari.
Interaksi obat dapat mengubah cara kerja obat atau meningkatkan risiko efek samping serius. Informasi ini tidak mencakup semua interaksi obat terhadap cephalexin. Oleh sebab itu, sebaiknya informasikan kepada dokter tentang obat apa saja yang sedang Kamu konsumsi, sebelum mengonsumsi cephalexin.
Mengonsumsi cephalexin dengan obat apapun yang diinformasikan di bawah ini biasanya tidak direkomendasikan, tetapi bisa saja dibutuhkan pada beberapa kasus. Kalau dokter memberikan dua obat secara bersamaan, biasanya dosis salah satu obat diubah atau frekuensi konsumsinya yang diubah, supaya kedua obat bisa bekerja dengan baik.
1) Penggunaan bersamaan dengan metformin dapat berakibat asidosis laktik (tingkat laktat terlalu tinggi dalam aliran darah dan jaringan) fatal.
2) Cephalexin dapat meningkatkan efek antikoagulan dari vitamin K antagonis (warfarin).
3) Cephalexin dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal jika digunakan bersamaan dengan diuretik poten (asam etakrinik, furosemid) dan antibiotik yang menyebabkan kerusakan ginjal lain, seperti aminoglikosida, polimiksin, dan kolistin.
4) Cephalexin jika digunakan bersamaan dengan obat antikoagulan oral dapat memperpanjang waktu pembekuan darah.
5) Penggunaan cephalexin bersamaan dengan obat sitotoksik untuk mengobati leukemia dapat menyebabkan hipokalemia (kekurangan kalium dalam darah).
6) Obat urikosurik (Probenecid) dapat menekan eksresi ginjal dari obat cephalexin, sehingga terjadi peningkatan kadar cephalexin dalam darah.
7) Cephalexin dapat menurunkan khasiat dari vaksin BCG, vaksin tifoid, dan obat Na Pikosulfat.
8) Cephalexin dapat menurunkan kadar multivitamin atau mineral dalam darah.
9) Makanan kemungkinan dapat memperlambat laju penyerapan cephalexin dalam darah, tetapi tidak memengaruhi perpanjangan waktu absorpsi.
Referensi:
ISO Vol. 50
mims.com: Cefalexin
drugs.com: Cephalexin
Direktori