Vaksin Tdap pada Ibu Hamil Penting untuk Mencegah Penularan Difteri, Pertusis dan Tetanus ke Bayinya
Untuk mencegah penularan ke bayi, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua
Nama Paten :
Biozim, Caltum, Cefdim, Ceftamax, Ceftum, Cetazum, Extimon, Fortum, Lacedum, Yadim, Zibac, Zidifec.
(ISO Vol.50)
Ceftazidime adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri, termasuk infeksi yang mengancam jiwa.
(https://www.drugs.com/mtm/ceftazidime-injection.html)
Ceftazidime termasuk ke dalam antibiotik golongan sefalosporin yang bekerja dengan cara melawan bakteri dalam tubuh.
(https://www.drugs.com/mtm/ceftazidime-injection.html)
Sama seperti obat lain, ceftazidime juga memiliki efek samping penggunaan. Efek samping yang agak sering terjadi meliputi kram perut atau perut kembung, kulit kebiruan atau ada perubahan warna kulit, diare, memam, cepat haus, mual/muntah, nyeri saat berhubungan intim, dan bengkak pada daerah yang disuntik.
Efek samping yang jarang terjadi mulai dari sakit perut, gusi berdarah, kesemutan, menggigil, batuk, urin berwarna gelap, kesulitan bernafas dan menelan, pening, detak jantung cepat, tubuh membengkak, dan sakit kepala
Waspada pada efek samping yang kejadiannya tidak terduga, seperti urin keruh, pandangan kabur, nyeri dada, feses berwarna tanah liat, kebingungan, batuk berdarah, merasa bingung, diare dan rasa kantuk berlebih.
(https://www.drugs.com/sfx/ceftazidime-side-effects.html)
Sebelum menggunakan Ceftazidime, Kamu harus tahu peringatan dan pencegahannya. Hal ini penting untuk mencegah risiko reaksi yang tidak diinginkan. Ada beberapa peringatan pemakaian obat ini yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Ikuti semua petunjuk penggunaan obat, jangan menggunakan obat ini dalam dosis lebih besar atau lebih kecil dari anjuran dokter.
2. Ceftazidime disuntikkan dalam bentuk infus intravena ke dalam pembuluh vena. Larutkan dahulu obat ini sebelum digunakan.
3. Gunakan obat ini secara penuh sepanjang masa pengobatan.
4. Gejala infeksi dapat membaik walaupun infeksi masih belum sembuh total.
5. Melewatkan dosis atau berhenti minum obat ini sebelum masa pengobatan habis akan meningkatkan kekebalan bakteri terhadap obat Ceftazidime.
6. Konsultasikan dengan dokter saat ibu hamil dan menyusui akan menggunakan obat ini.
(https://www.drugs.com/mtm/ceftazidime-injection.html)
Sementara itu, untuk peringatan kontradiksi obat ini, jangan berikan ceftazidime kepada pasien yang hipersensitif terhadap ceftazidime atau antibiotik golongan sefalosporin lain.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ceftazidime/?type=brief&mtype=generic)
Sebelum mengonsumsi Ceftazidime, dosisnya perlu diperhatikan. Pasalnya, jika salah dosis dampaknya bisa fatal. Dosis ceftazidime untuk terapi infeksi bakteri yang sensitif terhadap ceftazidime adalah
1-2 g setiap 8-12 jam.
Untuk terapi Infeksi paru-paru akibat bakteri pseudomonas pada penyakit fibrosis sistik (lendir-lendir dalam tubuh menjadi kental dan lengket), dosisnya 100-150 mg/kg setiap 8 jam, maksimal 9 g per hari.
Untuk pencegahan infeksi pada pasien yang sedang menjalani operasi prostat, dosisnya 1 g saat anestesi, dapat diulangi saat pelepasan kateter.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ceftazidime/?type=brief&mtype=generic)
Sama seperti kebanyakan obat, ceftazidime juga bisa menimbulkan reaksi jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Oleh sebab itu, Kamu perlu tahu tentang obat-obat saja yang bisa menimbulkan reaksi jika diberikan bersama ceftazidime.
1. Ceftazidime akan meningkatkan resiko kerusakan ginjal jika diberikan bersamaan dengan antibiotik golongan aminoglikosida.
2. Ceftazidime dapat menurunkan efek terapetik dari vaksin BCG, vaksin tifoid, Na Picosulfat.
3. Ceftazidime dapat meningkatkan efek antikoagulan dari kalium antagonis (contoh: Warfarin).
4. Ceftazidime dapat meningkatkan kadar serum saat digunakan bersamaan dengan Probenecid.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/ceftazidime/?type=brief&mtype=generic)
Direktori