Vaksin Tdap pada Ibu Hamil Penting untuk Mencegah Penularan Difteri, Pertusis dan Tetanus ke Bayinya
Untuk mencegah penularan ke bayi, ibu hamil perlu mendapatkan vaksinasi Tdap yang dapat diberikan mulai trimester kedua
Nama Paten :
Cefazolin adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri, termasuk infeksi yang parah dan mengancam nyawa. Obat ini juga dapat membantu mencegah infeksi pada pasien yang menjalani operasi. (https://www.drugs.com/mtm/cefazolin-injection.html)
Cefazolin termasuk ke dalam kelompok antibiotik sefalosporin yang bekerja dengan cara melawan bakteri dalam tubuh. (https://www.drugs.com/mtm/cefazolin-injection.html)
Efek samping cefazolin yang relatif jarang ditemui adalah kulit berwarna kebiruan atau perubahan warna kulit, timbul rasa nyeri dan bengkak pada kaki atau tungkai kaki.
Ada pula efek samping yang kejadiannya tidak terduga seperti rasa tidak nyaman di pencernaan mulai dari kram perut, kembung, nyeri dan diare. Gejala perdarahan meliputi feses hitam, gusi berdarah, ada darah di urine, atau batuk berdarah. Efek samping tak terduga lainnya adalah kulit terkelupas, nyeri dada, dan menggigil
(https://www.drugs.com/sfx/cefazolin-side-effects.html)
Sebelum menggunakan cefazolin, Kamu harus tahu peringatan dan pencegahannya. Hal ini penting untuk mencegah risiko reaksi yang tidak diinginkan. Ada beberapa peringatan pemakaian obat ini yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Cefazolin diinjeksi melalui vena melalui suntikan inravena.
2. Cefazolin harus disuntikkan oleh tenaga medis.
3. Cefazolin harus dilarutkan dulu sebelum digunakan.
4. Gunakan cefazolin sesuai dengan waktu terapi.
5. Gejala infeksi dapat hilang walaupun penyebab infeksi belum sepenuhnya hilang.
6. Berhenti menggunakan Cefazolin sebelum waktu terapi akan menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadapa obat ini.
7. Konsultasikan dengan dokter saat ibu hamil dan menyusui akan menggunakan Cefazolin. (https://www.drugs.com/mtm/cefazolin-injection.html)
Sementara itu, untuk peringatan kontradiksi obat ini, jangan berikan Cefazolin kepada pasien dengan kondisi hipersensitif terhadap antibiotik golongan sefalosporin.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefazolin/?type=brief&mtype=generic)
Sebelum mengonsumsi Cefazolin, dosisnya perlu diperhatikan. Pasalnya, jika salah dosis dampaknya bisa fatal. Untuk Cefazolin, berikut peraturan dosisnya:
Untuk terapi infeksi bakteri yang sensitif terhadap Cefazolin:
Infeksi ringan: 0.25-0.5 g setiap 8 jam.
Infeksi sedang ke berat: 0.5-1 g setiap 6-8 jam.
Infeksi berat dan mengancam nyawa: 1-1.5 g setiap 6 jam.
Dosis maksimal: 12 g/hari.
Terapi infeksi saluran kemih bagian atas tanpa komplikasi:
1 g setiap 12 jam, maksimal: 12 g per jam.
Terapi pneumonia:
500 mg setiap 12 jam. Maksimal: 12 g per hari.
Pencegahan infeksi saat operasi:
1 g diberikan 30-60 menit sebelum operasi, kemudian 0.5-1 g saat operasi, dan 0.5-1 g setiap 6-8 jam setelah operasi selama 24 jam sampai 5 hari.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefazolin/?type=brief&mtype=generic)
Sama seperti kebanyakan obat, Cefazolin juga bisa menimbulkan reaksi negatif jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Oleh sebab itu, Kamu perlu tahu tentang obat-obat saja yang bisa menimbulkan reaksi Cefazolin.
1. Cefazolin dengan antagonis vitamin K (contoh: Warfarin) akan meningkatkan efek antikoagulan.
2. Dapat menurunkan efek terapetik dari Na Pikosulfat, vaksin BCG dan vaksin tifoid.
3. Cefazolin dapat menurunkan ikatan protein dari Fosfenitoin dan Fenitoin.
4. Probenecid dapat menurunkan sekresi tubular ginjal dari Cefazolin sehingga dapat meningkatkan dan memperpanjang kadar Cefazolin dalam darah.
5. Cefazolin dapat meningkatkan efek kerusakan pada ginjal jika digunakan bersamaan dengan obat Aminoglikosida.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/cefazolin/?type=brief&mtype=generic)
Direktori