Penanganan Tuntas Neuralgia Trigeminal Si Penyebab Nyeri Paling Parah di Dunia
Penyakit neuralgia trigeminal dijuluki suicide disease karena banyak pasien yang mencoba melakukan bunuh diri karena nyeri. Tapi, kondisi ini bisa diterapi.
Nama Paten :
Bamgetol, Tegretol, Karbazokrom adona (AC-17) dan adona forte, Adrome, Crome
(ISO vol. 50)
Carbamazepine adalah obat yang digunakan untuk terapi kejang dan nyeri pada saraf, seperti trigeminal neuralgia yaitu nyeri pada wajah yang menyiksa dan diabetik nefropati yaitu komplikasi pada ginjal akibat diabetes. (https://www.drugs.com/carbamazepine.html)
Carbamazepine bekerja dengan cara mengurangi impuls pada saraf yang menyebabkan kejang dan rasa nyeri.
(https://www.drugs.com/carbamazepine.html)
Sama seperti obat lain, carbamazepine juga memiliki efek samping negatif. Meskipun risiko efek samping ini terbilang cukup minim, Kamu tetap perlu mewaspadainya. Pasalnya, jika efek sampingnya muncul, kemungkinan dibutuhkan tindakan medis untuk mengatasinya. Segera hubungi dokter kalau Kamu mengalami salah satu dari gejala ini. Berikut sejumlah efek samping umum dari obat ini:
Efek samping yang umumnya terjadi:
Pandangan kabur
Pergerakan mata yang tidak teratur secara terus menerus.
Efek samping yang agak jarang terjadi:
Perubahan tingkah laku (terutama pada anak-anak)
Diare parah
Muncul rasa takut
Merasa sedih
Sakit kepala terus menerus
Peningkatan kejang
Kekurangan nafsu makan
Kesulitan tidur
Kelelahan.
Efek samping yang jarang terjadi:
Feses berwarna hitam
Nyeri dada
Darah dalam urine
Wajah pucat
Peningkatan berat badan yang cepat
Tenggorokan serak
Menggigil
Demam
Pembengkakan kelenjar
Kesulitan bernafas
(https://www.drugs.com/sfx/carbamazepine-side-effects.html)
Sebelum menggunakan carbamazepine, Kamu harus tahu peringatan dan pencegahannya. Hal ini penting untuk mencegah risiko reaksi yang tidak diinginkan. Ada beberapa peringatan pemakaian obat ini yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Gunakan carbamazepine sesuai resep dari dokter dan gunakan pula sesuai anjuran dokter.
2. Jangan menggerus, mengunyah, atau memecah tablet atau kapsul lepas lambat carbamazepine. Minum tablet/kapsul secara utuh.
3. Untuk obat berbentuk suspensi, kocok dahulu secara merata sebelum diminum.
4. Tablet kunyah harus dikunyah dahulu sebelum ditelan.
5. Butuh waktu sampai dengan 4 minggu sampai gejala membaik. Tetap gunakan obat sesuai arahan dari dokter dan segera hubungi dokter jika obat ini tidak memberikan hasil dalam mencegah kejang.
6. Selama menggunakan Carbamazepine, pasien akan sering menjalani tes darah.
7. Jangan berhenti menggunakan Carbamazepine tanpa berkonsultasi dengan dokter karena menghentikan obat ini secara tiba-tiba akan menimbulkan kejang atau reaksi ketergantungan obat.
8. Konsultasikan dengan dokter jika ibu hamil dan menyusui akan menggunakan obat ini.
(https://www.drugs.com/carbamazepine.html)
Sementara itu, untuk peringatan kontradiksi obat ini, jangan berikan Carbamazepine kepada pasien dengan kondisi:
1) Memiliki riwayat sumbatan pada katup atrioventrikular.
2) Memiliki riwayat penurunan fungsi tulang belakang atau riwayat porfiria hepatik (kelebihan prekursor di hati).
3) Penggunaan bersamaan dengan obat antidepresan golongan monoamin dan obat nefazodone.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/carbamazepine/?type=brief&mtype=generic)
Sebelum mengonsumsi carbamazepine, dosisnya perlu diperhatikan. Pasalnya, jika salah dosis dampaknya bisa fatal. Untuk carbamazepine, berikut peraturan dosisnya:
Untuk terapi epilepsi:
Dosis awal adalah 100-200 mg sekali atau dua kali sehari, dosis dapat ditingkatkan bertahap.
Dosis pemeliharaan adalah 0.8-1.2 g/hari dalam dosis terbagi.
Dosis maksimal adalah 2g/hari.
Untuk terapi trigeminal neuralgia (nyeri pada wajah):
Dosis awal adalah 100-200 mg 2x1, dapat ditingkatkan secara bertahap.
Dosis pemeliharaan adalah 400-800 mg/hari dalam dosis terbagi.
Dosis maksimal, 1.2 g/hari.
Untuk pencegahan gangguan bipolar:
Dosis awal adalah 400 mg/hari dalam dosis terbagi, dapat ditingkatkan bertahap.
Dosis pemeliharaan adalah 400-600 mg/hari dalam dosis terbagi.
Dosis maksimalnya 1.6 mg/hari.
Untuk pengobatan epilepsi (sediaan rektal):
Dosis maksimal adalah 250 mg setiap 6 jam sekali tidak lebih dari 7 hari.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/carbamazepine/?type=brief&mtype=generic)
Sama seperti kebanyakan obat, Carbamazepine juga bisa menimbulkan reaksi negatif jika digunakan bersamaan dengan obat lain. Oleh sebab itu, Kamu perlu tahu tentang obat-obat saja yang bisa menimbulkan reaksi Carbamazeipine. Berikut penjelasannya:
1) Carbamazepine dengan Simetidin akan meningkatkan kadar plasma.
2) Dengan obat Cisplatin akan menurunkan kadar plasma.
3) Dengan Lithium akan meningkatkan resiko efek samping kerusakan pada saraf.
4) Carbamazepine dapat menurunkan efek dari kontrasepsi hormonal.
5) Dengan obat Loxapine, Quetiapine, Primidone, Progabide, Valproic Acid dan Valpromide akan meningkatkan kadar dalam plasma senyawa metabolit aktif Carbamazepine-10, 11-epoxide.
6) Carbamazepine meningkatkan kadar Siklofosfamid.
7) Carbamazepine dapat menurunkan paparan obat Aripiprazole.
8) Carbamazepine dapat menurunkan kadar plasma obat Tacrolimus, Temsirolimus dan Lapatinib.
9) Carbamazepine dapat meningkatkan resiko kerusakan hati akibat obat golongan Isoniazid.
10) Carbamazepine dapat menimbulkan gejala hiponatremia (kekurangan natrium) saat digunakan bersamaan dengan obat diuretik (Hidroklorothiazide, Furosemide).
Interaksi yang fatal adalah interaksi dengan obat antidepresi golongan Monoamin karena akan meningkatkan resiko keracunan.
Carbamazepine memiliki efek sedatif jika digunakan bersamaan dengan alkohol. Jus buah Grapefruit akan meningkatkan konsentrasi plasma.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/carbamazepine/?type=brief&mtype=generic)
Direktori