Bromocriptine

Apa itu Obat Bromocriptine? (UH)

Nama Paten :

Cripsa, parlodel
(ISO vol. 50)

Penggunaan

Bromokriptin adalah obat yang digunakan untuk terapi penyakit-penyakit akibat ketidakseimbangan hormon, ketika prolaktin yang ada di dalam darah terlalu banyak (hiperprolaktinemia). Gejala dari hiperprolaktinemia sendiri adalah perkembangan seksual yang kurang sempurna pada orang dewasa. Misalnya, pada wanita biasanya jadi jarang haid, kehilangan gairah seks, wajah memerah, tidak subur, dan produksi ASI tidak terduga, sehingga menyebabkan ASI sering keluar dan merembes dari payudara.

Sementara itu, pada pria gejalanya adalah pembesaran payudara, turunnya gairah seks, rambut tubuh tidak tumbuh, dan kehilangan massa otot. Bromokriptin juga bisa digunakan untuk terapi tumor otak yang menyebabkan produksi prolaktin berlebihan. Selain itu, dapat digunakan untuk mengontrol gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2. (https://www.drugs.com/mtm/bromocriptine.html; https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5565-1510/bromocriptine-oral/bromocriptine-diabetes-oral/details)

Cara Kerja Obat

Bromokriptin atau agonis dopamine D2 adalah obat untuk mengaktifkan reseptor dopamin prostsinapsis pada jalur tuberoinfundibular dari hipotalamus ke kelenjar dopamin, yang menghambat sekresi dan prolaktin dari pituitari anterior.

Obat ini juga dapat menurunkan kadar hormon pertumbuhan dalam darah. Selain itu, Bromokriptin dapat menstimulasi jalur nigrostriatal pada korpus striatum, sehingga berdampak pada peningkatan kontrol koordinasi gerak tubuh. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromocriptine/?type=brief&mtype=generic)

Efek Samping

Selayaknya obat lain, bromokriptin juga memiliki efek samping. Oleh sebab itu, kalau Kamu mengalami efek samping yang tidak kunjung sembuh bahkan memburuk, segera periksakan ke dokter.

Adapun efek samping yang dimaksud adalah mual, muntah, rasa kantuk yang berlebihan, hipotensi ortostatik atau penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat mengganti posisi tubuh dari telentang ke duduk, eritromelalgia (kerusakan pada saraf pembuluh darah perifer), sakit kepala, penyumbatan saluran hidung, mulut kering, diskinesia atau gangguan saraf berupa timbulnya gerakan berulang tak terkendali, psikosis, hiperseksual, gangguan penglihatan, telinga berdengung, dan rambut rontok.

Obat ini juga memiliki efek samping pada jantung, seperti aritmia atau kelainan irama jantung, serangan jantung, dan peradangan pada selaput jantung. Begitu pun pada saluran cerna, bromokriptin bisa menyebabkan konstipasi, diare, dan perdarahan di saluran cerna.

Tidak hanya itu, bromokriptin bisa menimbulkan efek samping berupa halusinasi, delusi, serta kebingungan. Efek samping yang sangat jarang tetapi bisa terjadi adalah hipertensi, kematian sel jantung, kejang, dan stroke.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromocriptine/?type=brief&mtype=generic)

Pemakaian Obat

Agar lebih aman, sebelum mengonsumsi bromokriptin sebaiknya Kamu melakukan hal-hal ini:

1. Informasikan kepada dokter atau apoteker jika Kamu memiliki alergi terhadap sesuatu, terutama obat golongan ergot, seperti ergovine dan pergolide.
2. Baca aturan penggunaan obat dengan teliti sebelum mengonsumsinya. Kalau ada informasi yang kurang jelas atau tidak dimengerti, sebaiknya tanyakan kepada dokter atau apoteker.
3. Obat ini dapat menyebabkan rasa kantuk dan kepala terasa pening. Jadi, jangan mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin jika rasa kantuk atau pusing mulai muncul.
4. Untuk ibu hamil atau menyusui, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Pasalnya, bromokriptin dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil dan memengaruhi produksi ASI pada ibu menyusui.
(https://www.webmd.com/drugs/2/drug-5565-1510/bromocriptine-oral/bromocriptine-diabetes-oral/details)

Dosis

Penting bagi pasien untuk mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang dianjurkan oleh dokter. Adapun dosis Bromokriptin adalah:

1. Untuk terapi penyakit parkinson

Sebagai tambahan obat Levodopa:
Minggu pertama: 1-1,25 mg saat malam hari.
Minggu kedua: 2-2,5 mg saat malam.
Minggu ketiga: 2,5 mg sekitar 2 kali sehari.
Minggu keempat: 2,5 mg sekitar 3 kali sehari.

Tingkatkan dosis per 2,5 mg setiap 3-14 hari sesuai ketentuan. Untuk dosis pemeliharaannya adalah 10-30 mg/hari.

2) Untuk terapi galaktorea (cairan susu yang keluar dari puting di luar masa menyusui), hipogonadisme (kekurangan hormon seksual), dan infertilitas

Dosis awal adalah 1-1,25 mg saat malam. Kemudian setelah 2-3 hari, meningkat menjadi 2-2,5 mg. Tingkatkan perlahan per 1-1,25 mg setiap 2-3 hari sampai jadi 2,5 mg sekitar 2 kali sehari, atau jika dibutuhkan. Maksimal pemakaian obat adalah 30 mg/hari.

3) Dosis untuk terapi akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan) dan prolaktinoma (tumor jinak pada kelenjar hipofisis yang terletak di bagian dasar otak)

Dosis awal adalah 1-1,25 mg saat malam hari. Kemudian, tingkatkan sampai 2-2,5 mg/hari dengan interval 2-3 hari. Lalu gunakan sekitar 2,5 mg setiap 8 jam sekali, 2,5 mg setiap 6 jam sekali, dan 5 mg setiap 6 jam sekali.

4) Dosis untuk terapi penekanan laktasi yakni 2,5 mg/hari selama 2-3 hari, lalu tingkatkan menjadi 2,5 mg sebanyak 2 kali sehari selama 14 hari.

5) Dosis pencegahan peradangan pada payudara akibat produksi ASI berlebih adalah 5 mg pada hari melahirkan, kemudian menjadi 2,5 mg sebanyak 2 kali sehari selama 14 hari.

(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromocriptine/?type=brief&mtype=generic)

Interaksi

Seperti banyak obat lain, bromokriptin juga dapat berinteraksi dengan obat lain maupun makanan tertentu. Oleh sebab itu, penting bagi Kamu untuk mengetahui informasi tentang interaksi obat ini. Berikut penjelasannya:

1. Jika dikonsumsi dengan eritromisin dan antibiotik golongan makrolida lainnya, dapat meningkatkan kadar bromokriptin dalam darah.
2. Jika dikonsumsi dengan obat antihipertensi dapat meningkatkan efek dari obat tersebut.
3. Efek terapi dari bromokriptin akan hilang jika dikonsumsi dengan obat golongan antagonis dopamin, seperti obat psikotropik (fenotiazin, butirofenon, thioxanthin).
4. Jika dikonsumsi dengan levodopa dapat menambah efek neurologik.
5. Efek penurunan produksi prolaktin akan berkurang jika bromokriptin dikonsumsi bersamaan dengan metklopramid dan domperidone.
6. Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat golongan ergot alkaloid, akan berpotensi menimbulkan efek samping yang parah. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/bromocriptine/?type=brief&mtype=generic)

Rekomendasi Artikel

Mengenal 5 Jenis Tes Kesuburan Wanita

Mengenal 5 Jenis Tes Kesuburan Wanita

Peluang kehamilan akan lebih besar ketika hubungan intim dilakukan di masa subur. Untuk mengetahui kapan masa subur, ada 4 jenis tes kesuburan wanita yang perlu Mums tahu.

Ella Nurlaila

05 January 2025

Penis Adek Kecil, Mungkinkah Mikropenis? Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Penis Adek Kecil, Mungkinkah Mikropenis? Kenali Penyebab dan Pengobatannya

Perkembangan genital janin melibatkan serangkaian peristiwa kompleks yang ditentukan oleh kromosom dan hormon. Pertumbuhan penis dimulai sejak dalam kandungan, sejak minggu awal kehamilan.

Ella Nurlaila

10 December 2024

Cegah Alzheimer dengan Nutrisi dan Aktivitas untuk Kesehatan Otak

Cegah Alzheimer dengan Nutrisi dan Aktivitas untuk Kesehatan Otak

Salah satu cara yang paling menjanjikan untuk pencegahan Alzheimer adalah melalui menjaga pola makan dan nutrisi, aktivitas fisik dan olahraga untuk otak.

Ana Yuliastanti

20 September 2024

Awas, Ini Efek Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula pada Otak!

Awas, Ini Efek Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula pada Otak!

Bagaimana jika otak terpapar jumlah gula berlebihan dari makanan yang kita konsumsi sehari-hari? Kita perlu tahu apa saja efek terlalu banyak mengonsumsi gula pada otak.

Uliya Helmi Ali

22 July 2024

Ibu Hamil Jadi Pelupa itu Normal, Tapi Waspada Gejala Depresi!

Ibu Hamil Jadi Pelupa itu Normal, Tapi Waspada Gejala Depresi!

Mums yang sebelumnya sangat detail dan terorganisir dalam melakukan apapun, namun saat hhamil jadi pelupa itu normal. Meskipun normal jangan abaikan dengan gejala depresi!

sanita dec

28 October 2023

Gangguan Tiroid Tinggi, Deteksi dan Penanganan Sangat Kurang

Gangguan Tiroid Tinggi, Deteksi dan Penanganan Sangat Kurang

Tiroid merupakan kelenjar penting dalam tubuh manusia yang berperan dalam mengatur metabolisme dan kesehatan tubuh. Gangguan tiroid dan deteksinya masih rendah di Indonesia.

Ana Yuliastanti

27 May 2023

Mums Suka Menangis Tanpa Alasan? Ini Pemicunya!

Mums Suka Menangis Tanpa Alasan? Ini Pemicunya!

Mums sering menangis tanpa alasan? Waspada ya Mums, ada beberapa pemicu menangis tanpa sebab yang harus menjadi perhatian Mums, karena bukan sekadar lelah atau sedih.

Jihan Afnan

26 May 2023

Kehamilan Mengubah Otak Mums, Salah Satunya Jadi Mudah Lupa

Kehamilan Mengubah Otak Mums, Salah Satunya Jadi Mudah Lupa

  Kehamilan menjadi momen di mana Mums mengalami banyak perubahan yang dramatis. Selain perut membesar, kehamilan menyebabkan perubahan otak pada wanita.

Eka Amira

29 October 2022

Direktori

    Pusat Kesehatan

      Selengkapnya
      Proses...