Bakteri di Usus Ikut Berpengaruh terhadap Risiko Diabetes
Strain bakteri tertentu ditemukan lebih tinggi pada saluran usus diabetes tipe 2 dan diduga berpotensi menyebabkan diabetes tipe 2.
Nama Paten :
Aludona
(ISO vol.50)
Atropin digunakan untuk mengurangi air liur, mukus, atau cairan sekresi lain dari saluran napas selama proses operasi. Ini juga digunakan untuk mengobati kejang pada perut, usus, saluran kemih, atau organ lain. Selain itu, atropin terkadang digunakan sebagai antidote (penawar racun) pada beberapa kasus keracunan.
(https://www.drugs.com/mtm/atropine-injection.html)
Atropin merupakan obat yang termasuk dalam golongan agen antikolinergik, yang secara kompetitif menghambat reseptor muskarinik pada jaringan perifer, seperti jantung, usus, otot bronkus, iris mata, dan kalenjar sekresi. Jadi, obat ini berguna untuk melemaskan otot. Atropin juga dapat menghilangkan bradikardi (denyut jantung melemah) dan menurunkan sumbatan jantung dengan refleks vagal (refleks pada saraf untuk menelan).
(https://www.drugs.com/mtm/atropine-injection.html)
Tidak semua efek samping akan muncul saat menggunakan obat atropin. Namun jika beberapa efek samping seperti mulut kering, sulit menelan, dan peningkatan tekanan bola mata muncul, segera hubungi dokter. Dosis toksik atropin juga akan menyebabkan efek takikardi (peningkatan denyut jantung), demam, gelisah, kebingungan, kegembiraan berlebih, halusinasi, mengigau, dan berujung pada gangguan sirkulasi darah serta penurunan fungsi pernapasan.
Pada sediaan tetes mata, efek samping yang bisa muncul adalah toksisitas sitemik, terutama pada anak. Sedangkan penggunaan jangka panjang akan menyebakan iritasi, hiperemia (darah berlebihan jumlahnya dalam pembuluh darah), bengkak dan radang selaput mata, maupun peningkatan tekanan bola mata. Jika atropin diberikan secara dihirup, efek sampingnya adalah mulut dan tenggorokan terasa kering.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/atropine/?type=brief&mtype=generic)
Atropin dapat diminum sebelum atau sesudah makan. Hati-hati menggunakan obat ini jika Kamu:
- Mengalami refluks esofagitis (radang kerongkongan).
- Lansia.
- Bayi dan anak-anak.
- Hamil.
Untuk atropin sediaan injeksi, injeksikan atropin ke dalam otot, di bawah kulit, atau ke dalam vena melalui infus intravena.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/atropine/?type=brief&mtype=generic)
Untuk terapi dispepsia tanpa luka lambung, iritasi usus besar, dan divertikulosis, dosis yang digunakan sebesar 0,6-1,2 mg. Obat ini digunakan dalam dosis tunggal dan diminum sebelum tidur. Untuk terapi bradikardi sediaan intravena, dosisnya adalah sebesar 500 mcg setiap 3-5 menit, dengan total 3 mg. Sedangkan bagi pasien yang keracunan organofosfat, dosis yang digunakan 2 mg setiap 10-30 menit, sampai efek muskarinik hilang atau muncul efek keracunan atropin.
Dosis atropin yang digunakan sekitar 30-60 menit sebelum anestesi dilakukan adalah sebesar 300-600 mcg. Sementara jika keracunan obat-obatan yang mengandung efek muskarinik, maka dosis atropin yang digunakan adalah 0,6-1 mg, yang diulangi setiap per 2 jam.
Untuk terapi peradangan pada mata, dosis larutan atropin yang digunakan sebesar 0,5-1%, yakni 1-2 tetes setiap 4 kali sehari. Sementara untuk persiapan pengecekan kelainan refraksi pada mata, dosis larutan yang digunakan adalah 1%. Digunakan 1 tetes setiap dua kali sehari selama 1-2 hari sebelum prosedur dilakukan.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/atropine/?type=brief&mtype=generic)
Waspadai penggunaan obat quinidine, antidepresan, dan beberapa antihistamin, karena dapat menambahkan efek antikolinergik dari atropin.
(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/atropine/?type=brief&mtype=generic)
Direktori