Penggunaan
Albendazole adalah obat yang khusus digunakan untuk mengobati penyakit ekinokokus. Apa itu ekinokokus? Ialah sebuah penyakit yang disebabkan oleh cacing pita parasit, yang larvanya berasal dari anjing. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati penyakit sistiserkosis, yaitu infeksi yang disebabkan oleh cacing pita. Larva dari cacing pita tersebut umumnya berasal dari daging babi, dan dapat memengaruhi otak, otot, serta jaringan lain.(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/)
Cara Kerja Obat
Albendazole efektif membunuh cacing serta menghancurkan telur dan larvanya. Kemampuan membunuh cacing dari obat ini biasanya disebut efek antelmintik. Cara kerja efek antelmintik tersebut adalah dengan menghambat pengambilan glukosa oleh cacing, sehingga parasit tersebut kekurangan energi dan lama kelamaan akan mati. ttps://bukusakudokter.org/2012/10/07/albendazole/)
Efek Samping
Waspadai jika Kamu mengalami sejumlah gejala efek samping dari obat ini, seperti sakit kepala, peningkatan tekanan di kepala, pusing, demam, vertigo, kebotakan, nyeri perut, mual, dan muntah.
Segera hubungi dokter kalau Kamu mengalami gejala efek samping serius, seperti: reaksi hipersensitivitas (seperti kemerahan dan urtikaria), peningkatan enzim hati, hepatitis, gagal hepar akut, sindrom Steven-Johnson, dan gagal ginjal akut. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/)
Pemakaian Obat
Albendazole harus dikonsumsi bersamaan dengan makanan. Ada beberapa kondisi kesehatan tertentu yang dapat memengaruhi cara kerja obat ini, contohnya seperti pasien yang memiliki cedera pada retina matanya. Untuk wanit hamil dan menyusui, disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Sementara itu, untuk pasien sistiserkosis yang mengonsumsi obat ini, umumnya juga diharuskan menggunakan obat golongan steroid dan antikonvulsan (anti kejang) yang memadai. (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/)
Dosis
Dosis albendazole untuk pengobatan ekinokokus pada orang dewasa dengan berat badan kurang dari 60 kg adalah 15 mg/kg diminum 2 kali sehari (dosis maksimal 800 mg per hari). Jika orang dewasa memiliki berat badan lebih dari 60 kg, dososnya 400 mg. Untuk orang dewasa, pemberian albendazole disarankan selama 28 hari per satu siklus. Disarankan untuk dikonsumsi sebanyak 3 kali siklus, dengan jeda 14 hari sebelum memulai siklus konsumsi baru.
Dosis albendazole untuk mengobati sistiserkosis pada orang dewasa dengan berat badan kurang dari 60 kg adalah 15 mg/kg, dan dibagi menjadi 2 dosis selama 6 - 30 hari (dosis maksimal 800 mg per hari). Untuk orang dewasa dengan berat badan lebih dari 60 kg, dosis yang dianjurkan adalah 400 mg selama 8 - 30 hari.
Pemberian dosis albendazole untuk anakk-anak sama dengan dosis orang dewasa.(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/)(https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/)
Interaksi
Walau beberapa obat tidak boleh dikonsumsi bersamaan sama sekali, pada kasus tertentu beberapa obat juga bisa digunakan bersamaan meskipun interaksi mungkin saja terjadi. Pada kasus seperti ini, dokter mungkin akan mengganti dosisnya, atau melakukan hal-hal pencegahan lain yang dibutuhkan.
Interaksi antar obat bisa memengaruhi kinerja kerja obat atau bahkan meningkatkan risiko efek samping tertentu. Oleh sebab itu, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter sebelum mengonsumsi obat ini. Beri tahu dokter jika Kamu sedang mengonsumsi obat lain baik yang dijual bebas maupun obat dari resep dokter. Pastikan dokter mengetahui kondisi kesehatan Kamu secara keseluruhan. Jangan pula memberhentikan ataupun mengganti dosis obat tanpa persetujuan dokter.
Adapun obat-obat yang dapat berinteraksi dengan albendazole adalah dexamethason (steroid), praziquantel, cimetidine, aminoquinoline, carbamazepine, phenobarbital, dan phenytoin. Selain itu, albendazole juga bisa berinteraksi dengan sejumlah jenis makanan, seperti makanan berlemak dan jus jeruk bali (grapefruit). https://www.mims.com/indonesia/drug/info/albendazole/?type=brief&mtype=generic