Mencegah Retinopati Diabetik dengan Memperluas Program Skrining Dini
WHO menargetkan setidaknya 80% penderita diabetes di semua negara telah dilakukan skrining mata secara teratur untuk menemukan kasus diabetik retinopati.
Nama Paten :
Glauseta (ISO Vol. 50)
Kamu tahu penyakit mata glukoma kan? Nah obat ini digunakan bersama obat lain untuk mengobati berbagai jenis glukoma, yaitu glukoma sudut terbuka, glukoma sekunder, atau sebelum operasi glukoma dengan sudut tertutup.
Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah cairan yang dapat menumpuk di bola mata dan menyebabkan ketegangan di bola mata, sebagai penyebab glukoma. Tidak hanya di mata, penumpukan cairan di tubuh (bengkak/edema) akibat penyakit gagal jantung kongestif atau pengaruh obat-obatan tertentu juga bisa diterapi dengan acetazolamide.
Kinerja Acetazolamide dapat menurun seiring waktu, sehingga biasanya hanya digunakan dengan durasi singkat. Di luar kerjanya untuk mengurangi cairan tubuh dan mata, rupanya obat ini juga bisa digunakan dengan obat lain untuk mengobati epilepsi (penyakit ayan).
Cara kerja obat ini ialah dengan meningkatkan pengeluaran air dari tubuh melalui ginjal sehingga dapat menurunkan tekanan pada bola mata dan mengempiskan badan yang bengkak karena penumpukan cairan.
Efek samping yang sering terjadi saat mengonsumsi obat ini di antaranya mual, muntah, diare, gangguan alat pengecap, nafsu makan berkurang, kesemutan, wajah kemerahan, pusing, kelelahan, kesulitan menggerakkan tubuh, depresi, sering haus, sering berkemih, libido menurun.
Ada pula efek samping yang jarang terjadi seperti mengantuk, kebingungan, gangguan pendengaran, demam, peningkatan pengeluaran gula darah melalui urine, kadar asam dalam tubuh menjadi tinggi dan gangguan elektrolit pada penggunaan jangka panjang, kencing berdarah.
Cara mengonsumsi acetazolamide sebaiknya bersamaan dengan makanan. Kamu harus hati-hati menggunakan acetazolamide jika menderita diabetes mellitus, sudah berusia lanjut, atau tangah hamil dan menyusui. Jika terpaksa menggunakannya, konsultasikan dengan dokter.
Acetazolamide dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti mengantuk dan kesemutan sehingga disarankan untuk tidak menyetir atau mengoperasikan mesin saat meminum obat ini.
Untuk terapi glukoma, pemberian obat bisa dengan diminum atau melalui suntikan. Adapun dosisnya adalah 0.25-1 g sehari dalam dosis terbagi. Untuk terapi epilepsi, pemberiannya juga bisa diminum atau melalui suntikan, dengan dosis 0.25-1 g sehari dalam dosis terbagi; untuk anak-anak 8-30 mg/kg sehari, maksimal pemberian obat 750 mg sehari.
Awas. Acetazolamide dapat berinteraksi dengan beberapa obat yang akan menimbulkan efek yang fatal jika digunakan bersamaan, sehingga sebaiknya konsultasikan dengan dokter atau apoteker jika akan menggunakan bersama: aspirin, obat golongan antiaritmia, methenamin, obat golongan kardiak glikosida, siklosporin, carbamazepine, fenitoin, clonidin, obat golongan kortikosteroid, methotrexate, arsenik trioksida, lithium, teofilin, hidrazalazine, monoxidil.
Acetazolamide juga dapat berinteraksi dengan alkohol dan vitamin D. Hindari penggunaan secara bersamaan.
Sumber:
ISO Vol. 50
MIMS. Acetazolamide.
BNF 68th
Direktori