Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks di mana seseorang mengalami gejala gagal jantung (napas pendek yang tipikal saat istirahat atau saat melakukan aktivitas, disertai kelelahan atau tidak), tanda retensi cairan (kongesti paru atau edema pergelangan kaki), serta adanya bukti objektif dari gangguan struktur atau fungsi jantung saat istirahat. Kondisi ini dapat terjadi karena kegagalan jantung memompa darah dalam jumlah memadai untuk kebutuhan metabolisme tubuh. Berdasarkan rentang waktu perkembangan gejala, gagal jantung dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kronis dan akut.
Gagal jantung kronis berkembang secara bertahap dan lama. Sedangkan gejala gagal jantung akut berkembang secara cepat. Dalam penegakan diagnosis gagal jantung, biasanya akan diklasifikasikan dalam kelasnya, baik berdasarkan struktural jantung maupun kapasitas fungsional (mengacu pada NYHA). Klasifikasi berdasarkan struktural jantung adalah sebagai berikut:
- Stadium A. Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi gagal jantung. Tidak terdapat gangguan struktural atau fungsional jantung, serta tanda atau gejala.
- Stadium B. Telah terbentuk penyakit struktur jantung yang berhubungan dengan perkembangan gagal jantung. Tidak terdapat tanda atau gejala.
- Stadium C. Gagal jantung yang simtomatik berhubungan dengan penyakit struktural jantung yang mendasari.
- Stadium D. Penyakit jantung struktural lanjut serta gejala gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat, walaupun sudah mendapat terapi medis maksimal (refrakter).
Klasifikasi berdasarkan kapasitas fungsional (NHYA) dibagi menjadi:
- Kelas I. Tidak ada batasan dalam melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik sehari-hari tidak menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
- Kelas II. Terdapat batasan aktivitas ringan. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, namun aktivitas fisik sehari-hari menimbulkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
- Kelas III. Terdapat batasan aktivitas bermakna. Tidak terdapat keluhan saat istirahat, tetapi aktivitas fisik ringan menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak napas.
- Kelas IV. Tidak dapat melakukan aktivitas fisik tanpa keluhan. Terdapat gejala saat istirahat. Keluhan meningkat saat melakukan aktivitas.