Nyeri melahirkan atau nyeri sakit kepala klaster mungkin dianggap nyeri paing hebat yang pernah dirasakan manusia. Tetapi rupanya ada jenis nyeri yang lebih hebat hingga tidak tertahankan dan membuat sebagian penderitanya ingin mengakhiri hidup. Penyebab nyeri hebat tersebut adalah neuralgia trigeminal atau penyakit saraf trigeminal.
Neuralgia trigeminal adalah kondisi yang menyebabkan nyeri hebat pada satu sisi wajah, rasanya bisa mirip dengan sengatan listrik, tersayat-sayat ataupun panas terbakar. Dianggap sebagai nyeri terhebat yang bisa diderita manusia, kondisi ini memengaruhi saraf trigeminal yang membawa sinyal dari wajah ke otak. Saraf ini memungkinkan seseorang merasakan berbagai sensasi di wajah.
Penyebab Neuralgia Trigeminal
Dijelaskan dr. Mustaqim Prasetya, dokter spesialis bedah saraf dari RS Pusat Otak Nasional, neuralgia trigeminal paling sering terjadi akibat penekanan oleh pembuluh darah pada saraf trigeminal di pangkal otak yang memicu cedera selaput saraf dengan manifestasi rasa nyeri hebat pada wajah. Pembuluh darah tersebut bisa berupa arteri atau vena.
"Kalau pada orang Asia, penyebab tersering adalah akibat tekanan pembuluh darah ke saraf trigeminal, tetapi pada orang Kaukasian penyebab tersering adalah kondisi lain seperti multiple sklerosis. Ada banyak penyebab potensial lainnya seperti tumor atau kelainan pembuluh darah yang menekan saraf trigeminal, perlengketan struktur otak, serta cedera saraf pasca trauma wajah atau operasi juga bisa menjadi pemicu," jelas dr. Tyo.
Ketika saraf trigeminal mengalami masalah, stumulasi sedikit saja sudah menimbulkan nyeri menyengat. Kegiatan sehari-hari seperti berbicara, makan, minum, menggosok gigi, bahkan sentuhan ringan seperti terkena angin sepoi-sepoi, cuci muka atau memakai riasan dapat memicu munculnya nyeri hebat. Neuralgia trigeminal dapat berlangsung lama dan dikenal sebagai kondisi nyeri kronis.
“Orang dengan neuralgia trigeminal mungkin awalnya mengalami episode nyeri yang singkat dan ringan. Namun, kondisi ini bisa memburuk dan menyebabkan serangan nyeri hebat yang lebih sering terjadi serta waktu menetapnya nyeri lebih lama,” jelas dr. Tyo lagi.
Insiden neuralgia trigeminal cukup sering, meskipun tidak sebanyak penyakit saraf lain seperti stroke. Di RS PON, tahun 2024 rata-rata sekitar 200 orang berobat setiap bulan karena neuralgia trigeminal. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang yang berusia lebih dari 40 tahun.
Berbagai Terapi untuk Trigeminal Neuralgia
Penyakit ini, menurut dr. Tyo, dijuluki suicide disease karena banyak pasien yang mencoba melakukan bunuh diri karena nyeri. Tidak jarang, pasien baru terdiagnosis neuralgia trigeminal setelah tersiksa selama bertahun-tahun. Sebanyak 31% pasien sudah mendatangi lebih dari empat dokter spesialis dan 11% di antaranya sudah melakukan lebih dari 30 sesi konsultasi, tanpa solusi.
Rata-rata mereka baru didiagnosis neuralgia trigeminal setelah 5 tahun, bahkan ada yang 10 hingga 25 tahun baru terdiagosis. "Pemahaman dokter umum, bahkan dokter spesialis tentang penyakit ini memang belum merata. Termasuk juga dokter gigi yang banyak menerima pasien neuralgia trigeminal karena dikira nyeri berasal dari saraf gigi," ujar dr. Tyo.
Seiring informasi yang semakin luas dan awareness terhadap penyakit ini semakin meningkat, diharapkan semakin banyak pasien yang diterapi dan terbebas dari nyeri. Neuralgia trigeminal bisa ditangani dengan operasi atau intervensi lainnya.
Ada beberapa metode pengobatan untuk neuralgia trigeminal:
1. Obat-obatan
Pengobatan biasanya dimulai dengan pemberian obat antikejang yang bisa meredakan nyeri saraf. Obat penghilang nyeri biasa tak mampu meredakan nyeri neuralgia trigeminal. Namun, seiring waktu, beberapa pasien mungkin tidak lagi merespons pengobatan, atau mengalami efek samping yang tidak menyenangkan seperti merasa sangat mengantuk atau pusing sempoyongan. Bagi pasien ini, terdapat beberapa pilihan pengobatan lain yang lebih agresif.
2. Bedah mikro
Bedah mikro sebagai tindakan utama untuk mengatasi penyebab penyakit (terapi kausatif) adalah operasi dekompresi mikrovaskular (Micro-Vascular Decompression/ MVD Surgery). Prosedur ini dilakukan dengan pemindahan atau pengangkatan pembuluh darah yang menyentuh saraf trigeminal untuk menghentikan kerusakan saraf sehingga menghilangkan nyeri.
Operasi bedah mikroskop ini dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf, di mana hanya dibuat sayatan kecil di belakang telinga pada sisi wajah yang terkena. Melalui lubang kecil di tengkorak, dokter bedah saraf akan memisahkan dan memindahkan arteri yang bersentuhan dengan saraf trigeminal dan menempatkan bantalan lembut Teflon yang terbuat dari PTFE (Poly Tetra Fluoro Ethylene) sebagai penahan. Bahan ini aman secara medis untuk digunakan pada manusia.
Dekompresi mikrovaskular memiliki angka keberhasilan yang tinggi dan bisa menghentikan atau mengurangi nyeri selama bertahun-tahun, bahkan membuat pasien bebas dari nyeri. Hanya sedikit pasien yang mengalami kambuh dalam 3 hingga 5 tahun setelah operasi.
3. Suntik
Tindakan alternatif lain untuk mengatasi nyeri neuralgia trigeminal adalah dengan tindakan intervensi nyeri perkutan. Tindakan ini mengatasi nyeri wajah dengan cara membuat cedera minimal terkontrol pada ganglion (pangkal) saraf trigeminal yang berlokasi di dasar tengkorak. Diperlukan jarum Tindakan ini menurunkan sensitivitas saraf terhadap sinyal rasa sakit. Daerah wajah yang nyeri akan dibuat baal atau kebas sementara.
Tindakan intervensi nyeri perkutan ini meliputi prosedur Percutaneous Radio Frequency Rhizotomy (PRFR) dan Percutaneous Balloon Compression (PBC). Kedua tindakan ini membutuhkan jarum khusus yang dengan panduan sinar X akan ditusukkan melalui pipi sisi wajah yang sakit ke lokasi ganglion saraf trigeminal di dasar tengkorak.
Jika PRFR sebabkan lecet saraf dengan memanfaatkan energi panas listrik radiofrekuensi dan bersifat selektif (sebabkan baal pada satu atau dua daerah persarafan) sedang PBC menggunakan energi mekanik tekanan balon khusus yang bersifat non selektif (sebabkan baal di setengah wajah).
"Kedua prosedur perkutan ini merupakan alternatif penting selain operasi MVD karena keberhasilan bebas nyeri pasca prosedur yang juga cukup memuaskan, bisa bertahan bulanan sampai tahunan, serta bisa dilakukan berulang dengan risiko yang lebih rendah. Menjadi pilihan bagi mereka yang tidak siap atau gagal pasca operasi MVD, kondisi medis berat serta pada wanita hamil penderita neuralgia trigeminal dengan nyeri luar biasa tak tertahankan," jelas dr. Tyo.
Semua metode terapi tersebut bisa dilakukan di RS. Pusat Otak Nasional. Operasi neuralgia trigeminal ditanggung BPJS, namun waktu antrian lumayan lama, sekitar 3 bulan. Tim dokter di RS PON untuk penanganan penyakit ini berasal dari tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis neurologi divisi saraf tepi dan cefalgia, bedah saraf, dokter gigi berpengalaman, radiologi, anestesi, ahli gizi klinik, serta tenaga keperawatan dan psikolog. (AY)