Gejala Bell’s palsy yang muncul dapat berbeda-beda dari tiap individu dan dapat terjadi secara tiba-tiba (mendadak). Hal ini karena daya tahan seseorang dapat berbeda-beda satu sama lain. Seseorang dapat merasa baik-baik saja sebelum tidur malam, namun keesokan paginya, sudah terjadi kelumpuhan pada otot wajah. Namun, ada juga yang merasakan nyeri pada bagian belakang telinga 1-2 hari sebelum terjadinya kelumpuhan otot wajah atau penurunan pendengaran.
Adapun gejala-gejala yang mungkin terjadi pada kondisi Bell’s palsy antara lain:
- Tidak dapat menutup mata atau berkedip
- Air mata keluar lebih banyak atau sebaliknya, air mata berkurang sehingga mata menjadi kering.
- Mengeluarkan air liur berlebih
- Kesulitan untuk menguyah makanan, minum, tersenyum, dan berbicara
- Penurunan sensitivitas indra pengecap terhadap rasa
- Berkedut pada bagian wajah
- Nyeri atau kebas pada bagian belakang telinga
- Sensitif terhadap suara
- Bentuk mulut dan mata menjadi asimetris
Perlu diketahui juga bahwa gejala yang muncul pada kondisi Bell’s palsy dapat terjadi hanya pada satu sisi bagian wajah saja. Kelumpuhan atau pelemahan otot wajah pada umumnya akan mencapai puncaknya dalam 2-3 hari. Namun, akan mengalami perbaikan pada beberapa minggu setelahnya. Pada umumnya, proses recovery akan berlangsung dalam kurun waktu 3 bulan atau lebih lama pada seseorang yang sudah pernah mengalami kondisi Bell’s palsy sebelumnya. Kondisi Bell’s palsy ini dapat juga bersifat permanen, namun kondisi ini jarang terjadi. Umumnya gejala yang muncul tidak berbahaya, namun bisa menjadi keluhan yang serius ketika gejala tersebut tidak ditangani secara tepat.
Komplikasi yang akan muncul dapat berupa:
a. Gangguan mata Bell’s palsy yang berdampak terhadap kondisi mata, menyebabkan muncul komplikasi gangguan pada jaringan mata, meliputi nyeri bola mata, gangguan penglihatan,dan mata keruh.
b. Gangguan rongga mulut. Komplikasi Bell’s palsy pada rongga mulut dapat meliputi kesulitan mengunyah makanan, tidak bisa minum, kesulitan berbicara. Pada kondisi Bell’s palsy, umumnya bentuk mulut pasien akan miring menyerupai gejala stroke, namun demikian kondisi ini bukan merupakan kondisi stroke.
c. Gangguan otot wajah. Kondisi Bell’s palsy menyebabkan terjadinya pelemahan otot wajah sehingga wajah sering berkedut dan tidak mampu menopang wajah pada posisi yang seharusnya. Hal ini menyebabkan wajah akan melorot sebelah. Penurunan status gizi Komplikasi kondisi Bell’s palsy yang berdampak pada indra pengecap menyebabkan penurunan sensitifitas lidah untuk merasakan rasa. Kondisi ini berhubungan dengan penurunan berat badan dan status gizi seseorang yang disebabkan adanya penurunan nafsu makan.