Saat ini diperkirakan ada 530 juta orang dewasa di seluruh dunia yang menderita diabetes, di mana sekitar 98% adalah diabetes tipe 2. Angka ini terus meningkat, termasuk di Indonesia. Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan mengungkap, terjadi peningkatan prevalensi penyakit  diebetes melitus pada penduduk umur di atas 15 tahun berdasarkan hasil pengukuran kadar gula darah.


Pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 tercatat, prevalensi diabetes Indonesia mencapai 10,9%. Kini, di tahun 2023, prevalensinya naik mencapai 11,7%. Kita tentu tidak ingin menjadi salah satunya kan? Lakukan pencegahan mulai sekarang!


Menurut WHO, diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang seiring waktu menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf.


Diabetes yang paling umum adalah diabetes tipe 2, biasanya terjadi pada orang dewasa, terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin.


Dalam 3 dekade terakhir, prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat secara dramatis di negara-negara dengan semua tingkat pendapatan, tidak hanya di negara maju namun juga di negara berpenghasilan menengah dan rendah.


WHO sendiri menargetkan secara global untuk menghentikan peningkatan diabetes dan obesitas pada tahun 2025. Sayangnya, harapan tersebut nampaknya dulit terwujud. Saat ini saja, diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian setiap tahunnya. Jumlah kasus dan prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir.


Hindari Penyebab Diabetes

Terlalu banyak gula dalam darah menyebabkan diabetes, apa pun jenisnya. Namun, alasan mengapa kadar glukosa darah tinggi berbeda-beda tergantung pada jenis diabetesnya. Penyebab utama diabetes tipe 2 adalah resistensi insulin. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel di otot, lemak, dan hati tidak merespons insulin sebagaimana mestinya. Beberapa faktor dan kondisi berkontribusi terhadap berbagai tingkat resistensi insulin, termasuk obesitas, kurangnya aktivitas fisik, pola makan, ketidakseimbangan hormon, genetika, dan obat-obatan tertentu.


Bagaimana cara mencegah diabetes?

Kita tidak dapat mencegah diabetes tipe 1 yang merupakan penyakit autoimun dan genetik. Namun ada beberapa langkah yang dapat ita lakukan untuk menurunkan risiko terkena pradiabetes, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional, antara lain:

- Makan makanan yang sehat, seperti diet Mediterania.

- Aktiflah secara fisik. Lakukan olahraga 30 menit sehari setidaknya lima hari seminggu.

- Berusahalah untuk mencapai berat badan yang sehat.

- Kelola stres dengan baik.

- Batasi asupan alkohol.

- Tidur yang cukup (biasanya 7 hingga 9 jam) dan dapatkan pengobatan untuk gangguan tidur.

- Berhenti merokok.


Penting untuk diperhatikan bahwa ada beberapa faktor risiko diabetes yang tidak dapat kita ubah, seperti genetika/riwayat keluarga, usia, dan ras. Tapi dengan memahami bahwa diabetes tipe 2 adalah kondisi kompleks yang bisa menimbulkan komplikasi berat di semua organ tubuh, maka tidak ada cara lain selain mencegahnya dari sekarang.


Referensi:

Katadata. prevalensi-diabetes-indonesia-naik-jadi-117-pada-2023

WHO. diabetes