Tujuan utama perawatan medis untuk angioedema adalah mengurangi dan mencegah pembengkakan, juga untuk mengurangi ketidaknyamanan dan komplikasi.
Sebagian besar obat yang digunakan untuk mengobati urtikaria dan anafilaksis juga digunakan dalam pengelolaan berbagai jenis angioedema. Epinephrine harus digunakan saat dicurigai adanya laringeal angioedema.
1. Farmakoterapi
Obat yang digunakan dalam pengelolaan angioedema meliputi:
• Agen agonis alfa dan beta-adrenergik (misalnya epinephrin)
• Antihistamin generasi pertama (misalnya diphenhydramine, chlorpheniramine, cyproheptadine, hydroxyzine hydrochloride)
• Antihistamin generasi kedua (misalnya, cetirizine, desloratadine, fexofenadine, levocetirizine, loratadine)
• Antagonis Histamin H2 (misalnya, ranitidin, simetidin)
• Antagonis reseptor leukotrien (misalnya montelukast, zafirlukast)
• Antidepresan trisiklik (misalnya, doxepin)
• Kortikosteroid (misalnya prednison, metilprednisolon, prednisolon)
• Turunan androgen (misalnya, danazol, oxandrolone), pil KB berbasis progesteron
• Agen antifibrinolitik (misalnya asam aminokaproat, asam traneksamat)
• Imunomodulator (misalnya siklosporin, mikofenolat, metotreksat,)
• Agen yang digunakan dalam merawat konsentrat C1INH-HAE: C1 INH, ecallantide, dan icatibant.
2. Bedah
Pada kasus edema laring yang parah, jalan napas bedah harus dibuat melalui cricothyrotomy atau tracheotomy.